Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014
No Karakteristik Responden
n
1. Umur
20 tahun 2
4,70 21-40 tahun
38 88,40
≥ 41 tahun 3
7,00 2.
Pendidikan
SD 4
9,30 SMP
SMA 16
23 37,20
53,50 3.
Jenis Kelamin
Laki-laki 43
100,00 Perempuan
Total 43
100
4.3. Analisis Univariat 4.3.1 Pengetahuan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri
sebelum dan setelah Pelatihan
Pada Tabel 4.2. diperoleh gambaran pengetahuan responden terhadap alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai dapat dilihat bahwa sebelum diberikan
pelatihan penggunaan alat pelindung diri terhadap responden, ternyata tidak seorangpun responden yang memiliki pengetahuan baik, sebaliknya pada umumnya
responden berpengetahuan kurang 69,77 dan sedang 20,93. Setelah diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri, ternyata responden memiliki pengetahuan
pada kategori baik sebanyak 32 orang 74,42, sedang 20,93 dan kategori kurang 4,65 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Binjai Tahun 2014
Kategori Pengetahuan Sebelum
Setelah n
n
Baik 32
74,42 Sedang
13 30,23
9 20,93
Kurang 30
69,77 2
4,65
Total 43
100 43
100 4.3.2 Tindakan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri sebelum
dan setelah Pelatihan
Pada Tabel 4.3. diperoleh gambaran tindakan responden terhadap penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa sebelum diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri terhadap responden, ternyata tidak seorangpun responden yang memiliki tindakan yang baik
dalam menggunakan alat pelindung diri, sebaliknya seluruh responden memiliki tindakan yang kurang. Setelah diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri,
ternyata responden telah memiliki tindakan yang baik dalam menggunakan alat pelindung diri sebanyak 24 orang 55,80 , sedang 32,6 dan kategori kurang
11,60 .
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Binjai Tahun 2014
Kategori Tindakan Sebelum
Setelah n
n
Baik 24
55,80 Sedang
14 32,60
Kurang 43
100 5
11,60
Total 43
100 43
100
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan setelah pelatihan penggunaan alat pelindung diri terhadap pengetahuan
dan tindakan penggunaan alat pelindung diri karyawan PT Hidup Baru. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon
dengan tingkat kepercayaan 99 α = 0,01, karena setelah dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov terhadap
nilai pre test pengetahuan, post test pengetahuan dan post test tindakan ternyata tidak berdistribusi normal dan hanya nilai pre test tindakan yang berdistribusi normal data
berdistribusi normal jika signifikansi 5, seperti terlihat pada tabel 4.4. dibawah ini.
Tabel 4.4. Uji Normalitas Nilai Pengetahuan dan Tindakan sebelum dan setelah Diberikan Pelatihan di PT Hidup Baru Binjai Tahun 2014
Uji Normalitas Pengetahuan
Tindakan Sebelum
Setelah Sebelum
Setelah
Kolmogorov- Smirnov Z
1,500 1,954
1,333 1,850
Ρ value 0,022
0,001 0,057
0,002
4.4.1 Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan Responden
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan ditemukan bahwa rata-rata nilai pengetahuan responden sebelum diberikan pelatihan 8,47 dan setelah dilakukan
pelatihan rata-rata nilai pengetahuan responden naik menjadi 15,35, nilai maksimum pengetahuan sebelum pelatihan adalah 14 dan setelah pelatihan naik menjadi 19,
sementara nilai minimum pelatihan sebelum pelatihan adalah 5 dan setelah pelatihan
Universitas Sumatera Utara
naik menjadi 6 dengan nilai Z = - 5,724 dan ρ = 0,000 seperti pada tabel 4.5. di
bawah ini.
Tabel 4.5. Pengetahuan Responden sebelum dan setelah Diberikan Pelatihan di PT Hidup Baru Binjai Tahun 2014
Kategori Pengetahuan
Uji statistik Wilcoxon
Nilai rerata Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Nilai Z
Nilai ρ
Sebelum 8,47
5 14
-5,724 0,000
Setelah 15,35
6 19
Dari tabel di atas diketahui bahwa ternyata terdapat perbedaan secara signifikan pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
penggunaan alat pelindung diri.
