BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis keuangan yang terjadi didunia turut mengguncang perekonomian dan pasar modal Indonesia. Perkembangan indeks bursa saham di dunia yang
sebelumnya menunjukkan kinerja yang baik terkoreksi turun sampai dengan level yang tidak diperkirakan. Bagi Indonesia, hal ini mengakibatkan melemahnya
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Melemahnya IHSG yang diakibat oleh sentimen global krisis keuangan Amerika Serikat sebenarnya memberikan hikmah
positif karena tanpa disadari ternyata kinerja IHSG selama ini relatif overvalued. Pelaku pasar harus tetap waspada di tengah sistem keuangan global yang
terkoneksi karena dampak krisis bisa berpengaruh ke negara-negara lain, termasuk emerging markets di Asia. Pelaku pasar dan regulator harus belajar dari
pengalaman yang pernah ada. Hal ini penting bagi perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia karena sebagian besar investor pasar modal Indonesia saat ini
masih didominasi oleh investor asing. Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI pada ahkir 2014 kepemilikan saham investor asing di
Bursa Efek Indonesia sebesar 65 persen, sisanya 35 persen adalah kepemilikan saham investor lokal. Peran investor asing di satu sisi membawa dampak positif
dalam meningkatkan likuiditas berupa aliran modal masuk, tetapi di sisi lain dapat menjadi ancaman instabilitas pasar ketika pemodal asing ini keluar dan menarik
modalnya secara masif dan tiba-tiba.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan utama perusahaan yang go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan Sjahrial, 2007 : 12. Tujuan lain dari perusahaan yaitu mendapatkan laba dari tahun ke tahun serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan tersebut, salah satu keputusan yang dihadapi oleh manajer adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan yaitu
suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi keuangan dan hutang. Namun, dalam menentukan kebijakan pendanaan ini sering kali terjadi
konflik kepentingan antara pemegang saham principal dan manajer agent yang disebut dengan konflik keagenan agency cost. Konflik keduanya akan muncul
ketika manajer memiliki kepentingan yang berbeda dari pemegang saham. Pemegang saham ingin agar keputusan manajer bertujuan untuk memaksimalkan
kekayaan mereka, tetapi terkadang manajer bertindak untuk menambah kekayaan pribadi. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal
tersebut akan menambah biaya perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang akan diterima.
Beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu pertama, dari free cash flow, khususnya aliran kas di bawah control manajemen. Kedua,
meningkatkan pendanaan dengan hutang. Ketiga, dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dimiliki
oleh menajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengatasi dugaan penggunaan free cash flow oleh manajer seperti telah diuraikan diatas, Van Greuning 2005, mengusulkan perlunya pembentukan
hutang yang disebut dengan control hypothesis IFRS 2005 : 47. Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan hutang baru dan menggunakan hasilnya untuk
menarik saham yang beredar atau membayar deviden. Pihak manajemen diwajibkan mengeluarkan uang kas untuk membayar bunga dan pokok atas
pemegang saham dan para manajer, dimana para manajer ingin agar dana tersebut digunakan untuk diinvestasikan pada proyek
– proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi para manajer
sedangkan pemegang saham menginginkan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Teori
keagenan menerangkan
bahwa kepentingan manajemen seringkali bertentangan dengan kepentingan pemegang
saham. Hal tersebut dapat terjadi karena manajer yang cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham biasanya kurang menyukai
kepentingan pribadi manajer karena hal itu akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang akan diterima. Teori keagenan
menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham sering kali bertentangan. Hal tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha
mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah biaya
perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang akan diterima. Akibat perbedaan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut konflik agency agency
Universitas Sumatera Utara
cost. Agency cost dari sisi pemegang saham dapat dikurangi dengan cara melibatkan pihak ketiga yang masuk melalui kebijakan hutang.
Penelitian yang dilakukan oleh Gull dan Jaggi 1999 menyebutkan bahwa free cash flow berpengaruh signifikan dan memiliki arah hubungan yang positif
dengan hutang untuk perusahaan dengan pertumbuhan rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha 2002 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta dengan periode pengamatan tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan dan mempunyai arah hubungan yang negatif terhadap kebijakan hutang. Wahidahwati 2001 menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institutional terhadap kebijakan hutang dengan sampel 61 perusahaan manufaktur periode pengamatan tahun 1995-1996. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional mempunyai arah hubungan yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyudi dan Mardiyah 2004, free cash flow mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang sebesar
29,3 pada tahun 2000, sedangkan pada tahun 2001, meningkat menjadi 35, dan sisanya dipengaruhi oleh variable lainnya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Isrina 2006, free cash flow mempunyai pengaruh terhadap hutang dengan nilai signifikansi sebesar 0,000449 signifikan kuat, kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang dan secara statistic 27 tidak signifikan, dengan nilai signifikasi sebesar 0,5345, kepemilikan institusional
Universitas Sumatera Utara
berengaruh positif terhadap kebijakan hutang dan tidak signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,8019.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mengambil judul, Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur
Kepemilikan Saham Terhadap Kebjakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang tercatat di BEI pada tahun 2011
– 2013.
1.2 Rumusan Masalah