31
lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.
d. Campuran
Jenis kulit campuran yakni, bagian tengah muka sekitar hidung, dagu, dahi kadang-kadang berminyak atau normal. Sedangkan bagian lain normal atau kering.
Dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering padausia 35 tahun ke atas Tresna, 2010.
2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Kulit
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit, antara lain sebagai berikut :
1. Usia
Usia dapat mempengaruhi perubahan jenis kulit seseorang. Suatu contoh, seseorang yang pada masa anak-anak mempunyai jenis kulit normal setelah remaja
kulitnya menjadi berminyak. Demikian pula pada masa muda mempunyai jenis kulit berminyak setelah tua kulitnya menjadi kering.
2. Makanan dan minuman
Perubahan jenis kulit dapat disebabkan jenis makanan yang dikonsumsi. Misalnya makanan berlemak, panas, pedas atau minuman es dapat mengubah kulit
dari normal menjadi berminyak. Sebaliknya, makan masam, minuman keras atau beralkohol dapat mengubah kulit normal menjadi kering.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Iklim
Iklim dapat menyebabkan perubahan jenis kulit. Pada iklim panas kulit, bisa berubah menjadi berminyak. Sedangkan pada iklim dingin kulit bisa berubah menjadi
kering Tresna, 2010.
2.3.5 Mikrobiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat-zat yang terdapat dilingkungan hidup kita, termasuk jasad renik mikroba yang tumbuh dan
hidup di alam dunia ini.Oleh sebab itu setelah manusia di lahirkan kulitnya segera terkontaminasi oleh berbagai jasad renik. Banyak jasad renik yang hidup dan tinggal
di permukaan kulit manusia karena suasana hidup yang cocok, baik suhu, kelembapan, atau keasaman pH, atau makanan yang dibutuhkan jasad renik berasal
dari sel keratin yang lepas berisi protein, lemak di permukaan kulit yang diprosuksi oleh kelenjar palit kulit berisi lipid-lipid atau air, garam, dan gula yang berasal dari
kelenjar kerinagt ekrin atau apokrin Wasitaatmadja, 1997.
2.3.6 Mekanisme Pertahanan Kulit
Mekanisme pertahan tubuh untuk melindungi kulit terhadap jasad renik ternyata bermacam-macam caranya. Mekanisme itupun bersifat umum karena tidak
dapat memisahkan apakah jasad renik tersebut pathogen atau tidak. I.
Keasaman Kulit Permukaan kulit mempunyai keasaman pH tertentu yang berkisar antara 4,5-
6,0 yang di bentuk oleh asam lemak permukaan kulit skin surface lipid yang berasal dari sebum, keringat, sel tanduk yang lepas, dan kotoran yang melekat pada kulit.
Universitas Sumatera Utara
33
Keasaman serendah itu tentu tidak cukup untuk mempertahankan diri dari seluruh jasad renik.
II. Pengelupasan Deskuamasi Kulit
Mekanisme yang terjadi dalam pergantian sel kulit secara terus-menerus dari sel basal ke sel tanduk yang kemudian terlepas keratinisasi tidak saja berguna untuk
memperbaharui sel-sel yang aus dan tua tetapi juga sekaligus untuk melepas jasad renik yang menempel di tempat itu. Berbeda dengan mekanisme kimiawi diatas,
mekanisme fisik ini sangat bergantung pada kecepatan proses keratinisasi yang terjadi apakah seimbang dengan kecepatan tumbuh dan mobilisasi jasad renik.
III. Kekeringan Sel Keratin
Konsentrasi air di dalam sel keratin yang relative rendah 15 sangat tidak nyaman untuk pertumbuhan jamur dan berbagai bakteri Wasitaatmadja, 1997.
2.4 Kosmetik