4.4.2 Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Tindakan Responden
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan ditemukan bahwa rata-rata nilai tindakan responden terhadap penggunaan APD sebelum diberikan pelatihan yaitu
5,25 dan setelah dilakukan pelatihan rata-rata tindakan responden dalam penggunaan APD naik menjadi 14,33, nilai maksimum tindakan sebelum pelatihan adalah 8 dan
setelah pelatihan naik menjadi 17, sementara nilai minimum tindakan sebelum pelatihan adalah 1 dan setelah pelatihan naik menjadi 7 dengan nilai Z = -5,776 dan
ρ = 0,000 seperti pada tabel 4.6. di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Tindakan Responden sebelum dan setelah Diberikan Pelatihan di PT Hidup Baru Binjai Tahun 2014
Kategori Tindakan
Uji statistik Wilcoxon
Nilai rerata Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Nilai Z
Nilai ρ
Sebelum 5,26
1 8
-5,776 0,000
Setelah 14,33
7 17
Dari tabel di atas diketahui bahwa ternyata terdapat perbedaan secara signifikan tindakan responden sebelum dan setelah dilakukan pelatihan penggunaan
alat pelindung diri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Responden sebelum dan setelah Pelatihan Penggunaan Alat
Pelindung Diri
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ternyata tidak seorangpun responden yang memiliki pengetahuan baik, sebaliknya pada umumnya responden berpengetahuan
kurang 69,77 dan cukup 20,93. Setelah diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri, ternyata responden memiliki pengetahuan pada kategori baik
sebanyak 32 orang 74,42, cukup 20,93 dan kategori kurang 4,65 . Dari tabel univariat ini dapat disimpulkan ternyata pelatihan penggunaan alat pelindung diri
yang telah dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan responden, walaupun masih ada responden pada kategori kurang namun berdasarkan hasil uji wilcoxon ternyata
nilai pengetahuan seluruh responden setelah pelatihan lebih besar dari nilai pengetahuan sebelum diberikan pelatihan positive ranks = 43. Dari nilai rerata
pengetahuan responden juga menunjukkan peningkatan nilai rerata pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Sejalan dengan pendapat
Notoatmojo tersebut, pelatihan penggunaan alat pelindung diri merupakan suatu upaya pemberian informasi yang menjadi objek penginderaan melalui mata dan telinga yang
76
Universitas Sumatera Utara
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan tentang penggunaan alat pelindung diri dalam penelitian ini diperoleh setelah responden
diberikan pelatihan selama tiga hari. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan
pelatihan ρ = 0,000. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukan oleh Notoadmodjo
1993 yaitu pelatihan adalah salah satu proses pendidikan, melalui pelatihan sasaran belajar akan memperoleh pengalaman yang akhirnya akan menimbulkan perubahan
perilaku. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Astuti 2002 yang mengemukakan
bahwa dengan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah, Tanya jawab dan pemberian modul dapat meningkatkan pengetahuan, Supardi 2002 menemukan
adanya peningkatan pengetahuan yang bermakna setelah diberikan penyuluhan dibandingkan dengan sebelum penyuluhan. Subarniati 1996 juga menyatakan
bahwa peningkatan pengetahuan melalui pemberian modul dapat terjadi sepanjang media tersebut sampai ke sasaran.
Marpaung 2006 menyatakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan pekerja yang lebih baik tidak mudah karena membutuhkan waktu dan cara tersendiri
dalam mewujudkannya. Promosi kesehatan harus didukung oleh media yang tepat, agar efektif dapat meningkatkan pengetahuan pekerja. Metode ceramah merupakan
cara yang efektif dalam menyampaikan informasi oleh karena terjadi dialog antara narasumber dengan pekerja. Marpaung menyimpulkan bahwa promosi kesehatan
dengan metode ceramah sangat berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan
Universitas Sumatera Utara
sikap pekerja. Rusyiati 1995 mengemukakan pendapat yang sama dengan Marpaung 2006 yaitu peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan
memberikan informasi yang benar dan komunikatif dengan menggunakan media yang tepat.
Hasil penelitian Ruyandi 2009 memperlihatkan bahwa faktor internal yang terdiri dari variabel pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna p=0,000
terhadap perilaku kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD. Ruyandi 2009 menyatakan bahwa pelatihan APD yang baik dan benar adalah salah satu metode
yang terbaik dalam meningkatkan pengetahuan pekerja tentang penggunaan alat pelindung diri. Menurut Green bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
penguat atau faktor dasar predisposing factor . Faktor-faktor dasar tersebut yang terdapat dalam diri individu atau pekerja sehingga terjadi perubahan perilaku.
