12 Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorpsi cahaya
oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini
mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti
memperoleh lebih banyak energi, sehingga suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi Khopkar, 1985.
2.3.1 Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom
Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Instrumen spektrofotometer serapan atom Harris, 1982.
2.3.1.1 Sumber sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga hollow cathode lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan logam tertentu Gandjar dan Rohman, 2007.
Sumber nyala
Monokromator Detektor
Amplifier
Pencatat hasil
Nyala
Bahan bakar Oksidan
Sampel
13
2.3.1.2 Tempat sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan
asas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu: dengan nyala flame dan dengan tanpa
nyala flameless. a.
Nyala Flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa cairan menjadi
bentuk uap atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen-udara
suhunya sebesar 2200 C. Sumber nyala asetilen-udara ini merupakan sumber
nyala yang paling banyak digunakan. Pada sumber nyala ini asetilen sebagai bahan pembakar, sedangkan udara sebagai bahan pengoksidasi Gandjar dan
Rohman, 2007. Temperatur dari berbagai nyala dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Temperatur nyala dengan berbagai kombinasi bahan bakar dan bahan
pengoksidasi Harris, 1982 Bahan Bakar
Oksidan Temperatur Maksimum °K
Asetilen Udara
2400-2700 Asetilen
Nitrogen Oksida 2900-3100
Asetilen Oksigen
3300-3400 Hidrogen
Udara 2300-2400
Hidrogen Oksigen
2800-3000 Sianogen
Oksigen 4800
b. Tanpa nyala Flameless
Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh Masmann. Sejumlah sampel diambil sedikit hanya beberapa
µL, lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan
14 dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat
pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda
berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif Gandjar dan Rohman, 2007.
2.3.1.3 Monokromator