signifikan dan negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal serupa ini berkonsis
ten pada penelitian oleh Moh’d et al 1998 bahwa pada kepemilikan saham manejerial mempunyai pengaruh yang tinggi akan meningkatkan resiko
hutang yang non-diversiviable, sehingga manejer akan semakin berhati – hati
dalam menggunakan dana hutang. Rasio hutang dapat mengalami penurunan jika terdapat peningkatan kepemilikan saham pada manajerial. Pada penelitian lain
yang membuktikan adanya kepemilikan manejerial berpengaruh siginifikan dan memiliki arah hubungan negatif terhadapat kebijakan hutang adalah penelitian
oleh Mahadwartha 2002 dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 1990 sampai tahun 2000.
∑ ∑
2.1.3.2. Kepemilikan Instiutional Institutional Ownership
Kepemilikan institutiional adalah persentase kepemilikan saham oleh investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi
maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Kepemilikan ini mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya
terhadap keberadaan manajemen. Dengan adanya peran kepentingan oleh pemilik institutional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
terdahap kinerja perusahaan. Moh’d et.al 1998 menyatakan bahwa bentuk distribusi saham antar
pemegang saham dari luar yaitu institutional investors dan shareholder dispersion
Universitas Sumatera Utara
dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan dapat mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap
keberadaan manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran power merupakan sesuatu hal yang relevan. Adanya kepemilikan investor institusional dalam bentuk
perusahaan akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insiders. Hal yang sama disampaikan oleh Brigham 1994, yang menyatakan
bahwa kepemilikan saham oleh institusi merupakan salah satu monitoring agents yang penting yang memainkan peranan aktif dan konsisten dalam melindungi
investasi saham yang mereka pertaruhkan dalam perusahaan. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham
Dengan semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh pihak investor institutional akan menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin efektif kerena
dapat mengendalikan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manejer. Konsisten dengan Fama dan Jensen 1983 yang menyatakan mekanisme
monitoring dapat dilakukan dengan menempatkan dewan ahli yang tidak dibiayai oleh perusahaan, dengan demikian tidak berada dalam pengawasan CEO,
sehingga dapat melakukan monitoring dengan lebih baik. Bentuk monitoring yang lain adalah memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi insiders
dalam menjalankan usaha dan melalui RUPS Brigham dan Gapenski, 1996. Struktur kepemilikan institusional ditentukan dengan rumus
∑ ∑
Universitas Sumatera Utara
2.2. Review Penelitian Terdahulu