5.2 Tindakan Responden sebelum dan setelah Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Dari Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sebelum diberikan pelatihan, tindakan
seluruh responden pada kategori kurang 100. Setelah diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri, ternyata responden telah memiliki tindakan yang baik
dalam menggunakan alat pelindung diri sebanyak 26 orang 55,80 , cukup 32,6 dan kategori kurang 11,60 . Dari hasil uji statistik juga menunjukkan kenaikan
rerata nilai tindakan responden sebelumdan setelah pelatihan. Rata-rata nilai tindakan responden terhadap penggunaan APD sebelum diberikan pelatihan yaitu 5,25 dan
setelah dilakukan pelatihan rata-rata tindakan responden dalam penggunaan APD
Universitas Sumatera Utara
naik menjadi 14,33, nilai maksimum tindakan sebelum pelatihan adalah 8 dan setelah pelatihan naik menjadi 17, sementara nilai minimum tindakan sebelum pelatihan
adalah 1 dan setelah pelatihan naik menjadi 7. Hasil penelitian telah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
terhadap tindakan penggunaan alat pelindung diri sebelum dan setelah dilakukan penelitian p = 0,000, akan tetapi dari tabel univariat masih ditemukan responden
yang memiliki tindakan sedang bahkan tindakan kurang dalam mengunakan alat pelindung diri. Notoatmodjo 1993 menyatakan pelatihan tidak serta merta dapat
mengubah perilaku peserta pelatihan secara menyeluruh. Perilaku yang sudah terbentuk saat pelatihan harus didukung oleh sarana dan prasarana, lingkungan kerja
dan berbagi faktor lainnya. Jika berbagai faktor tersebut tidak tersedia, maka pekerja sangat mungkin untuk kembali kepada perilaku semula.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan
Notoatmodjo, 2003. Namun dari hasil penelitian menunjukkan ternyata dengan pengetahuan yang sudah baik tidak sepenuhnya membentuk tindakan yang baik. Jika
dilihat dari tabel univariat, setelah diberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri, ternyata responden memiliki pengetahuan pada kategori baik sebanyak 32 orang
74,42 lebih banyak jumlahnya dari tindakan yang baik dalam penggunaan alat pelindung diri dengan baik 55,80 . Tindakan responden yang baik yaitu selalu
menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja, selalu mengganti pakaian kerja pada waktu istirahat makan dan waktu pulang kerumah. Tindakan responden yang
Universitas Sumatera Utara
baik diperoleh dari pengetahuan responden yang baik juga karena responden telah mengetahui resiko yang akan terjadi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri.
Tindakan responden pada kategori cukup 32,60 yaitu karyawan yang kadang-kadang menggunakan alat pelindung diri, dan tidak mengganti pakaian kerja
pada waktu istirahat ataupun pulang kerumah, dan tindakan kurang 11,60 tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja dan tidak mengganti pakaian kerja saat
istirahat makan dan pulang kerumah. Tindakan responden pada kategori cukup juga berasal dari beberapa responden yang berpengetahuan baik. Hal ini terjadi di PT
Hidup Baru karena tidak adanya regulasiperaturan penggunaan alat pelindung diri serta kurangnya pengawasan dari pihak perusahaan ini.
PT Hidup baru tidak menerapkan peraturan tentang pemakaian APD. Usaha kayu ini tidak menegur ataupun memberi sanksi bagi karyawannya yang tidak
menggunakan alat pelindung diri. Berdasarkan Undang-undang RI No.1 Tahun 1970 pasal 14 tentang keselamatan kerja menyatakan bahwa di setiap tempat kerja harus
menyediakan APD sesuai dengan jenis pekerjaanya. PT Hidup baru telah menyediakan alat pelindung diri namun tidak pernah mengawasi penggunaan APD
tersebut. Monitoring pengawasan seharusnya dilakukan secara rutin sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Karyawan PT Hidup Baru
menyatakan bahwa mereka tidak pernah ditegur apabila tidak menggunakan APD. Green 1998 yang dikutip oleh Notoatmodjo 1993 dalam teorinya menyatakan
bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan perilaku seseorang yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, pengalaman dan kepercayaan. Faktor
Universitas Sumatera Utara
pendukung yakni sarana, prasarana dan pemahaman konsep. Faktor pendorong yang mempengaruhi perubahan perilaku seseorang yaitu keluarga, pimpinan dan tokoh
masyarakat. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo diatas, maka pimpinan PT.Hidup baru menjadi salah satu faktor pendorong dalam perubahan
karyawan dalam menggunakan alat pelindung diri.
5.3 Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Responden