PENDAHULUAN DESKRIPSI PROYEK ELABORASI TEMA ANALISIS KONSEP PERANCANGAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ELABORASI TEMA

I.7. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang proyek maksud dan tujuan masalah perancangan, metoda pendekatan, lingkupbatasan kajian, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang terminologi judul, lokasi, dan tinjauan fungsi. Secara umum mencakup pengertian Floriculture Research Market Centre, fungsinya, lingkup pelayanannya, eksistensinya terhadap perkembangan ekonomi dan pariwisata. Sedangkan secara khusus mencakup lokasi, luas lahan, peraturan bangunan, luas dan ketinggian bangunan, pemilik, sumber dana dan kelengkapan fasilitas. Lalu membahas tentang program kegiatan, kebutuhan ruang dan studi banding proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang tinjauan teoritis pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi banding tema sejenis.

BAB IV ANALISIS

Bab ini membahas tentang analisis kondisi lingkungan yang mencakup lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain- lain. Lalu membahas tentang analisis fungsional yang mencakup organisasi ruang, pemintakan, program ruang, dan persyaratan teknis, untuk kemudian ditarik kesimpulan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep-konsep dasar tapak, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep perancangan utilitas bangunan.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar-gambar dan foto-foto hasil perancangan akhir. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. Universitas Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul

Untuk mengartikan “Floriculture Research Market Centre” secara defenitif dapat dilakukan dengan pendekatan makna seagai berikut dengan pembatasan pengertian yang berhubungan dengan keberadaan bisnis bunga di Medan : Floriculture Dalam kamus bahasa Inggris Florikultural disebut ke dalam Floriculture yang artinya adalah pemeliharaan bunga. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bunga yaitu bagian tumbuh-tumbuhan yang akan menjadi buah, indah dan harum baunya. Jika diartikan sebagai sesuatu yang indah, maka dapat dikatakan bahwa sesuatu yang indah itu berfungsi untuk menghiasi. Sehingga defenisi florikultural adalah keragaman bunga dan tanaman hias. Research Menurut kamus ilmiah research adalah penelitian, mengkaji, meneliti. Penelitian dengan kata dasar teliti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cermat, seksama, hati-hati, memeriksa, menyelidiki dengan cermatdan seksama. Sehingga defenisi Research adalah mengungkap, membahas sesuatu dengan tujuan mencari kebenaran dan menerapkan kebenaran tersebut dalam kehidupan. Market Menurut kamus ilmiah Market adalah Pasar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah tempat orang berjual beli, tempat berbagai pertunjukkan, kedai, lingkungan tempat suatu barang dagangan dapat laku. Sehingga defenisi Market dalam hal ini adalah wadah tempat penjualan bunga dan tanaman hias. Centre  Menempatkan untuk fasilitas tertentu.  Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi  Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan Universitas Sumatera Utara  Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi. II.1.1. Pengertian Floriculture Research Market Centre Floriculture Research Market Centre adalah wadah yang menjadi pusat dilakukannya kegiatan penelitian dan pengembangan, promosi, penjualan, dan kegiatan- kegiatannya lainnya yang menunjang seperti, seminar, pengajaran, wisata dan sebagainya.

II.1.2. Fungsi Floriculture Research Market Centre

Adapun fungsi-fungsi yang dapat ditampung dalam proyek ini, yaitu : 1. Tempat untuk meneliti varietas-varietas bunga yang baru 2. Wadah atau tempat untuk memamerkan bunga dalam dan luar negeri 3. Wadah informasi jual beli bunga 4. Tempat untuk menyimpan dan merawat bunga dalam dan luar negeri 5. Tempat untuk berekreasi 6. Tempat untuk mengadakan seminar tentang dan kursus merangkai bunga atau kegiatan lain yang menunjang proyek ini 7. Tempat untuk pelanggan bunga Dengan memenuhi berbagai kebutuhan di atas maka diharapkan proyek ini dapat menjalankan fungsinya sebagai pusat penelitian dan pemasaran bunga dan tanaman hias di Sumatera Utara khususnya.

II.1.3. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan “Floriculture Research Market Centre” ini meliputi sarana pengetahuan pendidikan, promosi, perdagangan, dan rekreasi yang bersifat nasional dan internasional. Serta terbuka bagi seluruh lapisan masyarkat dari semua golongan usia. Lingkup pelayanan adalah seluruh pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Diharapkan melalui wadah ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan lingkungan hidup. Universitas Sumatera Utara II.2. Tinjauan Umum II.2.1. Tinjauan Tentang Ekowisata Wisata alam telah dipecah ke dalam beberapa kategori, diantaranya ekowisata, penggunaan hutan belantara, perjalanan petualang dan car-camping. Wisata alam merupakan jenis kegiatan rekreasi wisata yang memanfaatkan alam, seperti danau, gunung, hutan, dsb. Adapun prinsip dari pengembangan ekowisata menurut The Ecotourism Society, yaitu: 1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat. 2. Pendidikan konservasi lingkungan Yaitu, mendidik wisatawan dan masyarakat setempat akan pentingnya arti konservasi. Proses pendidikan ini dapat dilangsungkan di alam. 3. Pendapatan langsung untuk kawasan Yaitu, mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan manajemen pengelolaan dan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan. Retribusi dan conservation tax dapat dipergunakan secara langsung untuk membina, melestarikan dan meningkatkan kualitas pelestarian alam. 4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan Yaitu, masyarakat diajak dalam perencanaan pengembangan ekowisata. Demikian pula dalam pengawasan, peran masyarakat diharapkan ikut secara aktif. 5. Penghasilan masyarakat Yaitu, keuntungan secara nyata terhadap ekonomi masyarakat dari kegiatan ekowisata mendorong masyarakat menjaga kelestarian kawasan. Universitas Sumatera Utara 6. Menjaga keharmonisan dengan alam Yaitu, semua upaya pengemabangan termasuk pengembangan fasilitas dan utilitas harus tetap menjaga keharmonisan dengan alam. Apabila ada upaya disharmonize dengan alam akan merusak produk ekologis ini. 7. Daya dukung lingkungan Yaitu, pada umumnya lingkungan alam mempunyai daya dukung yang lebih rendah dengan daya dukung kawasan buatan. 8. Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap Negara Yaitu, apabila suatu kawasan pelestarian dikembangkan untuk ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh Negara atau pemerintah daerah setempat.

II.2.2. Jenis Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata utama didalam rencana dibagi menjadi 3 program, yaitu: 1. Kegiatan wisata pengetahuan pendidikan. Berupa kegiatan wisata yang dilakukan baik di alam terbuka maupun di dalam bangunan untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan tentang dan sumber daya alam yang ada di lokasi, keanekaragaman hayati: khususnya Tanaman Hias, dan lingkungan fisik sekitarnya. 2. Kegiatan wisata konvensi Kegiatan wisata dengan batasan usaha jasa konvensi, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang usahawan, cendikiawan dan sebagainya untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah konvensi, lokakarya, seminar, rapat dan acara pertemuan yang dapat dipesan berkelompok dengan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka sambil berwisata. 3. Kegiatan wisata rekreasi Berupa rekreasi di alam terbuka sambil menikmati keindahan, keunikan, kesejukan, gejala, dan panorama lainnya. Universitas Sumatera Utara Komposisi program kegiatan wisata yang disediakan kurang lebih : 15 kegiatan wisata pendidikan, 25 kegiatan wisata konvensi, 60 kegiatan wisata rekreasi. II.2.3. Eksistensi Project II.2.3.I. Terhadap Perkembangan Ekonomi Berbicara mengenai pengembangan komoditi florikultural di Indonesia kita harus mengakui secara jujur bahwa pengembangan komoditi eksport bunga negara kita relatif tertinggal dibanding negara tetangga seperti Thailand. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kebijaksanaan pemerintah, selama Pelita I sampai Pelita VI yang selalu memfokuskan pada usaha swaswmbada beras. Sehingga pengembangan komoditi bunga kurang menjadi perhatian. Jika dilihat dari potensi dan peluang pasar, maka komoditi florikultural mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di masa mendatang. Penduduk kota yang terus meningkat dan bersamaan dengan pendapatan yang terus membaik, serta berkembangnya industri pariwisata dengan pengembangan hotel-hotel dan rumah-rumah makan di beberapa kota besar Indonesia dan dunia memberikan dampak positif terhadap komoditi ini. Produksi tanaman hias pada tahun 2004 meningkat sebesar 26,5 persen dibandingkan tahun 2003. Peningkatan yang terbesar terjadi pada produksi bunga gladiol, yang pada tahun 2004 meningkat hampir satu setengah kali lipat dibandingkan produksi tahun 2003. Peningkatan ini terutama didorong oleh permintaan pasar domestik dan ekspor yang sangat tinggi Tabel 1. Tabel 1. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia tangkai No Komoditas 2002 2003 2004 1 2 3 Anggrek Gladiol Krisan T O T A L 4.995.735 10.876.948 25.804.630 41.677.313 6.904.109 7.114.382 27.406.464 41.424.955 8.027.720 16.686.134 27.683.449 52.397.303 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura Tahun Tanaman Hias Sayur- Sayuran Buah- Buahan Aneka Tanaman Total Volume ton 2001 16.662 146.753 188.040 1.515 352.970 2002 19.905 157.568 225.365 2.162 405.000 2003 14.671 133.042 189.648 2.774 340.135 2004 15.427 114.855 210.182 3.668 344.132 Nilai Ribu USD 2001 9.834 63.084 100.629 2.108 175.655 2002 12.134 56.942 138.373 2.211 209.660 2003 13.871 59.240 131.500 3.341 207.952 2004 14.446 59.465 122.836 3.630 200.377 Sumber data tersebut membuktikan bahwa bisnis dan industri bunga dan tanaman hias cukup besar pengaruhnya bagi pertumbuhan ekonomi bangsa dan sudah seharusnya selalu dikembangkan sesuai tema proyek ini yang bergerak di bidang florikultural. Sektor industri dan bisnis bunga yang dikemas dalam kemasan pariwisata edukatif.

II.2.3.2. Terhadap Perkembangan Pariwisata

Sebagai wadah penelitian dan pengembangan tanaman hias yang membutuhkan banyak ruang-ruang terbuka menjadikan tempat ini juga sarana rekreasi yang menunjang kepariwisataan dalam negeri. Menurut Ir. Yos Sutiyoso dalam buku Flora Indonesia Untuk Lingkungan Hidup mengatakan bahwa dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut “atraksi” atau lazim juga disebut SumberSource : BPS Provinsi Sumatera UtaraBPS-Statistics of Sumatera Utara Province Universitas Sumatera Utara sebagai objek wisata. Atraksi disini dapat berupa potensi alam yang indah dan objek-objek buatan manusia. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki alam flora dan fauna yang merupakan perpaduan dunia barat dan timur, sehingga hal ini menjadikan negara kita kaya akan flora dan fauna bercirikhas tersendiri. Ciri khas inilah yang menjadikan bunga tanaman hias Indonesia digemari oleh masyarakat Eropa. Karena bunga tanaman hias Indonesia dianggap memiliki eksotik yang tinggi. Sekarang saja telah banyak objek wisata yang topik kunjungannya adalah flora, kebun, taman sentra produksi, pusat budidaya bunga nursery dan sebagainya yang mendapat kunjungan yang cukup meriah. Apalagi dihari-hari mendatang objek-objek tersebut mendapat peningkatan kualitas, menurut Noman S. dalam buku Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Pradya Paramita. World Tourism Organization WTO memprediksi Special Interest Tourism akan tumbuh 15 pertahun sampai dengan tahun 2000 dan setelah itu tingkat pertumbuhan dapat mencapai 30 -40. Hal ini menunjukkan sektor pariwisata mempunyai masa depan yang cerah sebagai penghasil devisa terbesar. Dan dalam project ini bahkan lebih menguntungkan karena benar-benar memanfaatkan potensi alam Indonesia dalam hal flora. II.2.4. Tinjauan TerhadapTanaman Hias II.2.4.1. Pengertian Tanaman Hias Tanaman adalah makhluk hidup yang selalu tumbuh dan berkembang. Setiap tanaman memiliki ciri dan karakter sendiri yang membuatnya berbeda satu dengan yang lainnya. Keindahan dan keunikan suatu tanaman membuat tanaman tersebut menjadi popular,dicari oleh banyak orang, memiliki harga yang tinggi, dan diinginkan `kehadirannya dalam sebuah taman. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasanbusana, atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias. Ga m ba r I I .1 . Pet unia dit anam di pot un t uk m em p erindah r uangan. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga warna dan aroma, daun, buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai tanaman hias. Dalam arsitektur lansekap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi pertimbangan yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah habitat alami yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya. Dalam pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta tanaman penaung di ruang terbuka. Karena tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya 1 .

