7 Kelarutan
: Agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter.
2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel 2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel
Spekrofotometri ultraviolet-visibel merupakan salah satu teknik analisis spektrofotometri yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar
ultraviolet dan sinar tampak dengan memakai instrumen spektrofotometer Gandjar dan Rohman, 2007. Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang
antara 200-400 nm sedangkan sinar tampak memiliki panjang gelombang antara 400-800 nm Moffat, dkk., 2005.
2.2.2 Pembagian Metode Analisis Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel
Spektrofotometri ultraviolet-visibel dibagi atas empat metode analisis yaitu analisis zat tunggal, analisis multikomponen, spektrofotometri perbedaan
Difference Spectrophotometry
, dan
spektrofotometri derivatif
Moffat, dkk., 2005.
2.2.3 Proses Penyerapan Radiasi pada Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel
Radiasi di daerah ultraviolet atau visibel diserap melalui eksitasi elektron yang terlibat dalan ikatan antara atom-atom pembentuk molekul Gandjar dan
Rohman, 2007; Watson, 2005. Jika suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel maka intensitas
sinar radiasi yang diteruskan dapat diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan
dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada zat penyerap lainnya. Serapan dapat terjadi jika radiasi yang mengenai larutan sampel memiliki energi yang
Universitas Sumatera Utara
8 sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan perubahan energi.
Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan hal ini sangat kecil dibandingkan
dengan proses penyerapan Gandjar dan Rohman, 2007. Sinar ultraviolet dan sinar tampak visibel memberikan energi yang cukup
untuk terjadinya transisi elektron Gandjar dan Rohman, 2007. Sebagai contoh, molekul organik sederhana yang mempunyai dua jenis ikatan karbon-karbon
seperti pada etilen. Ikatan π lebih lemah dari ikatan dan akibatnya elektron π
lebih tinggi energinya dari elektron Munson, 1984. Elektron yang energinya tertinggi dalam molekul, berada dalam tingkat energi elektron dasar, terdapat
dalam orbital , π, atau n, masing-masing mempunyai keadaan tereksitasi sesuai
dengan energi elektron terendah. Transisi elektron yang terkait dengan absorbsi radiasi ultraviolet dan sinar tampak adalah → , n→ , n→π, dan π→π
Satiadarma, dkk., 2004. Penyerapan radiasi ultraviolet dan sinar tampak dibatasi oleh sejumlah
gugus fungsional yang disebut dengan kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat energi eksitasi yang relatif rendah. Elektron yang terlibat
pada penyerapan radiasi ultraviolet dan visibel ini ada tiga, yaitu elektron sigma, elektron phi, dan elektron bukan ikatan non bonding electron Gandjar dan
Rohman, 2007. Transisi-transisi elektronik yang terjadi di antara tingkat-tingkat energi di
dalam suatu molekul ada empat yaitu transisi → , transisi n→ , transisi n→π, dan transisi π→π. Berikut akan diuraikan keempat jenis transisi μ
Universitas Sumatera Utara
9 1.
Transisi → Energi yang diperlukan untuk transisi ini besarnya sesuai dengan energi
sinar yang frekuensinya terletak di antara ultraviolet vakum kurang dari 180 nm. Jenis transisi ini terjadi pada daerah ultraviolet vakum sehingga kurang begitu
bermanfaat untuk analisis dengan cara spektrofotometri ultraviolet-visibel. 2.
Transisi n→ Jenis transisi ini terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung
atom-atom yang memiliki elektron bukan ikatan elektron n. Energi yang diperlukan untuk transisi jenis ini lebih kecil dibandingkan transisi →
sehingga sinar yang diserap pun mempunyai panjang gelombang lebih panjang, yakni sekitar 150-250 nm. Kebanyakan transisi ini terjadi pada panjang
gelombang kurang dari 200 nm. 3.
Transisi n→π dan transisi π→π Untuk memungkinkan terjadinya transisi ini, maka molekul organik harus
mempunyai gugus fungsional yang tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang diperlukan. Jenis transisi ini
merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis sebab dengan panjang gelombang 200-700 nm, dan panjang gelombang ini secara teknis dapat
diaplikasikan pada spektrofotometer ultraviolet-visibel. Perbedaan antara transisi n→π dan transisi π→π dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
10
Tabel 2.1.
Perbedaan antara transisi n→π dan transisi π→π Transisi n→π
Transisi π→π Absorptivitas molar antara
10-100 Lcm
-1
mol
-1
Absorptivitas molar antara 1000-10000 Lcm
-1
mol
-1
Biasanya pelarut
yang polar
menyebabkan pergeseran biru atau hypsocromic shift
pergeseran pita serapan ke arah panjang gelombang
yang lebih pendek Biasanya
pelarut yang
polar menyebabkan pergeseran merah atau
ba thocromic shift pergeseran pita
serapan ke arah panjang gelombang yang lebih panjang
Gandjar dan Rohman, 2007
2.2.4 Kegunaan Spektrofotometri Ultraviolet-Visibel