Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

40 Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot Dari grafik di atas terlihat bahwa data berdistribusi secara normal dan menyebar di sekitar garis kenormalan. Hal ini menunjukkan data penelitian normal dan dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variation inflation factor VIF. Nilai yang umum dipakai untuk Universitas Sumatera Utara 41 menunjukkan adanya gejala multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.078 .286 10.744 .000 LNEPS .628 .095 .642 6.630 .000 .114 8.740 LNDPS .276 .086 .312 3.221 .002 .114 8.763 LNPP -.057 .086 -.022 -.664 .508 .971 1.030 a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Output SPSS Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebas yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel bebas 0,1 dan nilai VIF 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson D-W. Universitas Sumatera Utara 42 Kriteria yang dapat digunakan untuk melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut Santoso, 2005 : 242: 1. angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi D a Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai D-W adalah sebesar 1,682 yang menunjukkan nilai D-W termasuk pada kriteria kedua dan dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 127

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

ANALISIS PENGARUH CASH FLOW PER SHARE DAN EARNING PER Analisis Pengaruh Cash Flow Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Dividend Per Share (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2008-2011 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 15

PENGARUH EARNING PER SHARE DEVIDEN PER SHARE DAN HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2004 – 2007).

0 1 8

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - USD Repository

0 0 145