II.2.4.2. Struktur Tanaman Hias

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam : 1. Jaringan meristem 2. Jaringan dewasa 1.http:id.wikipedia.orgwikiTanam an_hias Universitas Sumatera Utara ORGAN TUMBUHAN Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun. Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun. 1 AKAR Asal akar adalah dari akar lembaga radix, pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela. 1.1. Fungsi Akar a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut 2 BATANG Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya Ga m ba r I I .2 . St ru kt u r t anam an Universitas Sumatera Utara

2.1. Batang Dikotil Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan

selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

2.2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang Cordyline sp dan pohon Nenas seberang Agave sp 3 DAUN Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.

3. Jaringan Pembuluh

Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun. Universitas Sumatera Utara Ga m b a r I I .3 . Jaringan daun II.3. Tinjauan Khusus II.3.1 Tinjauan Rumah Kaca Istilah green house berasal dari kata green yang berarti hijau dan house yang berarti rumah. Karenanya, istilah itu bisa diterjemahkan sebagai rumah hijau. Selain itu, penamaan ini juga disebabkan oleh adanya tanaman yang ditanam di dalamnya yang terlihat hijau dari luar karena dinding green house yang tembus pandang tembus cahaya, dengan memanfaatkan radiasi matahari untuk pertumbuhan tanaman. Pengertian green house di negara 4 musim pada umumnya mengacu pada suatu bentuk naungan dengan atap kaca. Green house tersebut biasanya dibuat permanen dari bahan-bahan yang kuat dan awet, serta dilengkapi dengan peralatan canggih seperti heater, blower, alat penyiram otomatis, dan lainnya. Green hosue dapat menciptakan iklim mikro yang diinginkan. Di daerah tropis, green house berfungsi sebagai pelindung tanaman terhadap curah hujan dan sinar matahari yang berlebihan.

II.3.1.1 Gambaran umum Green House

Iklim mikro yang diinginkan pada sebuah greenhouse juga bertujuan untuk meningkatkan hasil budidaya tanaman baik secara kualitas maupun kuantitas. Sebuah rumah kaca pada daerah subtropis harus dilengkapi dengan alat pengatur iklim, sedangkan di daerah tropis seperti Indonesia, yang harus dipenuhi oleh sebuah green house adalah Universitas Sumatera Utara melindungi tanaman dari guyuyran hujan, tiupan angin secara langsung, dan intensitas sinar matahari yang berlebihan. Lebar standar untuk sebuah rumah kaca komersil berdasarkan penelitian di Belanda adalah 3.2 m, 6.4 m, 9.6 m, dan seterusnya. Ukuran ini dinilai efisien dari segi produktivitas dan kenyamanan kerja. Selain itu, dengan ukuran tersebut penggunaan rumah kaca dapat bersifat fleksibel yaitu dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman, seperti tanaman buah, bunga ataupun sayuran. Rumah kaca yang berbentuk rumah lebih cocok diterapkan pada daerah yang bersuhu panas, karena mempertimbangkan pertukaran udara dalam ruangan melalui lubang ventilasinya. Sedangkan pada daerah tinggi dengan suhu udara yang relatif dingin, rumah kaca sebaiknya berbentuk hanggar. Green house lebih efektif diterapkan pada daerah dengan topografinya yang rata, karena mempertimbangkan produksi pembuatan rumah kaca lebih mudah dan murah di daerah yang topografinya rata daripada daerah yang bergelombang, selain itu juga mempertimbangkan penerimaan cahaya matahari yang lebih merata. Yang utama dari pembangunan green house adalah harus mendapatkan sinar matahri yang cukup dari pagi sampai sore, ini berarti bahwa green house tidak boleh terhalang oleh bangunan yang lain, ataupun rindangan pohon yang dapat menghalangi cahaya matahari. Selain itu bahan atap green house tidak hanya dapat dibuat dari kaca, salah satu pertimbangannya adalah biaya. Pemilihan bahan untuk atap juga bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman terhadap iklim yang berbeda terutama kebutuhan sinar matahari. Klasifikasi Green House berdasarkan materialnya:  Green House Kaca Green house kaca mempunyai kelebihan dari green house dengan materialnya yang lain, kelebihannya adalah awet, tahan terhadap curah hujan dan sinar matahari, kuat dan bersifat permanen. Namun green house kaca biayanya lebih mahal, maka penggunaannya juga terbatas. Misalnya utuk kegiatan penelitian. Jenis kaca pada umumnya yang sering Universitas Sumatera Utara digunakan di Indonesia adalah yang mempunyai ketebalan 2-5 mm yang dapat menyerap sinar matahari 80. Penggunaan kaca untuk atap mempunyai beberapa kelabihan. Salah satu kelebihannya adalah mampu meneruskan cahaya matahari yang diterimanya dengan persentase cukup tinggi. Dari 100 sinar matahari yang diterima kaca, bagian terbesar diteruskan 90-92 dan sebagian dipantulkan 8-10. Selain itu dapat mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk, atap kaca juga mempunyai sifat selektif terhadap spektrum cahaya tertentu, sekaligus dapat mengurangi permeabilitasnya. Dengan demikian, akan terbentuk iklim mikro yang khas.  Green House Plastik Jenis rumah kaca ini sering digunakan untuk kepentingan komersial, karena materialnya yang murah namun dapat juga digunakan untuk melindungi tanamannya yang di dalamnya dari faktor-faktor iklim. Jenis plastik yang digunakan antara lain plastik UV, plastik film, polyethylene, polyethylene terepthalate, PVC polyvinyl Chloride, rigid PVC, PVF polyvinyl Flouride, FRP fiberglass reinforced plastic, dan sebagainya. Dan yang sering digunakan di Indonesia adalah jenis plastik UV dan fiberglass. 1. Plastik fiberglass Intensitas sinar matahari yang diteruskan plastik jenis ini adalah 80. Jenis plastik UV yang umumnya diperdagangkan di Indonesia untuk kebutuhan greenhouse adalah UV 6 , 8, dan 12 dengan ketebakan sekitar 0,15 mm. 2. Fiberglass serat kaca Jenis plastik ini terbuat dari akrilik atau polyester. Seperti jenis plastik lain, fiberglass juga transparan dan tahan terhadap pelapukan bahkan oleh bahan kimia sekalipun. Dalam pemakaiannya, fiberglass relatif lebih tahan dari bahan lainnya.  Green House Paranet Paranet terbuat dari bahan yang mengandung polyethylene dan dibuat dengan cara dianyam. Sebenarnya paranet lebih sering digunakan sebgai shading peneduh tanaman Universitas Sumatera Utara untuk mengurangi sinar matahari yang diterima. Paranet untuk atap dapat diterapkan pada green house kaca. Di Indonesia paranet banyak digunakan sebagai atap ledhouse yaitu bangunan pelindung tanaman. Jenis Paranet yang diperdagangkan antara lain paranet 55, 65, dan 75.  Green House Asbes Keuntungannya adalah mudah untuk mendapatkannya dibanding dengan kaca, asbes memiliki resiko yang lebih rendah. Namun, sifat asbes yang meyimpan panas dalam waktu lama menyebabkan bahan ini tidak dapat dipakai untuk melindungi seluruh jenis tanaman. Hanya tanaman yang panas saja yang dapat diletakkan di dalamnya. sumber : Yustina Erna Widyastuti,1996, GreenHouse rumah untuk tanaman, Jakarta: Penebar Swadaya

II.3.2 Sistem Hidroponik

Tanah biasanya digunakan sebagai media tumbuh dari tanaman yang paling mudah didapat. Tanah menyediakan nutrisi, air dan udara serta mineral lainnya bagi tumbuhan untuk menyokong pertumbuhannya. Modifikasi dari tanah sebagai media tumbuh cenderung mahal. Bagaimanapun, ada kalanya tanah menyebabkan beberapa hambatan pertumbuhan serius bagi tanaman. Munculnya penyakit berarti munculnya organisme dan nematoda yang tidak sesuai dengan reaksi tanah, kerusakan drainase, degradasi terhadap erosi, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, pengembangbiakan tanaman secara berkelanjutan telah menghasilkan penurunan kesuburan tanah, yang mana juga mengurangi keberadaan tanah alami subur tempat mikroba tinggal. Situasi ini menghasilkan panen yang buruk dari segi kualitas. Sebagai tambahan, sistem penumbuhan tanaman konvensional di tanah membutuhkan area yang luas dan jumlah air yang sangat besar. Ga m ba r I I .4 . St r u k t u r Tu m bu h a n Universitas Sumatera Utara

II.3.2.1.1 Keuntungan Hidroponik

• Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol • Pemakaian pupuk lebih hemat efisien • Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru • Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standardisasi • Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak. • Hasil produksi lebih kontinu dan lebih tinggi dibanding dengan penanaman di tanah • Bebeberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim • Tidak ada risiko bajir, erosi, kekeringan atau ketergantungan kondisi alam • Tanaman hidrponik dapat dilaukan pada lahan atau ruang yang terbatas seperti atap, dapur atau garasi.

