internal berpengaruh negatif terhadap
tingkat hutang dan dividen perusahaan
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep dibangun untuk mengetahui pengaruh free cash flow X1, kepemilikan manajerial X2, dan kepemilikan institusional X3 sebagai
variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kebijakan hutang Y. kerangka konseptual penelitian ini digambarkan pada Gambar 2.1.
Variabel Independen X Variabel Dependen Y
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan
lagi untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap perusahaan. Pasar akan bereaksi jika terlihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan mereka
untuk mendapatkan deviden di masa akan datang. Free cash flow yang besar akan Free Cash Flow
FCF
MOWNS
INST
Universitas Sumatera Utara
mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, para manajer
mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat
yang penuh dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menangggung risiko dari biaya yang dikeluarkan. Hutang dapat digunakan untuk mengendalikan
penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga akan menikmati kontrol yang lebih atas tim manajemen misalnya, jika
perusahaan menerbitkan hutang baru dan menggunakan hasilnya untuk membeli kembali saham biasa yang terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk
menutupi utang ini, secara simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada manajemen untuk dipermainkan. Dengan adanya hutang ini, manajemen akan
bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga akan mengurangi biaya agensi arus kas bebas.
Kepemilikan manajerial adalah persentasi kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham terutama keputusan mengenai hutang. Bila
manajer ikut memiliki perusahaan serta turut dalam pengambilan keputusan mengenai hutang diharapkan manajer tidak mungkin bertindak oportunistik lagi
dan akan semakin hati-hati dalam menggunakan hutang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif dengan kebijakan hutang perusahaan.
Kepemilikan institusional merupakan persentasi kepemilikan saham oleh investor institusional seperti perusahaan investasi, bank maupun lembaga atau
perusahaan lain. Kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang lebih optimal sehingga dapat mengurangi perilaku opotunistik manajer. Tindakan
pengawasan yang lebih efektif diharapkan dapat mengontrol perusahaan untuk menggunakan tingkat hutang yang lebih rendah.
2.4. Hipotesis Penelitian