Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Angka signifikansi Kolmogorov-Smirnov tetap lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data yang baru tetap berdistribusi normal. Grafik histogram juga menunjukan hal yang sama dilihat dari grafik yang menyerupai lonceng simetris di tengah. Begitu pula dengan grafik normal p-plot yang tetap menunjukan bahwa data berdistribusi normal, dilihat dari data yang berjalan semakin mendekat garis diagonal.

4.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Pada suatu model regresi dinyatakan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance 0.10 dan VIF 10 Ghozali, 2005 : 92. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 FREE CASH FLOW ,993 1,007 MANAGERIAL OWNERSHIP ,003 394,604 INSTITUTIONAL OWNERSHIP ,003 394,563 Sumber: Data diolah, 2015 Dari data pada tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai Tolerance variabel FCF menunjukkan nilai yang lebih dari 0.1 dan berdasarkan Universitas Sumatera Utara nilai VIFnya kurang dari 10. Dengan demikian variabel FCF bebas dari pengujian asumsi klasik yang kedua yaitu multikolinearitas. Untuk variabel MOWNS dan INST nilai Tolerance di bawah 0.01 dan nilai VIFnya diatas 10. Hal ini menunjukan bahwa variabel MOWNS dan INST memiliki gejala multikolinearitas. Akibat adanya gejala multikolinearitas antara variabel MOWNS dan INST, penulis menghitung logaritma natural dari MOWNS dan INST. Berikut hasil uji multikolinearitas dengan data yang baru. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 FREE CASH FLOW ,999 1,001 LN_MOW ,188 5,317 LN_INST ,188 5,317 Sumber: Data diolah, 2015 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bawah semua variabel memiliki angka Tolerance diatas 0.01 dan VIF di bawah 10. Hal ini menandakan bahwa data baru tidak memiliki gejala multikolinearitas, sehingga semua variabel indipenden lolos uji asumsi klasik kedua.

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Sumber: Data diolah, 2015 Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen FCF, LN_MOWNS dan LN_INST. Universitas Sumatera Utara

4.2.4. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013

0 34 111

PENGARUH STRUKTUR ASET, FREE CASH FLOW DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 30

PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA BEI.

0 2 30

Hubungan Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI.

0 1 18

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 10

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 2

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 6

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 14

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 2

Analisi Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011 - 2013

0 0 10