II.3.2.1. Klasifikasi Hidroponik

Tipe utama dari hidroponik adalah pemeliharaan dengan larutan dan pemeliharaan dengan medium. Pemeliharaan dengan larutan tidak menggunakan medium solid pada bagian akar, hanya dialirkan dengan larutan nutrisi. Tiga jenis dari pemeliharaan dengan larutan solution culture yaitu static solution culture, continuous flow solution culture dan aeroponik. Sedangkan untuk pemeliharaan dengan medium memiliki beberapa jenis medium, seperti pasir, kerikil atau rockwool. Ada dua variasi utama dari masing-masing medium, yaitu subirigasi dan irigasi. Untuk semua teknik, media tumbuh terbuat dari plastik atau material lain seperti beton, metal, dan kayu yang tidak dapat dimasuki cahaya untuk mencegah algae tumbuh di larutan nutrisi. Ga m ba r I I .5 . M e di a H i dr opon i k Universitas Sumatera Utara Ada banyak jenis teknik hidroponik yang telah dikembangkan. Berikut merupakan faktor-faktor dari pemilihan teknik yang ada, yaitu: • Ruang dan bahan-bahan yang ada • Ekspektasi produktivitas • Medium tumbuh yang sesuai dan tersedia • Kualitas produksi yang diharapkan – warna, wujud, dan lainnya. 1. LIQUID ATAU SOLUTION CULTURE Metode Sirkular Larutan nutrisi dipompakan melalui sistem akar tanaman. Kelebihan larutan akan dikumpulkan kembali, diisi ulang dan digunakan kembali. • Nutrient Film Technique NFT NFT merupakan sistem hidroponik dimana akar tanaman langsung diberikan larutan nutrisi. Sebuah lapisan tipis film 0.5 mm larutan solusi dialirkan pada saluran-saluran tempat tumbuhan diletakkan. Saluran tersebut terbuat dari bahan flexibel, dan letak tanaman berada ditengah. Panjang maksimal dari saluran tersebut adalah 5 – 10 meter dan diletakkan miring. Larutan nutrisi dipompakan pada bagian tertinggi dari saluran sehingga larutan tersebut akan mengalir sesuai dengan gaya gravitasi ke bagian yang lebih rendah dan membasahi akar. Sistem ini telah mengalamai beberapa modifikasi sehingga dapat menggunakan bahan lain selain lembaran tipis film Ga m ba r I I .6 . H i dr o pon ik sist e m N FT Universitas Sumatera Utara  Deep Flow Technique DFT – sistem Pipa Sesuai dengan namanya, 2-3 cm larutan nurtrisi dialirkan didalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, dimana tanaman dengan pot-pot plastik telah diletakkan juga diantaranya. Pot plastik tersebut mengandung material tumbuh dan bagian bawahnya mengenai larutan nutrisi yang mengalir didalam pipa. Pipa PVC dapat diatur dan disusun dalam bentuk linear ataupun zig-zag, gergantung dari tipe tanaman. Ga m ba r I I .7 . H i dr o pon ik sit e m de n a n m e dia l e m ba r a n t ipis film Universitas Sumatera Utara Tanaman dikembangkan dalam pot berpori yang terbuat dari plastik dan letaknya dicocokkan dengan lubang yang dibuat pada pipa PVC. Sekam dan sabut atau campuran dari keduanya dapat digunakan sebagai material tumbuh untuk mengisi pot plastik tersebut. Ketika larutan yang sudah digunakan kembali ke tank larutan nutrisi, larutan nutrisi tersebut akan dianginkan. Pipa PVC harus memiliki lubang tetes antara 30 – 40. Cat berwarna putih dapat membantu sistem ini untuk menghalangi panas. Ga m ba r I I .8 . b e r ba g a i m a ca m pot y a n g di gu n a k a n pa d a h idr o pon ik Universitas Sumatera Utara Metode non sirkular • Teknik Penetesan akar Pada teknik ini, tanaman tumbuh dalam pot kecil berisi sedikit media tumbuh. Pot-pot tersebut direndamkan sekitar 2 – 3 cm di dalam larutan nutrisi. Sejumlah akar akan tercelup didalam larutan tersebut, sementara sejumlah akar yang lain akan tergantung di atas larutan sehingga absorpsi air dan udara akan terjadi. Teknik ini mudah dan dapat dikembangkan dengan material yang tersedia. Metode tumbuh “low-tech” ini tidak mahal untuk dibangun dan membutuhkan sedikit perawatan. Sistem ini juga tidak membutuhkan listrik, pompa air, saluran dan lainnya. Untuk penumbuhan tanaman akar seperti umbi dan lobak, medium tumbuh yang digunakan haruslah bersifat lembek. Ga m ba r I I .9 . H i dr o pon ik t e k n ik pe n e t e sa n a k a r Universitas Sumatera Utara • Teknik Terapung Teknik ini sama dengan metode penetesan akar, namun pada sistem ini kontainer yang rendah dengan kedalaman 10cm sudah dapat digunakan. Tanaman dalam pot kecil ditempatkan pada styrofoam atau plat yang ringan dan dibiarkan terapung pada larutan nutrisi yang ada di kontainer dan larutan tersebut secara buatan di anginkan. • Teknik Aksi Kapilaritas Pot tanaman dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan lubang pada bagian bawahnay digunakan dalam sistem ini. Isi pot tersebut dengan media tumbuh yang lembek dan biji tumbuhan diletakkan didalam media tumbuh tersebut. Kemudian pot tersebut diletakkan di kontainer dengan kedalaman rendah yang telah diisi dengan larutan nutrisi.Larutan tersebut akan mencapai bagian dalam medium menuju biji dengan aksi kapilaritas. Aerasi penganinan sangat penting pada teknik ini. Teknik ini sangat sesuai untuk tanaman ornamental, bunga dan tanaman dalam ruangan. Ga m ba r I I .1 0 . H id r opon i k t e k n ik t e r a pu n g Ga m ba r I I .1 1 H idr o pon ik t e k n i k a k si k a pil a r it a s Universitas Sumatera Utara 2. SISTEM SOLID MEDIA CULTURE Teknik ini menggunakan media tumbuh yang solid. Material yang dipilih haruslah bersifat flexibel, rapuh, dan dapat dimasuki oleh air dan udara dengan mudah. Sebagai tambahan, bahan-bahan yang digunakan haruslah bebas dari zat racun, pestisida dan penyakit yang disebabkan mikroorganisme, nematoda dan lainnya. Adapun beberapa material tumbuh yang dapat digunakan yaitu: - Media alami yang non-organik, seperti kerikil - Media alami organik, seperti sekam, serbuk gergaji, serat kelapa, sabut - Media buatan non-organik, seperti rockwool, perlit, vermikulit - Media buatan organik, seperti polyurethane, polypenol, polyether, polyvinyl • Teknik Kantung Gantung sistem terbuka Kantung polythene dengan warna luar putih dan warna dalam hitam dengan panjang 1 meter yang dibentuk silinder dan diisi dengan serat kelapa dapat digunakan. Kantung ini kemudian diikat pada bagian ujungnya dan diikatkan ke pipa PVC kecil dibagian atasnya. Kantung-kantung ini digantungkan secara vertikal dan dari bagian atas dialirkan larutan nutrisi. Oleh karena itu, sistem ini juga dikenal sebagai teknik “verti-grow”. Biji atau material tumbuh yang dikembangkan pada pot dengan pori ditekan ke Ga m ba r I I .1 2 . t e k n ik k a n t u n g ga n t u n g Universitas Sumatera Utara dalam lubang pada sisi kantung gantung. Larutan nutrisi dipompakan ke atas melalui sprinkler mikro yang kemudian mendistribusikan nutrisi ke dalam kantung gantung tersebut. Larutan nutrisi tersebut akan jaduh kebawah bagian kantung gantung dan mengalir kembali ke tank nutrisi.Kantung tersebut tidak berat karena diisi dengan serat kelapa dan dapat digunakan selama dua tahun. Jumlah tanaman per kantung bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya. Sekitar 20 tanaman timun dapat dikembangkan dalam satu kantung gantung. Sistem ini sangat sesuai dengan tanaman sayuran, strawberry dan tanaman dengan bunga kecil. • Teknik Kantung Tumbuh Pada teknik ini, 1 -1.5 meter kantung polythene diisi dengan sabut. Kantung ini memiliki ukuran tinggi sekitar 6 cm dan lebar 18 cm. dan diletakkan pada dua sisi dan membuat area berjalan diantaranya Ga m ba r I I .1 3 . t e k n ik k a n t u n g ga n t u n g p a d a t a n a m a n st r a w b e r r y Ga m ba r I I .1 4 . t e k n ik k a n t u n g t u m bu h Universitas Sumatera Utara • Teknik parit atau Menerus Pada sistem terbuka ini, tumbuhan tumbuh di parit sempit dalam tanah atau diatas tanah yang dibangun dari batu bata atau beton. Kedua parit akan disejajarkan dengan material tahan air untuk memisahkan media tumbuh dengan tanah. Kedalamannya bervariasi tergantung dari jenis tanaman dan minimum harus berukuran 30 cm. • Teknik Pot Teknik ini sama dengan sistem parit, namun media tumbuhnya diisi kedalam pot plastik. Volume kontainer dan media tumbuh tergantung dari kebutuhan tumbuh tanaman dan biasanya berkisar 1 hinga 10 liter. Ga m ba r I I .1 5 . t e k n ik pa r it a t a u m e n e r u s Ga m ba r I I .1 6 . t e k n ik pot Universitas Sumatera Utara 3. TEKNIK AEROPONIK • Teknik pengabutan akar • Teknik pemberian nutrisi dengan pengabutan Aeroponik adalah metode menumbuhkan tanaman, dimana tanaman akan disusun pada lubang –lubang di stryofoam dan akarnya tergantung dalam panel yang berada diantara kedua panel stryofoam. Larutan nutrisi disemprotkan dalam bentuk kabut ke akar-akar tersebut. Pengkabutan dilakukan dalam beberapa detik setiap 2- 3 menit untuk menjaga kelembapan akar. Sistem aeroponik cocok untuk digunakan dalam menumbuhkan salada, bayam dan jenis tanaman sayuran lainnya. II.3.3 Tinjauan Herbatorium II.3.3.1. Pengertian Herbatorium Herbatorium is growing collection of dried or pressed plants that permits us to build knowledge about every known plant species or population, and to assist in the discovery of new species. http:www.sra.ptjarbotinggeneralinfgera.htm Alan Lane dalam bukunya “The Penguin Dictionary of Botany” mendefinisikan Herbarium is a collection of dried pressed plant, mounted on sheets of thin card, a companied by data labels and stored in press-proof wooden or metal cabinets. Smaller organs, including pollen grains, are perfectly preserved in this way, and many other features of the plants e.g. anatomy, morphology, and chemistry maybe retained virtually unaltered. Detailed of floral structure can be observed by boiling or soaking in a wetting Ga m ba r I I .1 7 . Te k n i k a e r o pon ik Universitas Sumatera Utara agent. The data labels, besides giving the plant’s name, usually also include the data and place of collection and the collector’s name. Notes on habitat, local names, and local uses of the plant maybe invaluable in later research for new sources of drugs,etc. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan herbarium adalah bangunan yang mempunyai fungsi sebagai tempat pengawetan tanaman yag diawetkan dengan cara pengeringan ataupun dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat basah, dengan tujuan ada peninggalan spesies tanaman yang diperlukan untuk kemajuan penelitian di bidang tanaman yang dapat juga digunakan untuk kemajuan penelitian di bidang obat-obatan dari tanaman. Dan juga sebagai tempat pengawetan spesies-spesies tanaman yang sudah langka agar terus dapat diawetkan dan dipelihara. Herbarium juga memegang peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan di bidang tanaman. Sistem klasifikasi tanaman juga merupakan informasi yang dapat diberikan oleh herbarium dari nama yang dicantumkan pada label masing-masing tanaman. Tujuan umum Herbatorium 1. Untuk mengawetkan dan menyimpan daftar tanaman untuk tujuan referensi dan perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Untuk memfasilitasi studi identifikasi yang cepat dengan membandingkan antara tumbuhan yang ditemukan di alam dengan tumbuhan koleksi herbatorium dan untuk meneliti kaitan antara tumbuhan yang berbeda. 3. Sebagai sumber yang dapat dipercaya untuk nama yang benar dari tiap spesies botani. Yang membutuhkan referensi dari studi yang lain di dunia tanaman yaitu studi tentang tata nama dan klasifikasi tumbuhan. 4. Untuk membuat data tanaman yang paling komplit dari kingdom tanaman dan macam-macam genetiknya dari berbagai daerah yang berbeda. Tujuan ini digabungkan dengan kemungkinan koleksi yang paling besar dari contoh pembuktian ilmu pengetahuan yang berharga. Dalam prosesnya, lokasi yang tepat dimana masing-masing contoh yang diambil harus dicatat sama baiknya dengan data ekologis dan lingkungannya seperti data ketinggiannya dari permukaan laut, penutup tanah, dan data lainnya. Sebagai kelanjutan dari tujuan di atas harus ada pertukaran pengetahuan dengan herbaria lainnya. Universitas Sumatera Utara 5. Spesimen yang disimpan di herbatorium disediakan sebagai objek studi atau dapat juga dipinjam untuk menjamin setiap tanaman dapat menghasilkan jumlah yang maksimum dari ilmu pengetahuan yang berguna

