2.3. Pabrik Kayu
Industri kayu yang dapat mengubah kayu menjadi papan, perabot rumah tangga dan peralatan kantor, menimbulkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja
bagi pekerjanya serta lingkungan kerja yang tercemar oleh debu dari proses produksi. Debu akan bebas di udara lingkungan kerja tanpa melalui suatu proses pengolahan
limah udara secara baik, serta desain industri kayu tidak mencerminkan suatu bangunan industri yang baik. Debu dapat menyebabkan kerusakan paru dan fibrosis
bila terinhalasi selama bekerja dan terus menerus. Bila alveoli mengeras akibatnya mengurangi elastisitas dalam menampung volume udara sehingga kemampuan
mengikat oksigen menurun Depkes RI, 2003. Penelitian yang dilakukan oleh Yulaekah 2007 menunjukkan bahwa paparan
debu terhirup mempunyai hubungan yang bermakna dengan terjadinya gangguan fungsi paru. Kayu dapat diklasifikasikan menjadi hardwood dan softwood. Dasar
dari pengelompokan ini adalah pada struktur sel spesies kayu terkait bukan bentuk fisik dari kayu. Bentuk umum dari kayu yang dapat membahayakan kesehatan adalah
debu kayu dan bahan organik lain pada kayu. HSE Health and Safety Executive UK menetapkan nilai batas paparan debu
kayu softwood dan hardwood di tempat kerja sebesar 5mgm3 8 jam TWATime Weighted Average, debu total yang terhirup. Lebih jauh lagi, baik softwood maupun
hardwood digolongkan sebagai bahan karsinogenik dan dianggap sebagai pencetus kanker. Berdasarkan hal ini prinsip ALARA As Low As Reasonably Practicable
harus dianut Khumaidah, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Penyakit akibat debu kayu : 1.
Kulit : paparan debu kayu dapat mengiritasi kulit sehingga menyebabkan dermatitis. Pada dematitis iritan ini lesi umumnya timbul pada punggung
tangan, wajah, leher, dan kulit kepala. Selain dermatitis iritan, dermatitis juga dapat timbul melalui proses sensitasi dan alergi.
2. Pernafasan : debu kayu yang terhirup dapat menimbulkan masalah kesehatan
pada hidup seperti rhinitis, hidung tersumbat, mimisan dan paru-paru seperti asthma, gangguang fungsi paru.
3. Mata : apabila terkena mata, debu kayu dapat menimbulkan mata berair,
perih, dan konjungtivitis. Hazard berupa fisik di tempat kerja pabrik kayu adalah kebisingan. Secara
umum kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan Bashiruddin, 2007. Jenis- jenis alat pelindung telinga untuk mencegah kebisingan yaitu : 1. Sumbat telinga
earplugsinsert deviceaural inserprotector, dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat sehingga suara tidak mencapai membran timpani. Beberapa
tipe sumbat telinga : formable type, custom-molded type, premolded type. Sumbat telinga bisa mengurangi bising sd 30 dB lebih, 2. Tutup telinga earmuffprotective
capscircumauralprotectors, menutupi seluruh telinga eksternal dan dipergunakan untuk mengurangi bising sd 40-50 dB frekuensi 100-8000 Hz, 3. Helmetenclosure,
menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi maksimum 35 dBA pada 250 Hz sampai 50 dB pada frekuensi tinggi. APD ini harus tersedia di tempat kerja
Universitas Sumatera Utara
tanpa harus membebani pekerja dari segi biaya, perusahaan harus menyediakan APD ini Roestam, 2004.
2.4. Alat Pelindung Diri dalam Sektor Industri Kayu 2.4.1 Pengertian