16
dimasukkan ke dalam tubuh dengan dosis yang sama. Selain penumpukan merkuri terjadi pada otak, logam ini juga terserap dan menumpuk pada ginjal dan hati. Namun
demikian penumpukan yang terjadi pada organ ginjal dan hati masih dapat dikeluarkan bersama urin dan sebagian akan menumpuk pada empedu. Selain
menumpuk pada organ tubuh tersebut, merkuri juga mampu menembus membran plasenta Palar, 2008.
Toksisitas akut dari merkuri anorganik meliputi gejala muntah, kehilangan kesadaran, sakit abdominal, diare disertai darah dalam feses, albuminuria, anuria,
uraemia, ulserasi, dan stomatitis. Sementara toksisitas kronis dari merkuri anorganik meliputi gejala gangguan sistem saraf, antara lain tremor, terasa pahit di mulut, gigi
tidak kuat dan rontok, anemia, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan mukosa usus Widowati, 2008.
2.1.8 Senyawa Merkuri Organik
Senyawa-senyawa merkuri organik telah lama akrab dengan kehidupan manusia. Yang paling terkenal diantaranya adalah senyawa alkil-merkuri. Beberapa
senyawa alkil-merkuri yang banyak digunakan, terutama di kawasan negara-negara sedang berkembang adalah metil merkuri khlorida CH
2
HgCl dan etil khlorida C
2
H
5
HgCl. Senyawa-senyawa tersebut digunakan sebagai pestisida dalam bidang pertanian.
Sekitar 80 dari peristiwa keracunan merkuri bersumber dari senyawa- senyawa alkil-merkuri. Keracunan yang bersumber dari senyawa ini adalah melalui
pernafasan. Peristiwa keracunan melalui jalur pernafasan tersebut disebabkan karena senyawa-senyawa alkil-merkuri sangat mudah menguap. Uap merkuri yang masuk
Universitas Sumatera Utara
17
bersama jalur pernafasan akan mengisi ruang-ruang dari paru-paru dan berikatan dengan darah Palar, 2008.
Dalam penyebaran senyawa merkuri organik dalam organ tubuh, biasanya berbeda-beda, tergantung pada jenis organnya. Metil merkuri pada umumnya
terakumulasi pada sistem jaringan saraf pusat. Akumulasi paling tinggi ditemukan pada bagian
cortex
dan
cerebellum
, yaitu bagian dari otak. Lebih lanjut, hanya sekitar 10 dari merkuri tersebut yang ditemukan dalam sel otak. Pada proses metabolisme,
sebagian dari alkil-merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik. Seperti halnya senyawa merkuri anorganik lainnya, senyawa merkuri anorganik yang berasal
dari senyawa alkil-merkuri tersebut akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Waktu paruh dari senyawa alkil-merkuri dalam tubuh adalah 70 hari.
Selanjutnya senyawa alkil-merkuri tersebut dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme. Akan tetapi, jumlah yang dikeluarkan sangat kecil jika
dibandingkan dengan jumlah uap atau senyawa alkil-merkuri yang masuk ke dalam tubuh. Diperkirakan jumlah alkil-merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping
metabolisme tubuh hanyalah 1, sedangkan sisanya 99 terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh Palar, 2008.
Gejala toksisitas merkuri organik meliputi kerusakan sistem saraf pusat berupa anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bias mengakibatkan
kebutaan, gangguan pendengaran, koma, dan kematian Widowati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.9 Mekanisme Kerja Merkuri Dalam Tubuh