II.3.3.2. Proses Pembuatan Spesimen Herbarium dan Cara Penyusunan

Proses pembuatan spesimen herbarium adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan contoh tumbuhan langsungan dari alam 2. Proses pengepresan 3. Proses pengeringan yang dilakukan dengan cara memakai oven listrik yang suhunya tetap sekitar 60 ° C 4. Proses pengeplakan mounting yang dilakukan dengan menggunakan isolasi. Bila terjadi kerusakan maka akan diadakan pengeplakan ulang dengan media yang baru 5. Proses terakhir adalah proses penyimpanan material herbarium ke dalam ruang koleksi. Untuk material herbarium yang telah diambil dari ruang koleksi, sebelum dikembalikan terlebih dahulu dimasukkan ke ruang pendingin dengan suhu -20 ° C Koleksi Herbatorium dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Koleksi Khusus, disimpan pada ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan. Koleksi ini disimpan di lemari besi dengan memakai plastik dan map. Penyusunannya dapat diguanakan secara alfabetik dan sistematik. 2. Koleksi Umum, dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis tumbuhan seperti Algae, Fungi, Lichenes, Bryophyta, Pteridophyta, gymnospermae, monocotyledonae, dan dicotyledonae. Yang disusun secara alfabetik berdasarkan kalsifikasinya ataupun daerah asal tanaman tersebut. Material herbarium yang diawetkan dan dikeringkan, disimpan di dalam lemari besi. Sedangkan koleksinya yang basah disimpan dalam botol yang mengandung alkohol dengan kadar 70. Universitas Sumatera Utara Sebagai perawatan agar koleksi tetap awet dilakukan: 1. Spesimen dibawa ke dalam frezeer ataupun dikeringkan berdasarkan jenis koleksinya basah atau kering 2. Pembekuan dilakukan di dalam frezeer selama 3 hari dengan suhu -20 ° C 3. Ruang koleksi dilengkapi dengan jendela kasa untuk menghindari masuknya serangga 4. Spesimen yang sudah dibekukan disimpan dalam kantong plastik berziplock sebelum disimpan dalam lemari 5. Khusus ruang laboratorium biosistematik, temperatur, dan di dalam ruangan harus tetap dijaga. Temperatur yang ideal adalah 20 °-30° C dengan kelembapan ± 55

II.3.4 Tinjauan Laboratorium

Berdasarkan “Time Savers Standard for bulidng Type” membagi fasilitas laboratorium menjadi 4 kelas, yaitu: 1. Laboratorium Kelas A. Laboratorium khusus untuk penelitian ilmu pengetahuan dasar dan penerapannya seperti biologi, kimia, dan fisika. Laboratorium ini dirancang dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi pada penelitian yang sedang dilakukan. 2. Laboratorium Kelas B. Laboratorium yang digunakan untuk penelitiaan yang tidak begitu luas seperti laboratorium kesehatan, sosial, psychiatry, epidemiology

3. Laboratorium Kelas C. Lebih banyak digunakan sebagai fasilitas pelengkap

seperti untuk gudang barang, kandang, dan juga laboratorium untuk bengkel pesawat. 4. Laboratorium Kelas D. Jenis laboratorium ini adalah untuk penelitian tertentu yang memerlukan lingkungan tersendiri. Laboratorium jenis ini hanya memiliki satu jenis penelitian seperti penelitian biotron, betatron, ruang hyperbaric, dll. Universitas Sumatera Utara Jenis laboratorium yang digunakan pada proyek ini adalah Laboratorium Kelas A, yaitu laboratorium yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang biologi khususnya untuk tanaman.

II.3.4.1. Persyaratan Bangunan Laboratorium

Dalam “ Himpunan Peraturan Pengelolaan Lingkungan Hidup” menyebutkan bahwa persyaratan bangunan berdasarkan atas: a. Jenis kegiatan dan beban Laboratorium b. Jenis, dimensi dan jumlah peralatan c. Jumlah sumber daya manusia laboratorium d. Faktor keselamatan e. Jarak meja analisis dan koridor f. Memperhatikan rencana pengembangan Laboratorium g. Lantai Laboratorium harus memenuhi persyaratan: 1. Permukaannya rata dan halus serta kedap air 2. Tidak bereaksi dengan bahan kimia yang digunakan 3. Mempunyai daya tahan struktur dan mekanik yang cukup kuat 4. kompatibel dengan cara kerja di Laboratorium dan keamanan personil 5. Anti slip 6. Sambungan papan sebaiknya dihindari, namun bila harus juga digunakan maka perlu ditutup dan terhindar dari penerasi bahan berbahaya 7. Perlu dibuat dan dirancang lubang di lantai untuk mengantisipasi seandainya terjadi tumpahan cairan. 8. Resiko terjadinya tumpahan cairan mungkin tidak dapat dihindari oleh karena itu sambungan antara lantai dan dinding dan tiang yang terbuka, harus dibuat saluran kecil untuk mempermudah pembersihan Universitas Sumatera Utara h. Dinding di area kerja laboratorium harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Permukaannya rata dan halus serta kedap air 2. Tidak bereaksi dengan bahan kimia yang digunakan 3. Mudah dibersihkan i. Langit-langit area kerja Laboratorium harus mempunyai konstruksi yang kuat, permukaan yang halus, tidak menyerap bahan kimia, dilapisi eternit, dicat dengan bahan cat yang halus dan mudah dibersihkan serta berwarna terang. j. Lemari asam, digunakan untuk keamanan bagi pelaksana laboratoium saat melakukan pekerjaanya dan juga untuk personil laboratorium lainnya. Secara teknis, alat ini bekerja dengan cara menangkap uap, mengencerkannya, dan membuang semua resid yang bisa menyebabkan kontaminasi udara, khususnya yang mennadung bahan berbahaya. Efisiensi dan keamanan dari alat ini tergantung pada kelancaran udara yang masuk, daya tampung efektif, pemilahan kontaminan udara dari ruangan, hal tersebut berkaitan dengan mekanisme pergerakan udara dan sistem penghawaan, bahan yang dipakai dalam konstruksi sistem pembuang kontaminan dan keamanan serta radius penyebaran kontaminan atmosfer. Secara utilitas terdiri dari sistem penghawaan, sistem penerangan, sistem pengadaan air bersih, dan tata ruang.

II.3.5. Sistem Penghawaan Laboratorium

Sistem penghawaan terdiri dari: 1. Sistem penghawaan alami, yaitu sistem yang dilengkapi:  ventilasi terbuka yang mempunyai luas minimal 10 dari luas lantai dinding dan letaknya berseberangan agar terjadi perubahan udara yang memadai  proses laboratorium dan instrumentasi yang tidak memerlukan kontrol temperatur dan kelembapan yang wajib dipenuhi sesuai dengan metoda tertentu Universitas Sumatera Utara  ventilasi alamiah tidak digunakan sebagai cara utama untuk pengenceran kontaminan atau kontrol  ventilasi laboratorium terpisah dari ruangan non-laboratorium. Partisi antar laboratorium dan non-laboratorium tidak mempunyai akses terbuka dan tidak ada pintu. 2. Sistem mekanik, yaitu sistem penghawaan mekanik untk laboratorium yang dirancang sebagai berikut:  Memenuhi kecepatan suplai udara minimum  Dilengkapi dengan ventilasi exhaus lokal sesuai dengan As 1668.2 dan kebutuhan proses khusus yang dihasilkan di laboratorium  Mencegah dispersi yang tidak terkontrol dan akumulasi udara yang berbahaya  Mencegah percampuran resirkulasi udara dengan udara lain untuk suplai area non-laboratorium 3. Sistem penghawaan buatan air conditioning AC Kebutuhan AC diperhitungkan berdasarkan perhitungan 1 PK untuk 20 m 2 . Penggunaan AC terutama ditujukan untuk memperoleh suhu optimal yang dibutuhkan dalam proses pengukuran dan pengujian serta untuk memberikan perlindungan terhadapa alat-alat instrumentasi serta ruangan-ruangan lain yang tidak memungkinkan memakai penghawaan alami maupun mekanik.

II.3.5.1 Sistem penerangan Laboratorium

Sistem penerangan lboratorium harus dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang memenuhi nilai ilumnasi yang direkomendasikan dalam AS 1680.1. sistem penerangan terdiri dari dua macam yaitu: 1. sitem penerangan alami, yaitu sistem yang memanfaatkan cahaya matahari dengan jarak jangkauan sinar sky light dan ruang tepi berkisar antara 6-7.5 m 2. sistem penerangan buatan buatan listrik, diperlukan untuk membantu penerangan ruangan terutama pada malam hari. Standar minimal penerangan Universitas Sumatera Utara adalah 200 LUX lumenm 2 atau 5 wattm 2 , kebutuhan listrik lingkungan laboratorium sebaiknya 40 kVA. Sebagai cadangan sumber listrik mati diperlukan generator set yang disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium

II.3.5.2 Sistem penerangan Laboratorium

Kebutuhan air bersih yang dipakai untuk kegiatan laboratorium dan staff diperkirakan sekitar 50-100 literoranghari untuk itu persediaan air bersih yang diperlukan sebaiknya minimal 2 m 3 hari. Disarankan laboratorium mempunyai menara air dengan kapasitas volume minimal 2 m 3

II.3.5.3 Tata Ruang

Pembagian ruang terdiri dari bagian administrasi,laboratorium, dan bagian penunjang. Bagian administrasi terdiri dari ruangan yang terdiri dari ruangan pimpinan, tata usaha, penerimaan contoh, pengelolaan data, ruang rapat, perpustakaaan,dan penyimpanan. Luas ruangan untuk kebutuhan seperti yang disebutkan disesuaikan dengan kebutuhan ketersediaan lahan. II.3.6. Pengelompokkan Tanaman Hias II.3.6.1. Berdasarkan kebiasaan hidup tanaman Dikenal tanaman yang berumur pendek dan tanaman yang berumur panjang. Tanaman yang berumur pendek terdiri dari : • Tanaman semusim Siklus hidup tanaman semusim atau annuals hanya dalam satu musim, seperti bayam- bayaman Amaranthus sp., portulaka Portulaca grandiflora, dan bunga tahi kotok Tagetes erecta. • Tanaman dua musim Tanaman yang hidup dalam dua musim disebut biennials atau tanaman dua tahunan. Contohnya, anyelir Dianthus barbatus dan kembang sungsang Gloriosa superba. Universitas Sumatera Utara Tanaman yang berumur panjang terdiri dari : • Golongan tanaman ini adalah tanaman yang hidup terus menerus dalam waktu lama, seperti anggrek, suplir Adiantum sp., aster Aster sp., krisan Chrysanthemum sp., gerbera Gerbera jamesonii, dadap Erythrina sp., bungur Lagerstoemia indica, dan flamboyan Delonix regia.

