11
2.1.3 Toksikologi Merkuri di Lingkungan
Secara alamiah, pencemaran oleh merkuri ke lingkungan umumnya berasal dari kegiatan gunung api, rembesan air tanah yang melewati daerah deposit merkuri
dan lain-lain. Namun demikian, meski sangat banyak sumber keberadaan merkuri di alam, dan masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan tertentu secara alamiah, tidaklah
menimbulkan efek-efek merugikan bagi lingkungan karena masih dapat ditolerir oleh alam. Merkuri menjadi bahan pencemar sejak manusia mengenal industri, kemudian
menggali sumber daya alam dan memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kebutuhannya Palar, 2008.
Penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri
yang terbuang ke sungai, pantai atau badan air di sekitar industri-industri tersebut dapat mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan
tumbuhan air. Ikan-ikan dan hewan air tersebut kemudian dikonsumsi manusia sehingga manusia terpapar merkuri di dalam tubuhnya. FDA
Food and Drug Administration
menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0,005 ppm untuk makanan, sedangkan WHO
World Health Organization
menetapkan batasan maksimum untuk air, yaitu 0,001 ppm Kristanto, 2002.
2.1.4 Kegunaan Merkuri Dalam Kehidupan
Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, dimana produksi klorin Cl
2
dan kaustik soda NaOH dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi
Universitas Sumatera Utara
12
setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektrolisis Kristanto,2002.
Pada peralatan listrik, merkuri ditemukan pada lampu listrik. Sementara itu, di laboratorium logam merkuri digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh adalah
termometer. Dalam pekerjaan laboratorium, banyak pekerja yang mengalami keracunan merkuri secara kronis. Hal itu terjadi karena uap dari tumpahan merkuri
yang tidak terlihat, sedikit demi sedikit terhirup oleh para pekerja. Dalam bidang pertanian, senyawa merkuri banyak digunakan sebagai
fungisida, dimana hal ini menjadi penyebab yang cukup penting dalam peristiwa keracunan merkuri pada organisme hidup. Karena penyemprotan yang dilakukan
secara terbuka dan luas, maka banyak organisme hidup lainnya yang terkena senyawa racun tersebut. Sehingga dari penyemprotan fungisida tersebut tidak hanya
membunuh jamur melainkan juga organisme hidup lainnya. Pada industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA fenil merkuri
asetat. Pemakaian dari senyawa FMA bertujuan untuk mencegah pembentukan kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Hal ini menjadi sangat
berbahaya, karena kertas seringkali digunakan sebagai alat pembungkus makanan Palar, 2008.
2.1.5 Kinetika Merkuri