dikurangi dengan cara melibatkan pihak ketiga yang masuk melalui kebijakan hutang.
Terdapat beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu pertama, free cash flow akan digunakan untuk kepentingan perusahaan. Kedua,
menurunkan pendanaan dengan hutang akan menurunkan konflik antara pemegang saham dengan manejer. Ketiga, meningkatkan kepemilikan saham oleh
manejemen yang dapat mempengaruhi dalam kebijakan perusahaan.
2.1.2. Free Cash Flow
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan jumlah arus kas yang tersedia bagi investor penyedia hutangkreditur dan penyedia ekuitaspemilik
setelah perusahaan memenuhi seluruh kebutuhan operasi dan mengkover dana untuk investasi baik dalam aktiva tetap bersih maupun aktiva lancar bersih. Ketika
organisasi menghasilkan aliran kas bebas dalam jumlah besar, maka terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer Jensen, 1986. Manajer
ingin tetap memegang kendali atas kas tersebut, kelebihan kas tersebut cenderung digunakan manajer untuk meningkatkan kekuasaannya melalui investasi yang
berlebihan dan pengeluaraan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan excessive perquisites. Seperti membeli lukisan, peralatan kantor,
kendaraan dan tempat peristirahatan. Untuk mengatasi konflik pada arus tersebut, pemegang saham dapat saja menetapkan kebijakan pembayaran deviden yang
tinggi. Dengan demikian dapat mengkendali arus kas bebas tidak lagi berada di tangan manajer namun sudah di tangan pemegang saham dalam bentuk deviden.
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk
pertumbuhan, pembayaran hutang dan deviden. Untuk menghindari perilaku menyimpang manajer terhadap pemanfaatan free cash flow, kebijakan hutang
menjadi salah satu solusi didalam menekan risiko penyimpangan. Hal ini sesuai dengan hipotesis control untuk penciptaan hutang menurut Jensen dalam Keown
dkk. 2010 :162 yang menjelaskan bahwa:
Dengan penggunaan utang, pemegang saham akan menikmati control lebih besar akan manajer. Dengan adanya utang maka manajer diwajibkan untuk melunasi
utang-utang itu sekaligus mengurangi banyaknya free cash flow yang bisa disalah gunakan oleh manajemen. Hal ini juga disebut sebagai hipotesis ancaman, karena
manajemen bekerja dalam ancaman kegagalan keuangan, maka manajemen akan bekerja lebih efisien.
Dengan adanya hutang, maka dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manejer. Selain pada pemegang
saham juga dapat menikmati kontrol yangg lebih atas dari tim manejemennya. Misalnya, jika perusahaan menerbitkan hutang baru dan menggunakan hasilnya
untuk membeli kembali saham biasa yang teruntang maka manejemen wajib membayar tunai untuk menutupi hutang tersebut dan dapat mengurangi jumlah
kas yang ada pada manejemen perusahaan. Dengan adanya hutang ini, manejer akan bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan yang akan dapat
mengurangi biaya agensi arus kas bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Gull dan Jaggi 1999 menyebutkan bahwa
free cash flow berpengaruh signifkan dan memiliki arah hubungan yang positif
Universitas Sumatera Utara
dengan hutang untuk perusahaan dengan pertumbuhan rendah. Tarjo dan Jogiyanto 2003 yang menggunakan sampel 295 perusahaan manufaktur di
Indonesia dengan periode pemantauan tahun 1996 – 2000 menunjukkan bahwa
perilaku perusahaan publik di Indonesia yang memiliki penilaian negatif, ketika free cash flow tinggi cenderung menggunakan hutang untuk kegiatan pendanaan
perusahaan.
2.1.3. Struktur Kepemilikan Saham