II.3.6.2. Berdasarkan bentuk tumbuh tanaman Tanaman dikelompokkan menjadi 10 jenis tanaman, yaitu :

• Herba dan semak Tumbuhan berbatang kecil serta sedikit mengayu dengan percabangan rendah atau menempel pada tanah. • Perdu Tanaman berbatang lebih besar dan lebih keras serta percabangannya relatif tinggi daripada semak. Biasanya perdu berbatang tegak, contohnya kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis dan kacapiring Gardenia augusta. • Tanaman merambat Tanaman yang batangnya memerlukan sandaran, seperti alamanda Allamanda cathartica, bugenvil Bougainvillea sp., dan lampion irian Mucuna benetii. • Pohon Sebutan untuk tanaman yang berbatang besar dengan percabangan umumny tinggi di atas tanah. Contohnya, glodogan Polyalthea longifolia, pohon bodi Ficus religiosa, dan tanjung Mimusops elengii. • Tanaman Air Tanaman yang habitatnya di air, seperti teratai Nymphaea sp., paku ekor kuda Equisetum hymale, dan tipa Typha angustifolia. Universitas Sumatera Utara • Palem Tanaman yang termasuk kelompok famili Palmae. Contohnya, phunix Phoenix roebelinii, lontar Borassus flabelifer, palem segitiga Dypsis decaryi, kamedoria Chamaedorea metalica, kariota Caryota no, aren Arenga pinnata, dan ekor tupai Wodyetia bifurcata. • Bambu Kelompok tanaman yang termasuk famili Graminae atau Poaceae. Contohnya, rumput air Cecorus grammineus, bambu kuning Bambusa vulgaris ‘Vittata, dan rumput sate Pennisetum galucum. • Paku-pakuan Kelompok tanaman yang seolah-olah tidak memiliki batang karena tubuhnya langsung menancap di tanah dengan kaki banyak. Famili yang termasuk ke dalam kelompok paku-pakuan, diantaranya Polypodiaceae, Pteridaceae, Selaginellaceae, Oleandraceae, Davalliaceae, Marattiaceae, dan Aspleniaceae. • Kaktus dan sukulen Jenis tanaman lunak yang tidak berkayu. Tanaman janis ini memiliki batang dan daun yang mampu menyimpan air dan tahan terhadap kondisi yang kering. Contohnya, Neorogelia sp., Aloe sp.,dan Mammilaria elongata. • Tanaman buah Kelompok tanaman yang menghasilkan buah yang dappat dikonsumsi, seperti durian Durio zibethinus, rambutan Nephelium lappaceum, dan pala Myristica fragrans.

II.3.6.3. Berdasarkan daya tarik utama

Tanaman hias juga dikelompokkan berdasarkan daya tarik utamanya, yaitu : • Tanaman hias bunga Bunga merupakan salah satu daya tarik tanaman yang utama. Ada tanaman yang berbunga sepanjang tahun, artinya tidak bergantung pada musim, seperti kembang Universitas Sumatera Utara merak Casalpinia citrinus, dan bugenvil Bougainvillea sp., tetapi ada juga tanaman yang berbunga pada bulan-bulan tertentu saja, seperti bunga kecrutan Spathodea campanulata dan flamboyan Delonix regia. Selain itu, ada tanaman yang memiliki massa bunga sangat lebat, seperti flamboyan. Ada massa bunga sedang karena bercampur dengan daun, seperti bungur dan melati. Massa bunga sedikit, seperti sutra bombay Portulaca grandiflora dan kembang sepatu. Jika ingin ditampilkan massa warna bunga yang kuat, tanaman dengan massa bunga yang lebat adalah pilih yang baik. Namun, apabila ingin menampilkan warna bunga yang terus menerus sepanjang tahun, sebaiknya menggunakan tanaman yang berbunga tidak berbatas musim. Ga m b a r I I .1 8 . St ru kt ur t anam an hias bunga • Tanaman hias daun Tanaman hias daun menonjolkan keindahan daun untuk dinikmati pencintanya. Bentuk dan warna daunnya sangat menarik perhatian. Jenis tanaman ini mulai ramai disukai setelah muncul varian-varian baru yang menarik dan warna yang beragam. Keindahan tanaman hias daun relatif lebih lama dari tanaman hias bunga karena masa vegetatif umumnya lebih lama daripada umur berbunga. Dengan demikian keindahan tanaman hias daun bisa dikatakan dapat dinikmati sepanjang usia tanaman tersebut. Jenis tanaman hias daun, diantaranya cemara kipas Thuja occidentalis, bromelia Noeregelia sp., kaktus, dan sirih-sirihan Epipremnum. Universitas Sumatera Utara

II.3.6.4. Kriteria pemilihan tanaman hias

Berdasarkan berbagai kelompok tanaman hias yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kriteria tanaman hias yang akan diproduksi didalam Floriculture Research Market Centre akan dijelaskan dalam bagan berikut ini :

II.3.7. Tinjauan Lokasi

Lokasi yang dipilih berdasarkan kriteria umum yaitu, harus dekat dengan salah satu generator aktifitas seperti shopping mall, kantor, tempat rekreasi, perumahan dan permukiman, serta pertanian. Terdapat tiga alternatif tapak yang mendekati kriteria umum tersebut, yaitu : Berdasarkan bentuk tumbuh tanaman tanaman yang tumbuh tidak lebih tinggi dari 150 cm, menyesuaikan fungsi bangunan dan ketinggian efektif jarak pandang manusia Berdasarkan daya tarik utama tanaman Tanaman hias bunga Tanaman hias daun Berdasarkan kebutuhan hidup tanaman Kebutuhan habitat ketinggian lingkungan hidup terkait dengan udara Kebutuhan cahaya Kebutuhan air Berdasarkan produksi tanaman hias utama Indonesia D ia g r a m I I .1 . sk em a pem ilihan per k em bangbiakan t anam an hias pada proyek Universitas Sumatera Utara 1 Lokasi berada di Taman Wisata Alam Sibolangit di Jalan Jamin Ginting KM.38- Berastagi, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara, sekitar 40Km dari kota Medan dengan jarak tempuh ±1 jam dengan luas site sekitar 5 Ha. 2 Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari permukaan laut 500-1000 m dpl. Luas lahan sekitar 6,5 Ha. Jarak lahan dari Hillpark 5m, tepat bersebelahan dengan Hillpark. 3 Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari permukaan laut 500-1000 m dpl. Luas lahan sekitar 5 Ha. Jarak lahan dari Hillpark sekitar 500 meter.

II.3.7.1. Kriteria Khusus Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah tempat penelitian sekaligus pasar yang mengadopsi sistem kepariwisataan maka, hal utama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi yang mendukung fungsi dan keberadaan Floriculture Research Market Centre, yaitu :  Lokasi merupakan suatu daerah yang masih asri dan masih dijaga kelestariannya.  Aksesibilitasnya mudah dicapai dari pusat kota.  Lokasi berada dekat dengan daerah wisata lainnya sebagai generator aktifitas.  Memiliki iklim yang mendukung, yaitu bersuhu berkisar antara 15 º C-17 º C.  Jauh dari kebisingan dan polusi udara.  Keunggulan relative lainnya, ketersediaan tenaga listrik, air, sarana transportasi, dan sebagainya. II.3.7.1.a. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Dalam pemilihan lokasi untuk Floriculture Research Market Centre perlu pula diperhatikan Rencana Tata Ruang Kota RUTRK. Universitas Sumatera Utara Adapun keadaan dalam site berupa kebun campuran, hutan, hutan bakau, sawah dan permuiman penduduk. II.3.7.1.b. Pencapaian Untuk sebuah bangunan pusat penelitian, promosi dan pemasaran dengan tujuan pengetahuan dan pengembangan yang diharapkan dapat dikunjungi oleh khalayak ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu: Ga m ba r I I .1 9 . RU TRW D e li Se r d a n g Ga m ba r I I .1 9 . RU TRW D e li Se r d a n g Universitas Sumatera Utara  Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara, hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lainnya.  Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasi utama yang menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana public.  Adanya transportasi menuju dan keluar site.  Tidak berada di kawasan yang sering mengalami kemacetan dan nyaman bagi orang yang berkendaraan dan berjalan kaki.  Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. II.3.7.1.c Area Pelayanan Adapun tujuan didirikannya Floriculture Research Market Centre adalah memberikan pelayanan dalam hal seperti berikut ini:  Menghidupkan suasana alam yang selama ini kurang diperhatikan.  Memberikan pengetahuan bagi khalayak ramai akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem alam melalui budidaya tanaman hias.  Memperlihatkan keindahan tanaman hias dalam dan luar negeri serta memberikan sebuah sarana menambah ilmu pengetahuan dengan sifat yang rekreatif. II.3.7.2. Analisis Pemilihan Lokasi II.3.7.2.a Alternatif Lokasi Beberapa alternatif pemilihan lokasi perancangan berada di kabupaten Deli serdang kecamatan sibolangit, ditunjukan dengan gambar berikut: Alt ernat if 1 Alt ernat if 2 Alt ernat if 3 Universitas Sumatera Utara Ga m ba r I I .2 0 : Pe t a Lo k a si Sibola n git Kelebihan:  Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.  Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan  Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.  Berada di kawasan konservasi hutan sehingga masih banyak terdapat tumbuh- tumbuhan rindang.  Berada di kawasan wisata alam.  Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias  Jalan utama merupakan jalan lintas wisata medan-berastagi Alternative I: Lokasi berada di Taman Wisata Alam Sibolangit di Jalan Jamin Ginting KM.38- Berastagi, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara, sekitar 40Km dari kota Medan dengan jarak tempuh ±1 jam. Luas Site ±5 Ha. Batas-batas site: - Utara : Cagar Alam Sibolangit - Selatan : Jl. Jamin Ginting Medan-Berastagi, Cagar Alam Sibolangit - Barat : Cagar Alam Sibolangit - Timur : Cagar Alam Sibolangit Universitas Sumatera Utara Ga m ba r I I .2 1 : Pe t a Lo k a si Sibol a n git Kekurangan:  Kawasan disekitar lokasi jarang dikunjungi wisatawan karena kondisinya yang kurang menarik sebagai tempat wisata. Hal ini disebabkan lokasinya kurang dieksplorasi sebagai salah satu tempat wisata.  Karena berada di kawasan konservasi, maka kawasan ini tidak dapat secara bebas digunakan untuk membangun sebuah bangunan. Hal ini dikarenakan seluruh tanaman yang ada di kawasan hutan konservasi tidak dapat ditebang. Alternatif II : Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari permukaan laut 500-1000 m. Berbatasan dengan kota Kabupaten Langkat disebelah Utara dan Barat, Kabupaten Karo disebelah selatan, kabupaten Asahan disebelah timur. Lahan terletak di dataran tinggi dengan keadaan tanah berkontur dengan iklim yang sejuk dan suhunya relatif rendah. Lokasi ini terletak dipinggir jalan lintas Medan-Berastagi sehingga mudah dikenal masyarakat. Luas lahan sekitar 4,2 Ha. Site terletak di sebelah HILLPARK, berseberangan dengan pemancar TV one. Universitas Sumatera Utara Kelebihan:  Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.  Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan yang masih hijau.  Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.  Berada di kawasan wisata Hillpark dan terdapat Green Hill Resort sehingga menarik pengunjung untuk mengunjungi lokasi proyek.  Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias.  Berpotensi untuk dapat terus berkembang menjadi daerah wisata alam utama di Sumatera Utara untuk semua lapisan masyarakat.  Dekat dengan sarana transportasi dan fasilitas umum yang mendukung pergerakan pengunjung.  Dekat dengan sumber air, yaitu anak sungai Banua  Tanaman dalam site berupa hutan bambu yang dapat dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan.  Akses ke site flexibel dari perumahan Greenhill sehingga mudah di jangkau dengan berjalan kaki oleh penduduk perumahan tersebut.  Jalan utama merupakan jalan lintas wisata Medan-Berastagi Kekurangan:  Pola pengembangan tempat wisata sekitar bersifat kondisional, yaitu ramai pada saat akhir minggu dan hari libur. Alternatif III : Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari permukaan laut 500-1000 m. Berbatasan dengan kota Kabupaten Langkat disebelah Utara dan Barat, Kabupaten Karo disebelah selatan, kabupaten Asahan disebelah timur. Lahan terletak di dataran tinggi dengan keadaan tanah berkontur dengan iklim yang sejuk dan suhunya relatif rendah. Lokasi ini terletak dipinggir jalan lintas Medan-Berastagi sehingga mudah dikenal masyarakat. Luas lahan sekitar 5 Ha. Site terletak 500 m setelah Hillpark, bersebelahan dengan stasiun pemancar RCTI. Universitas Sumatera Utara Kelebihan:  Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.  Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan yang masih hijau.  Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.  Berada di kawasan wisata Hillpark dan terdapat Green Hill Resort sehingga menarik pengunjung untuk mengunjungi lokasi proyek.  Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias.  Berpotensi untuk dapat terus berkembang menjadi daerah wisata alam utama di Sumatera Utara untuk semua lapisan masyarakat.  Dekat dengan sarana transportasi dan fasilitas umum yang mendukung pergerakan pengunjung.  Dekat dengan sumber air, yaitu anak sungai Banua Ga m ba r I I .2 2 : Pe t a Lo k a si Sibol a n git Universitas Sumatera Utara  Tanaman dalam site berupa hutan bambu yang dapat dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan.  Jalan utama merupakan jalan lintas wisata Medan-Berastagi Kekurangan:  Pola pengembangan tempat wisata sekitar bersifat kondisional, yaitu ramai pada saat akhir minggu dan hari libur. II.3.7.2.b Penilaian Alternatif Lokasi NO. FAKTOR DAN KRITERIA PEMILIHAN PRIORITAS NILAI KRITERIA ALTERNATIF TAPAK I II III

