18
2.4.2 Presisi
Presisi adalah ukuran keterulangan metode analisis, termasuk di antaranya kemampuan instrumen dalam melakukan hasil analisis yang reprodusibel. Presisi
dinyatakan sebagai standar deviasi relatif. Berdasarkan rekomendasi ICH the Interna tiona l Conference on the Ha rmonisa tion
, karakteristik presisi ada tiga tingkatan, yaitu keterulangan repeatability, presisi antara intermediate
precision , dan reprodusibilitas reproducibility. Keterulangan dilakukan dengan
cara menganalisis sampel yang sama oleh analis yang sama menggunakan instrumen yang sama dalam periode waktu yang singkat. Presisi antara dikerjakan
oleh analis yang berbeda sedangkan reprodusibilitas dikerjakan oleh analis yang berbeda dan di laboratorium yang berbeda USP 30 NF 25, 2007;
Satiadarma, dkk., 2004.
2.4.3 Spesifisitas
Spesifitas adalah suatu ukuran seberapa mampu metode tersebut mengukur analit saja dengan adanya senyawa-senyawa lain yang terkandung di dalam
sampel Watson, 2005. Secara umum, spesifitas dapat ditunjukkan oleh minimalnya gangguan oleh senyawa lain terhadap hasil analisis misalnya
mendapatkan hasil yang sama dengan atau tanpa senyawa pengganggu. Pendekatan tidak langsung adalah lewat pengamatan karakteristik akurasi dari
metode tersebut. Bila akurasi metode telah dapat diterima maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik Ermer dan McB.
Miller, 2005.
2.4.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantifikasi
Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
Universitas Sumatera Utara
19 sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak dapat dikuantifikasi. Batas
deteksi merupakan batas uji yang spesifik menyatakan apakah analit di atas atau dibawah nilai tertentu Gandjar dan Rohman, 2007.
Batas Kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
kondisi operasional metode yang digunakan Gandjar dan Rohman, 2007.
2.4.5 Linieritas
Linieritas adalah kemampuan suatu metode untuk memperoleh nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara metematika proporsional dengan konsentrasi
analit dalam
sampel dalam
batas rentang
konsentrasi tertentu
Satiadarma, dkk., 2004. Linieritas dapat ditentukan secara langsung dengan pengukuran analit pada konsentrasi sekurang-kurangnya lima titik konsentrasi
yang mencakup seluruh rentang konsentrasi kerja Ermer dan McB. Miller, 2005.
2.4.6 Rentang
Rentang adalah interval antara batas konsentrasi tertinggi dan terendah analit yang terbukti dapat ditentukan menggunakan prosedur analisis, dengan
presisi, akurasi, dan linieritas yang baik. Rentang biasanya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil uji Satiadarma, dkk., 2004.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis deskriptif dan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan
Januari 2015. 3.2 Alat
Alat –alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer
inframerah Shimadzu, spektrofotometer ultraviolet UV-1800 Shimadzu yang dilengkapi dengan komputer, sonikator Branson 1510, neraca analitik Mettler
Toledo, kuvet, lumpang dan alu, alat-alat gelas dan alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel dan larutan.
3.3 Bahan
Bahan –bahan yang digunakan dalam penelitian adalah HCl 0,1N, Baku
Parasetamol BPFI, Baku Kafein BPFI, tablet merek dagang Paramex
®
Konimex, dan Saridon
®
Bayer. 3.4 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel
dilakukan secara
purposif yaitu
tanpa membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel
dianggap homogen dan berasal dari nomor
batch
yang sama. Sampel yang digunakan adalah tablet dengan merek dagang Paramex
®
Konimex, dan Saridon
®
Bayer.
Universitas Sumatera Utara