Reaksi Natrium Polistirena Sulfonat dengan Larutan CaCl

4.1.3. Reaksi Natrium Polistirena Sulfonat dengan Larutan CaCl

2 Menghasilkan Kalsium Polistirena Sulfonat Natrium polistirena sulfonat yang diperoleh selanjutnya ditambahkan dengan larutan CaCl 2 30 menghasilkan kalsium polistirena sulfonat. Reaksinya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut. natrium polistirena sulfonat CH CH 2 CH CH 2 CH CH 2 n 4 SO 3 + CH CH 2 CH CH 2 CH CH 2 CH CH 2 n 4 SO 3 Na CH CH 2 2 CaCl 2 Ca 2 NaCl 2 kalsium polistirena sulfonat Gambar 4.3. Reaksi natrium polistirena sulfonat dengan larutan CaCl 2 menghasilkan kalsium polistirena sulfonat Kalsium polistirena sulfonat yang diperoleh tidak larut dalam air dan pelarut organik seperti metanol, etanol, kloroform, diklorometana maupun n-heksana. Kadar logam Ca pada kalsium polistirena sulfonat diukur dengan titrasi kompleksometri, adalah sebesar 6,74. Derajat sulfonasi kalsium polistirena sulfonat yang dihitung adalah 27 . Universitas Sumatera Utara Spektrum FT-IR dari kalsium polistirena sulfonat yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut. Gambar 4.4. Spektrum FTIR kalsium polistirena sulfonat KBr pellet Spektrum FT-IR polistirena sebagai bahan awal dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5. Spektrum FT-IR polistirena Sigma Aldrich Adanya pita serapan pada panjang gelombang 1107,32 cm -1 menunjukkan υ S=O dan pada panjang gelombang 666,33cm -1 menunjukan υ S-O yang merupakan karakteristik garam sulfonat. Sementara pada panjang gelombang 1618,91 cm -1 υ C=C υ S=O υ S-O H 2 O Universitas Sumatera Utara merupakan ikatan regangan υ C=C aromatis. Adanya puncak pada panjang gelombang 3388,02 cm -1 kemungkinan dikarenakan adanya kandungan air dari KBr pellet Silverstein,R.M., 1963. Jika dibandingkan dengan spektrum FT-IR polistirena sebagai bahan awal pada gambar 4.5 diatas menunjukkan adanya υ C=C pada bilangan gelombang 1400-1600 cm -1 sedangkan υ S-O danυ S=O tidak terlihat . Munculnya puncak-puncak baru yang terlihat pada spektrum FTIR kalsium polistirena sulfonat Gambar 4.4 tersebut menunjukkan bahwa reaksi sulfonasi politirena yang diikuti dengan penggaraman dengan CaCl 2 membentuk kalsium polistirena sulfonat telah terjadi.

4.2. Adsorpsi Karotenoida dari CPO Menggunakan Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat

Dokumen yang terkait

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

8 106 69

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Adsorpsi Β-Karoten Dari Bahan Yang Mengandung Karotenoida Dengan Menggunakan Adsorben Sintetis Kalsium Polistirena Sulfonat

0 41 55

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 1 15

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 1 2

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 1 6

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 1 15

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 1 4

Adsorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Kalsium Polistirena Sulfonat Berderajat Sulfonasi 27% dan Desorpsinya Dengan Etanol

0 2 2

Adsorpsi Dan Desorpsi Karotenoida Dari Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil Cpo) Menggunakan Adsorben Garam M-Amberlit Ir 120 Dan Garam M-Polistirena Sulfonat (M=Na, Mg, Ca, Sr Dan Ba)

1 2 24