1. KONDISI TANAH

1 tanah padat 2 2 2 2 tanah rawa 1 1

2. KONTEKS PERUNTUKAN RUTRK

1 Taman Wisata Alam 3 2 3 3 Permukiman 2 2 3 2 Resort 1 1 3 2

3. SALURAN DRAINASE

1 cukup tersedia 3 3 3 3 kurang tersedia 2 tidak ada 1

4. TRANSPORTASI

1 Bus 3 3 3 3 Truk 2 3 3 3 Kendaraan pribadi 1 3 3 3

5. IKLIM SEKITAR

2 mendukung 3 2 3 3 kurang mendukung 2 tidak mendukung 1

6. JARAK KE MEDAN

2 sangat dekat 3 3 2 2 dekat 2 jauh 1 7. PERLUASAN AREAL 2 cukup besar 3 2 3 3 kecil 2 tidak ada 1

8. ALTERNATIF AKSES

2 lebih dari 2 3 2 3 3 2 alternatif 2 1 alternatif 1

9. KESESUAIAN LOKASI

2 sesuai 3 2 3 3 kurang sesuai 2 tidak sesuai 1

10. PENGARUH KE TRAFIK

2 mengurangi 3 3 3 3 tetap 2 menambah 1

11. GENERATOR AKTIFITAS

sangat dekat 3 2 3 2 dekat 2 TOTAL 35 43 40 KETERANGAN : Prioritas : 1 syarat mutlak paling utama 2 tidak mutlak tidak utama Nilai kriteria : 1 keadaan yang tidak mendukung 2 keadaan normalsedang 3 keadaan yang sangat mendukung Universitas Sumatera Utara II.3.7.2.c Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan Site terpilih Tapak II : lahan berdampingan dengan Hillpark dan berseberangan dengan retail makanan, Sibolangit 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 6 5 7 1. Stasiun Pemancar Tvone sebelah barat site 2. Retail penjual makanan serta terdapat penjual tanaman hias dengan partai kecil di sebelah barat site 3. Jalan lintas Medan ke Berastagi, tampak perbatasan antara site dengan Hillpark sebelah barat site 4. HILLPARK sebelah utara site berfungsi sebagai magnet aktifitas pengunjung 5. Tampak perumahan penduduk di belakang site dilihat dari lokasi Hillpark, sebelah timur site 6. Jalur masuk dari hillpark ke perumahan penduduk yang berada di belakang site, sebelah timur site 7. Usaha budidaya sayuran oleh salah satu penduduk sebelah selatan site TIMUR BARAT Universitas Sumatera Utara Lokasi Floriculture Research Market Centre ini berada di sebelah taman wisata Hillpark. Lokasi ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, di Jalan Raya Medan Berastagi KM 45. Kasus Proyek : Floriculture Research Market Centre Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Pihak Swasta Lokasi Proyek : Jl. Jamin Ginting KM 45, di sebelah taman wisata Hillpark Batas-Batas Site : Utara : Hillpark Selatan : Rumah Penduduk Barat : Retail makanan tanaman hias Timur : Perumahan Green Hill Luas Lahan : + 6,5 Ha + 65.000 m 2 Kontur : Relatif berkontur KDB : 60 KLB : 2 KDB Bangunan Eksisting : Rumah penduduk dan hutan Potensi Lahan Terletak jauh dari kebisingan kota Berada pada kawasan komersil dan pariwisata Transportasi lancar dan baik Luas site mendukung ± 2.5Ha

II.4. Tinjauan Fungsi

II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Floriculture Research Market Centre ini, yaitu: 1. Pengunjung  Institusi pendidikan sekolah dan perguruan tinggi  Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Lingkungan  Dinas kantor pemerintahan Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup  Anggota keluarga Universitas Sumatera Utara 2. Pengelola  General Manager dan Sekretaris  Kepala Bidang Manajemen  Karyawan Kantor  Karyawan Teknisi  Karyawan Laboratorium Adapun kegiatan wisata utama yang dapat dilakukan pada di Floriculture Research Market Centre ini dibagi menjadi tiga, yaitu: Wisata Pendidikan : 60 Wisata Konvensi : 25 Wisata Rekreasi : 15 Karakteristik kegiatan utama yang dapat dilakukan di Floriculture Research Market Centre ini adalah: 1. Floriculture Research Market Centre sebagai wisata rekreasi Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: Menikmati keindahan tanaman hias di dalam ruangan dan alam bebas. Merangkai bunga di alam bebas Membeli paket special tanaman hias, baik yang masih bibit maupun yang siap tanam. Makan di area terbuka Olahraga dan Jogging di area terbuka sambil mengelilingi area proyek 2. Floriculture Research Market Centre sebagai wisata pendidikan Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: Menonton film documenter tentang tanaman hias Kursus merangkai bunga dalam waktu singkat serta berkelanjutan Melihat, meneliti, dan mengembangbiakan tanaman hias di laboratorium yang dibagi berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman hias, mulai dari bibit sampai tanaman dewasa. Sekolah tanaman hias dalam masa liburan Seminar mengenai tanaman hias bagi para pengunjung di ruang kelas khusus. 3. Floriculture Research Market Centre sebagai wisata konvensi Universitas Sumatera Utara Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah: Konferensi atau seminar untuk umum Melihat pameran tanaman hias yang terbaru baik yang masih bibit tanaman dewasa Melihat koleksi atau jenis-jenis tanaman hias berdasarkan familynya, baik yang masih bibit maupun tanaman dewasa. Ruangannya dipisah berdasarkan family dari tanaman hias Jual beli tanaman hias dan peralatan media tanam dalam partai besar maupun kecil grosiran atau eceran

II.4.2. Deskripsi Perilaku Kegiatan Pengunjung

Diagram II.2.: Kegiatan Pengunjung Datang Parkir Mendaftar Melihat tanaman hias, menanam tanaman hias hidroponik Pulang Istirahat Game Interaktif dan berhadiah Internet Wi-fi Makan Minum Beribadah Memanen bunga, membeli peralatan tanam Membeli paket souvenir Belajar, menonton dokumenter. Berfoto bersama Menghadiri konferensi, menonton konser Universitas Sumatera Utara Kegiatan Pengelola Kegiatan LAB Kegiatan Teknisi Datang Penerima Parkir Istirahat Penerima Pulang Kerja Kantor Diagram II.3: Kegiatan Pengelola LokerGanti Penerima Pulang Istirahat Kerja LAB Datang Penerima Parkir LokerGanti Sterelisasi spray anti bakteri Diagram II.4: Kegiatan LAB Datang Penerima Parkir LokerGanti Penerima Pulang LokerGanti KerjaTeknis Istirahat Diagram II.5.: Kegiatan Teknisi Universitas Sumatera Utara

II.4.3. Studi Banding Proyek Sejenis 1. Taman Anggrek Indonesia Permai TAIP

Jakarta : Lokasi : Jln. Raya TMII, Pinang Ranti, Jakarta Timur. Terdapat fasilitas yang cukup lengkap : laboratorium, green house, show room, ruang kursus dan seminar. Taman anggrek ini sebagai pusat penelitian, pengembangan, peragaan, informasi dan pemasaran anggrek terutama anggrek Indonesia. Taman Anggrek Ragunan Lokasi : Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan. Telp : 021 782-4061 layanan informasi Dengan luas lahan sekitar 5 ha, TAR dibagi menjadi kavling-kavling yang dikelola oleh petani anggrek untuk budidaya pembibitan dan pemasaran tanaman anggrek dan bunga potong serta tanaman hias lainnya. Disamping itu dilengkapi pula dengan kios sarana produksi dan kantor pemasaran. G a mb ar I I .2 3 . L ok a si T AI P T a ma n A n gg r ek I n do n e s ia P er m a i , G a mb ar I I .2 4 . R u a n g T r a i n in g T A I P T a ma n A n g gr ek I n do n e s ia P er ma i Berada tepat disamping Tamani Square, Taman Anggrek Indonesia Permai sangat mudah dijangkau melalui Jalan Tol Jagorawi. Dengan biaya masuk yang sangat murah, Universitas Sumatera Utara anda akan menemukan berbagai Anggrek asli Indonesia, Anggrek asli luar negeri, Anggrek silangan dalam dan luar negeri, maupun tanaman jenis lain. Taman Anggrek Indonesia Permai memiliki laboratorium yang melakukan konservasi dan perbanyakan jenis-jenis tanaman, terutama anggrek yang diminati pecinta tanaman yang jumlahnya semakin bertambah. Hal ini juga untuk menghindari perburuan gila-gilaan terhadap anggrek hutan. Untuk para pecinta dan peminat tanaman, khususnya anggrek, terdapat sekitar 30 greenhouseshowroom yang menjual berbagai jenis anggrek. Selain itu, ada juga koperasi yang menjual kebutuhan untuk bercocok tanam seperti pot, pupuk, bibit tanaman dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga ruang kursus dan seminar. Selain sebagai sebagai pusat penelitian, Taman Anggrek juga berperan dalam pengembangan, peragaan, informasi dan pemasaran anggrek terutama anggrek Indonesia.

