14
2.3.2 Metode Spektrofotometri Derivatif
Ada empat metode umum yang digunakan untuk evaluasi spektra pada spektrofotometri derivatif yaitu metode peak-peak, metode peak-tangent, metode
pea k-zero zero crossing , metode peak-peak ratio rasio spektra Talsky, 1994;
Nurhidayati, 2007.
Pada metode peak-peak, absorbsinya diukur dari puncak maksimum sampai minimum yang ditunjukkan P
1
, P
2
, dan P
3
pada gambar a sedangkan pada metode peak-tangent, absorbsinya diukur dari puncak maksimum sampai
pertengahan puncak minimum yang dapat ditunjukkan pada t
1
, t
2
, dan t
3
pada gambar b. Pada metode peak-zero, absorbsinya diukur dari puncak maksimum
sampai titik nol kurva yang ditunjukkan pada z
1
, z
2
, z
3
, z
4
, dan z
5
pada gambar c sedangkan pada metode peak-peak ratio, absorbsinya diukur sebagai
perbandingan antara P
1
dengan P
2
yang ditunjukkan pada gambar d Talsky, 1994. Kurva aplikasi metode evaluasi spektra derivatif dapat dilihat pada Gambar
Gambar 2.4. Kurva aplikasi metode evaluasi spektra derivative Talsky, 1994 a Kurva aplikasi metode peak-peak b Kurva aplikasi metode peak-tangent
c Kurva aplikasi metode peak-zero d Kurva aplikasi metode peak-peak ratio
Universitas Sumatera Utara
15 Metode zero crossing merupakan metode yang paling umum digunakan
dalam pemilihan panjang gelombang analisis untuk campuran biner. Panjang gelombang zero crossing adalah panjang gelombang dimana senyawa tersebut
mempunyai serapan nol dan menjadi panjang gelombang analisis untuk zat lain dalam campurannya. Pengukuran pada metode zero crossing tiap komponen
dalam campuran merupakan fungsi tunggal konsentrasi dari yang lainnya Nurhidayati, 2007. Kurva sederhana aplikasi zero crossing dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Kurva sederhana aplikasi zero crossing Talsky, 1994 2.3.3 Kegunaan Spektrofotometri Derivatif
Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk analisis kuantitatif zat dalam campuran yang spektrumnya mungkin tersembunyi dalam
suatu bentuk spektrum besar yang saling tumpang tindih dengan mengabaikan proses pemisahan zat yang bertingkat-tingkat. Dalam bidang farmasi, karena
terkait terapi, penetapan kadar obat adalah kontrol kualitas pada industri farmasi. Metode spektrofotometri derivatif adalah teknik analisis dengan kemampuan
memisahkan campuran obat yang memiliki spektra tumpang tindih Nurhidayati, 2007.
Universitas Sumatera Utara
16 Sebagai contoh yaitu penetapan kadar campuran pseuoefedrin HCl,
triprolidin HCl dan dekstrometorfan HBr Watson, 2005, penetapan kadar parasetamol dalam tablet kombinasi parasetamol dengan kofein secara sinar
tampak Naid, 2011, penetapan kadar efedrin dan zat warna dalam sediaan sirup Cairns, 2008.
Beberapa keuntungan dari spektrofotometri derivatif antara lain yaitu spektrum derivatif memberikan gambaran struktur yang terinci dari spektrum
serapan dan gambaran ini makin jelas dari spektum derivatif pertama ke derivatif keempat. Selain itu dapat dilakukan analisis kuantitatif suatu komponen dalam
campuran dengan panjang gelombangnya saling berdekatan. Bila dibandingkan dengan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT, metode spektrofotometri
derivatif relatif lebih sederhana, alat dan biaya operasionalnya lebih murah dan waktu analisisnya lebih cepat Nurhidayati, 2007.
Kekurangan utama dari teknik ini adalah ketergantungannya pada parameter instrumentasi, seperti kecepatan pemindaian dan slit width. Kondisi
instrumen saat pengukuran spektrum serapan normal memiliki banyak pengaruh pada bentuk dan intensitas dari spektrum derivatifnya Ojeda dan Rojas, 2013.
2.4.Validasi Metode Analisis
Validasi metode adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa prosedur analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Proses validasi metode
untuk prosedur analitik dimulai dengan pengumpulan data validasi oleh pelaksana guna mendukung prosedur analitiknya. Validasi metode yang sempurna hanya
dapat terjadi jika metode tersebut sudah dikembangkan dan sudah dioptimasi Gandjar dan Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
17 Hasil validasi metode dapat digunakan untuk memutuskan kualitas,
reabilitas, dan konsistensi dari hasil analisis. Adapun karakteristik dalam validasi metode menurut USP 30 NF 25, 2007 yaitu akurasi, presisi, spesifisitas, batas
deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, dan kekuatanketahanan.
2.4.1 Akurasi