2. Bloemenveiling Aalsmeer

Begitu banyak bangunan yang dinyatakan sebagai bangunan terluas di dunia, dan gedung pelelangan bunga di Aalsmeer adalah salah satunya. Dalam kasus ini, bangunan ini telah dilegitimasi sebagai bangunan terluas diantara bangunan lainnya. Dan Guinness Book of World Record mengelompokkan ini sebagai bangunan komersial terluas di dunia. Bangunan ini seluas 990.000 m 2 dan sesekali kita melihat bangunan ini dengan perencanaan lantai yang akan memberitahukan kita bahwa bangunan ini memakai sistem indoor. Bunga adalah bisnis yang super besar di Netherland dan Aalsmeer, pusat dari segala bisnis. Setiap akhir pekan mereka menjual 20.000 bunga dengan struktur yang menarik, yang mana setiap tahunnya mencapai 20.000.000 bunga. Ini dilakukan pada peristiwa besar. Gambar II.25.Taman Anggrek Indonesia Permai, Indonesia permai orchid garden Picture Universitas Sumatera Utara Banyak bunga di pasar Aalsmeer ini tumbuh di netherlands, tapi sebagian tumbuh di tempat yang jauh seperti Kenya, Uganda, dan Israel. Sekitar 6000 pertumbuhan dijual untuk 2000 pembeli melalui sebuah tempat yang dikenal dengan Duct Auction Bunga di pasar Aalsmeer Bloemenveiling Aalsmeer merupakan salah satu lembaga yang paling menyenangkan dari bisnis bunga di Belanda. Dengan kereta yang tampan cart sarat dengan bunga berjalan sekitar kompleks sangat besar, bunga pasar pulses seperti sialang, kecuali bahwa di sini adalah lebah bergerak bukan hanya menyerbukkan tetapi bunga itu sendiri. Industri tulip untuk banyak orang, yang pasti gambar Belanda harus meliputi: sebuah helikopter, bersepeda, sebuah kanal, sepatu kayu dan karpet bunga, hampir selalu tulip. Bunga telah menjadi pusat fitur identitas dari Belanda selama bertahun-tahun, namun selain indah sebagai latar bagi wisatawan terhingga foto, mereka yang serius bisnis di sini. Pada tahun 2002, lebih dari USD 3,4 miliar penjualan yang dihasilkan dalam pelelangan di seluruh Belanda. The Floriade, suatu pusat pameran bunga yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun, adalah salah satu yang paling rumit rangkaian pameran di seluruh dunia sering entailing beberapa tahun persiapan bekerja. Blooming bed bunga di pedesaan rata. Musim semi adalah musim yang populer bagi wisatawan karena merupakan musim bunga mekar. Salah satu tempat paling populer untuk melihat bunga yang mekar di Keukenhof Gardens, terletak tidak jauh dari Amsterdam. Disusun sebagai sebuah bunga growers untuk Belanda, adalah sebuah pameran udara yang diranking sebagai terbesar di dunia. It is open dari sekitar akhir Maret sampai Mei, dan waktu terbaik untuk mengunjungi biasanya di pertengahan April, tergantung kondisi untuk tahun. Taman terbuka dari 8 ke 7:30 sehari-hari, dengan biaya yang masuk dari USD 12 untuk orang dewasa dan USD 5,5 untuk anak-anak. Pada jalan ke taman, Anda naik mobil melewati komersial dikemas dalam bidang dengan warna-warni bunga. Bahkan, jika Anda sampai, Anda mungkin ingin siklus bahkan ada untuk sebuah pengalaman asli Belanda. Parkir gratis, dan terdapat layanan bus dari stasiun Leiden Centraal. Setelah itu, Anda menemukan bahwa ini bukan hanya tentang tulip; ada hyacinths, daffodils narsisis dan bunga. Anggrek tropis yang housed di glasshouses. Pengunjung mengambil kesempatan untuk membeli dari berbagai bulb growers warung di sini. Universitas Sumatera Utara Gambar II.26.gedung pameran dan pelelangan Gambar II.27.gedung pemasaran Gambar II.28. loading doack di Aalsmeer Gambar II.29. Pelelangan kamar di Aalsmeer Gambar II.31. laboratorium di Aalsmeer Gambar II.30. Stacking cart di Aalsmeer Universitas Sumatera Utara Gambar II.32. perspektif mata burung DFC Gambar II.33. fasad depan DFC

3. Dubai Flower Centre

Pusat logistik baru di Dubai International Airport telah didesain untuk memenuhi permintaan inovasi logistik dalam industri bunga potong untuk mengurangi waktu transit, mengkolaborasikan kualitas dan pertambahan keuntungan. Dubai Flower Centre menyediakan akses yang mudah untuk lebih dari 1.5 milyar konsumen didalam daerahnya, ini disanggupi dengan penanganan penyediaan bunga sebanyak 180 ton bunga dan gampang membusuk. Aset yang paling penting dari dubai bukan biaya angkut mereka tapi bagaimana mereka mendapatkan ruang yang tinggi dan dan maju berkelanjutan. Proses tercepat mereka adalah dengan memasukkan bunga kedalam ruangan pendingin, seperti transport pendingin yang akan diproduksi dari pesawat ke pesawat. Dubai adalah transit hubungan yang penting. Dalam dunia perindustrian bunga dubai mengalami perkembangan yang cepat. Perusahaan seperti Dutch Flower Group DFG telah dimulai pada sebuah departemen lokal dalam kerjasama dengan Afrika dan rekan lokal. Dan perusahaan baru itu disebut dengan Global Flora Partners. Universitas Sumatera Utara Gambar II.34. fasilitas DFC Gambar II.35. tampak samping kanan DFC Gambar II.36. perspektif area belakang gedung Gambar II.38. detail fasad bangunan Gambar II.37. retail ruang dalam bangunan Gambar II.39. denah bangunan

4. Flower Market, Barcelona

Gedung pemasaran bunga di barcelona ini dirancang oleh Arsitek Willy Müller. Lokasinya terletak di Mercabarna, Sant Boi de Llobregat, Barcelona. Tipe proyek komersial, keseluruhan adalah pasar. Dengan konsultan Greccat dan luas area sekitar 15.000 m 2 . Biaya pembangunan berkisar 9.200.000 euros. Developer proyek ini adalah Marcabana. Universitas Sumatera Utara Gambar II.40. maket proyek Gambar II.42. struktur bangunan Gambar II.41. suasana menjelang malam Penyatuan atap dengan fungsi yang berbeda pada bangunan dipadukan dengan kerjasama bangunan restoran, kantor, dua buah pendidikan floris, dan ruang untuk peristiwa-peristiwa tertentu. Dan dalam edisi ini area utama didesain untuk memenuhi spesifik logistik dan lahan yang dibutuhkan untuk memotong bunga, tanaman lain dan aksesoris pasar. Willy Müller Architects’ design for the flower market Mercabarna-Flor reflects its function by taking its inspiration from flower fields. Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

III.1.Green Architecture III.1.1.Pengertian Green Architecture Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan isu yang sedang berkembang di masa sekarang. Begitu banyaknya terjadi bencana alam, peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon menjadi pendorong penerapan arsitektur hijau dalam masyarakat. Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada alam. Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Green artinya hijau atau bisa di artikan sesuatu yang natural, yang berhubungan dengan alam. Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam rangka menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman serta sehat. Green Architecture adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan dalam efisiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan ekonomi, sosial dan budaya. III.1.2. Ciri-ciri Green Architecture antara lain : 1. Peka terhadap lingkungan 2. Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin 3. Mengusahakan pencahayaan alami 4. Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri 5. Mengusahakan penghawaan alami 6. Memakai material daur ulang atau material yang ekologis 7. Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Universitas Sumatera Utara Terdapat 6 prinsip Green Architecture yang diajukan oleh Brenda dan Robert Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, yaitu :

1. Konservasi energi

Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. Perlindungan sumber daya alam. Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi. Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk. Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek.

2. Bekerja sama dengan iklim

Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air. Pencahayaan alami pada siang hari.

3. Penghawaan alami.

Meminimalisasi sumber-sumber daya baru Penggunaan material daur ulang. Penggunaan material yang dapat diperbaharui. Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. Penggunaan material yang ramah lingkungan.

4. Menghargai pemakai

Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami.

5. Menghargai site

Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. Universitas Sumatera Utara Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.

6. Holistik

Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun. III.1.3. Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan dalam arsitektur adalah sebagai berikut :

A. Pertapakan

Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah.

B. Pencahayaan alami siang

Pencahayaan alami pada siang hari pada konsep Green Architecture didasarkan pada pemanfaatan potensi dan untuk menghemat energi. Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan dengan persyaratan teknis tertentu tetap dibutuhkan pencahayaan buatan serta pengkondisian udara buatan. Pendekatan desain Green Architecture dalam hal ini adalah penggunaan lampu dan teknologi sistem HVAC hemat energi.

C. Pemanfaatan sumber daya alam alternatatif

Penggunaan sunber daya alam pada konsep Green Architecture haruslah digunakan seefisien mungkin. Hal ini dapat diimplementasikan dalam penggunaan material bangunan yang merupakan : o Hasil daur ulang maupun yang dapat didaur ulang. o Material bangunan yang alami dan dapat diperbaharui. o Material bangunan dari sumber daya alam yang mendukung efisiensi sumber daya alam. o Penggunaan material seperti tersebut di atas didukung oleh industri-industri pendaur ulangan material sebagai bagian dari tanggung jawab antar disiplin. Selain Universitas Sumatera Utara itu mencerminkan cinta terhadap lingkungan, strategi ini juga biasanya dapat menghemat biaya pembangunan. o Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami o Merupakan bagian dari strategi desain Green Architecture yang tanggap terhadap lingkungan, dalam hal ini iklim. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan kenyamanan yang efisien. Strategi ini diterapkan dengan cara : o Penggunaangn material bangunan yang tanggap terhadap iklim o Desain massa bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim o Pemanfaatan kondisi iklim matahari, angin, air sebagai sumber energy o Pemanfaatan sumber energi matahari menghasilkan onovasi baru dalam penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic-material pengubah cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung, yang memiliki implikasi arsitektural yang telah mengubah status bangunan yang semula pemakai energi menjadi penghasil energi. Pemanfaatan matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan bangunan-bangunan berteknologi khas yang mempengaruhi citra visual.

D. Pengelolahan limbah

Sistem pengelolahan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar-benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan biogeneratif waste treatment daya alam yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan dengan situasi iklim yang sangat mendukungnya Secara teknis lingkungan topografi, iklim dan lainnya mempengaruhi desain proyek ini, dimana topografi berpengaruh terhadap bentuk bangunannya, iklim dan angin berpengaruh terhadap teknis kenyamanan dalam bangunan dan tapak. Heinz Frick 1999 memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green Architecture, yaitu: 1. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi. 2. Pembangunan biologis baubiologie yang memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia. Universitas Sumatera Utara 3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran. 4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan dan kesenian. Menurut Frick 1997 pola perencanaan green arsitektur selalu memanfaatkan alam , sebagai berikut: • Penyesuaian pada lingkungan alam sekitar. • Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi. • Memelihara sumber lingkunganudara, tanah, air. • Memelihara dan memperbaiki peredaran alam. • Mengurangi ketergantungan pada system pusat energi listrik, air dan limbah air, limbah dan sampah. • Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan. • Tempat kerja dan pemukiman terdekat. • Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. • Penggunaan teknologi sederhana. • Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin. • Kulit dinding dan atapsebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. • bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan. • Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya. • Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi. • Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk. Universitas Sumatera Utara • Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara. III.2. Latar Belakang Tema Belakangan ini, banyak negara-negara menghadapai masalah – masalah lingkungan hidup yang telah tercemar sehingga banyak muncul isu – isu seperti isu pemanasan global global warming yang akan menimbulkan masalah besar apabila tidak di tanggulangi dengan cermat. Faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan yang akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia di bumi ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah bentuk fisik dari suatu kawasan termasuk tersedianya lahan hijau sebagai produsen oksigen utama, bangunan yang memenuhi kawasan tersebut dan juga kesadaran akan masyarakat yang tinggal di kawasan. Di beberapa negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang haus ramah lingkungan, pembatasan terhadap jumlah kenderaan bermotor dan lain – lain. Departemen lingkungan hidup ditunjuk sebagai salah satu pengawas dalam perencanaan dan pembangunan kawasan perkotaan. Salah satu solusi pemecahan masalah pencemaran lingkungan hidup tersebut , pada saat ini banyak dikembangkan konsep – konsep kota yang hijau green city. Selain itu polusi yang timbul juga menghasilkan dampak yang buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain kelangsungan suatu kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut. Konsep green architecture sudah selayaknya diterapkan di Indonesia mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan yang semakin parah yang banyak diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa kita sadari apabila kita tidak menerapkan konsep tersebut sejak sekarang maka akan berakibat fatal di masa yang akan datang seperti krisis akan air , energi , sumber daya alam serta kerusakan lingkungan yang parah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia. Selain karena pertimbangan di atas, dipilihnya tema arsitektur hijau atau green architecture sebagai pendekatan dalam proyek ini mempertimbangkan beberapa hal. Bagaimana merencanakan bangunan yang hemat energi dan dinilai sebagai bangunan yang Universitas Sumatera Utara hijau bukan karena banyak pepohonan saja tapi juga sistem sirkulasi pencahayaan alami, serta penghijauan alami. Bangunan direncanakan untuk meminimalisir penghawaan buatan, memaksimalkan penghawaan alami, sebisa mungkin tidak menggunakan lampu pada siang hari dalam artian memanfaakan semaksimal mungkin sinar matahari. Dari material juga harus diperhatikan penggunaan material alam yang tidak menggunakan banyak biaya seperti biaya pengiriman dari luar daerah, memanfaatkan material-material yang terbarukan dan banyak terdapat di lingkungan sekitar. Dengan hal ini juga nantinya diharapkan proyek ini terdiri dari bangunan-bangunan yang yang menyatu dengan alam, teratur, dan nyaman. Sebisa mungkin merencanakan sirkulasi yang efisien sehingga tidak ada pemborosan. Diharapkan juga dengan pendekatan desain arsitektur hijau pada Floriculture Research Market Centre dapat memberikan salah satu opsi dalam mengatasi pemanasan global. Dengan ini juga diharapkan timbulnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. III.3. Studi Banding Tema Sejenis III.3.1. Heping Park, Tianjin, Cina Ini adalah proyek Perkins Will untuk Heping Park di Tianjin, China. Melukiskan pita tumbuh-tumbuhan yang melukiskan zona atap. Proyek diberi tanda oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat dengan menciptakan suatu langit- langit dengan benih tumbuh-tumbuhan setinggi level jalan. Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman bertingkat baru yang akan menekankan suatu yang lebih tinggi mutu hidup sampai pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau yang menggelombang ke seberang, memudahkan cahaya, ventilasi, dan akses ke parkiran bawah. Gambar III.1 . Heping Park. Universitas Sumatera Utara Tanggapan : Pada proyek ini terlihat jelas bagaimana ruang-ruang terbangun digantikan oleh ruang ruang hijau pada atap Green Roof, terlihat jelas bagaimana bangunan juga menjadi tempat hidup tumbuh-tumbuhan. Selain itu Green roof ini juga berfungsi sebagai ruang-ruang publik, sehingga pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif. Kosep : Pada studi banding ini, sistem yang akan di adopsi adalah bagaimana menempatkan integrasi ruang-ruang terbangun dengan konsep yang dapat di akses oleh publik sebagai tempat rekreasi pengunjung di dalam kawasan dan bangunan. III.3.2. Editt Tower, Singapura Desain EDITT Tower pada sudut kota Singapura merupakan bentuk hybrid yang memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area retail, exhibition hall dan auditorium serta ruang kantor pada bagian atas. Bangunan 26 lantai ini menerapkan konsep ‘green vertical urbanism’ maksudnya pengembangan kota yang ramah lingkungan secara vertikal. Dengan konsep bentuk yang organic pada bagian fasade bangunan yang berpengaruh pada ruang public dan sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang memiliki estetika ekologi. Konsep green architecture Gambar III.2 .. Heping Park Concept. Gambar III.3. Editt Tower. Universitas Sumatera Utara terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui system penampungan air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternatif energi untuk bangunan. Tanggapan : konsep green pada proyek ini dihadirkan dengan adanya taman vertikal hampir pada seluruh bangunan. Yang paling menarik adalah adanya sistem water treatment yang mengumpulkan air hujan, selanjutnya air hujan ini disaring dan digunakan untuk keperluan menyiram tanaman dan juga keperluan lainnya. Konsep : Pada studi banding ini, sistem yang akan di adopsi adalah sistem pengairan dari tempat tertinggi untuk didistribusikan ke semua fungsi pengairan. Dalam hal ini akan digunakan tangki penampungan air yang akan ditempatkan pada kontur yang tinggi di site proyek. Kemudian air yang ditampung digunakan untuk kebutuhan tanaman di kebun wisata. Gambar III.4. Eddit Tower Concept Universitas Sumatera Utara III.3.3. ACROS Fukuoka, Jepang Bangunan kompleks perkantoran ini merupakan pemecahan terhadap masalah urban ruang terbuka. Dengan kepadatan pembangunan fisik yang tinggi, arsitek mencoba menghadirkan bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi privat sekaligus publik. Di sebelah utara yang menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai sengkedan. Setiap lantai mempunyai taman yang berfungsi untuk meditasi dan relaksasi. Desain yang menampilkan unsur tanaman ke dalam bangunan ini berfungsi sebagai pemecah kesan keras pada bangunan. Dengan integrasi terhadap unsur lingkungan, bangunan ini turut menurunkan suhu mikro di sekitarnya. Tanggapan : pada proyek ini hadirnya atap-atap hijau yang ditanami vegetasi berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi. Konsep : Pada studi banding ini, sistem yang akan digunakan adalah sistem penyatuan ruang dalam dan ruang luar. Perspektif Tampak Detail atap Gambar III.5 . ACROS Fukuoka. Sumber: Green Roof Universitas Sumatera Utara Berikut adalah berbagai macam strategi yang digunakan dalam Green Architecture :  Menggunakan elemen Sun Shading pada fasade dan dalam bangunan untuk menipis cahaya matahari secara langsung. Efek shading itu dapat berupa kisi-kisi yang memberikan bayangan ke ruangan yang dinaunginya seperti gambar di bawah, dan di samping adalah koridor dengan tema Green Architecture.  Untuk bangunan diberi Garden In The Sky. Untuk menciptakan kesan bangunan yang ramah lingkungan sekaligus dapat membantu dalam proses pembentukan Oksigen O2.  Selain untuk estetika, Desain fasade banyak mengunakan Sky Court untuk menyediakan tempat tempat teduh pada bagian sisi bangunan yang panas. Selain itu Sky Court dapat menjadi ruang evakuasi dan zona fleksibel untuk penambahan fasilitas di kemudian hari.  Untuk Landscape pergunakan tanaman yang rindang, karena selain memberikan efek bayangan ke site dan bangunan, tanaman bersimbiosis mutualisme dengan manusia untuk memprodusi udara alami, yaitu oksigen O2. Tumbuhan organik memperoleh makanan melalui proses Fotosintesis dengan menyerap CO2 dan sebagai hasil pembakaran dihasilkan O2. Dengan Gambar III.6. Efek shading pada sisi bangunan Gambar III.7. Penggunaan garden in the sky pada bangunan Universitas Sumatera Utara adanya proses tersebut, maka diharapkan tanaman dapat menyerap panas dan menyalurkan gelombang radiasi.  Khusus bangunan yang berada di bagian barat harus memperhatikan orientasi mata angin bagi cerobong asap.  Orientasi bangunan yang terbaik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur-barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan terbuka. Kemudian Untuk daerah tropis, peletakan core lebih disenangi pada poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan. Pada gambar di atas digunakan dinding eksternal tambahan sebagai jalan masuknya udara ke dalam ruangan, tembok ini dapat memaksimalkan aliran udara yang masuk dan dapat meminimalkan sinar silau yang masuk.  Pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan pengaturan volumetrik aliran udara. Dengan adanya ventilasi, maka udara panas di atas gedung dapat dialirkan ke lingkungan luar sehingga dapat menyegarkan ruangan kembali. Tampak pada gambar di atas terdapat ventilasi pada bagian atas ruangan yang menjadi tempat pertukaran udara di dalm ruangan Selain itu juga terdapat bukaan yang sejajar dengan tinggi manusia.  Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar dan menggunakan kaca dengan sistem Matricial Bioclimatic Window MBW. MBW didesai sebagai Gambar III.8. Orientasi bangunan Gambar III.9. Pemberian ventilasi pada ruangan untuk mengalirkan udara. Universitas Sumatera Utara sistem elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya, penerangan alami, area visualisasi dan kebebasan pribadi serta mengatur sistem di luar yang aktif. Sistem MBW disadur dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sistem ini bermaksud mengatur kondisi termal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik teknik, yaitu : a Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya b Kontrol perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang ataupun dengan pemilihan cerobong asap. Dengan penggunaan dua teknik di atas, maka pencahayaan lebih maksimal dan udara pada malam hari dapat menjadi lebih sejuk.  Desain ruang yang dapat diberi shading, menggunakan material isolator penyerap kalor yang buruk, memiliki ventilasi yang baik dan menggunakan partisi untuk memaksimalkan aliran udara dalam ruangan.  Distribusi fungsi disesuaikan dengan intensitas pangguna ruangan. Pada umumnya tempat yang paling penting dan umum memiliki suhu yang paling sejuk, lain halnya dengan ruang servis seperti dapur, laundry dan kamar mandi memilki suhu yang panas dan kelembapan yang tinggi. Kemudian ruang servis jangan sampai mengganggu ketenangan ruang yang penting.  Pada daerah tropis menggunakan atap dengan kemiringan tertentu karena daerah yang berada di garis lintang khatulistiwa memiliki dampak termal yang paling kuat, misalnya curah hujan yang tinggi.  Pada bagian luar bangunan digunakan perpaduan antara kerikil putih dan ubin putih yang memantulkan cahaya dengan nilai penyerapan rendah. Dengan penggunaan bahan ini , maka suhu permukaan eksternal akan berkurang dan banyak panas yang diteruskan kebagian luar gedung.  Dinding dalam ruangan beserta jendelanya harus terlindung dari radiasi tata surya. Perlindungan ini dapat dilkukan dengan efektif memilih bahan dinding luar. • Dinding luar bangunan di beri warna cat putih, hal ini karena warna tersebut memiliki tingkat penyerapan panas yang buruk dan memiliki nilai albedo yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Di bawah ini adalah contoh bangunan Green dengan pemberian cat putih pada dinding eksteriornya.  Bagian dalam gedung harus memiliki banyak bukaan ke ruang terbuka dan memiliki satu lubang eolic Chimeney untuk memajukan ventilasi silang dan memperbaiki kecepatan udara.  Lantai dasar dilapisi bahan isolator untuk mencegah konduksi panas dari tanah. Bahan ini dapat berupakayu, batu alam atau marmer.  Penggunaan sumber energi alami, misalnya pembangkit listrik tenaga tata surya. Hal ini perlu diupayakan karena sumber energi ini merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Gambar III.11. Mengalirkan udara melalui ventilasi Gambar III.10. Contoh bangunan Green Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS