Contoh: OH
2-------
O
2
+ -
H
2
O
Kovalen Polar
O
2
Kovalen Nonpolar
H
2
O O
2
Dipol Permanen
Dipol Terinduksi
-
+
-
+
-
+
2.2.1.3.3. Gaya London
Interaksi ini terjadi antara sesama molekul kovalen nonpolar. Ketika sesama molekul kovalen nonpolar saling berdekatan maka, masing-masing molekul
tersebut cenderung mengalami self-polarised membentuk dipol terinduksi akibat adanya osilasi awan-awan elektron yang akan menyebabkan densitas elektron
pada satu atom lebih besar daripada atom lainnya sehingga molekul tersebut menjadi sedikit polar. Contohnya adalah interaksi N
2,
O
2
. Interaksi ini merupakan interaksi yang paling lemah diantara gaya Van der Waals Madan, R.D. 2003.
2.2.1.4. Adsorpsi Menggunakan Polimer Sebagai Adsorben
Baharin 1998 telah mengadsorpsi karotenoida dari CPO dengan proses kromatografi kolom menggunakan adsorben suatu resin berpori, yaitu kopolimer
stirena-divinil benzene. Proses tersebut dilakukan dengan menempatkan adsorben yang telah dicuci dengan alkohol kedalam kolom, kondisi kolom dijaga pada suhu
40-60
o
C. CPO dilarutkan dalam 400 ml isopropil alkohol IPA atau etanol kemudian dimasukkan kedalam kolom, dan larutan CPO dalam IPA atau etanol
ditampung, setelah itu kedalam kolom ditambahkan n-heksana sebanyak 300 ml, larutan CPO dalam n-heksana ditampung. Pelarut dari kedua larutan tersebut
diuapkan dengan rotary-evaporator kemudian ditimbang padatan yang diperoleh. Karotenoida yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan spektrofotometer, dan
hasil tertinggi diperoleh sebesar 108.929 ppm menggunakan adsorben diaion HP- 20.
Universitas Sumatera Utara
Karlina 2012 menggunakan adsorben polimer yaitu kalsium polistirena sulfonat untuk mengadsorpsi karotenoida dari metil ester kasar. Kadar karotenoida
dalam metil ester kasar sebesar 601 ppm. Proses adsorpsi dilakukan dengan mencampurkan metil ester kedalam etanol kemudian karotenoidanya diadsorpsi
dengan adsorben kalsium polistirena sulfonat, sambil diaduk untuk menyempurnakan penyerapan, kemudian adsorben yang mengandung karotenoida
dipisahkan dari campuran metil ester dengan sentrifugasi. Karotenoida yang terserap dalam adsorben kemudian didesorpsi dengan pelarut n-heksana, dan
setelah pelarutnya diuapkan diperoleh karotenoida dengan konsentrasi sebesar 116.000 ppm, telah terjadi pemekatan sebanyak 193 kali.
Lois 2014 mengadsorpsi tokoferol dan tokotrienol dari metil ester minyak kemiri, dengan menggunakan 2 jenis adsorben, yaitu garam Ca dari
polistirena sulfonat derajat sulfonasi 30, larut dalam air dan garam Ca dari polistirena sulfonat derajat sulfonasi 30, larut dalam kloroform. Hasil
adsorpsi tertinggi dihasilkan dengan menggunakan adsorben berderajat sulfonasi 30 terhadap tokotrienol yaitu sebesar 100, hasil desorpsinya sebesar 1,1,
sedangkan hasil desorpsi tertinggi diperoleh dengan menggunakan adsorben berderajat sulfonasi 30 terhadap tokoferol yaitu sebesar 2,3, hasil
adsorpsinya sebesar 99,1.
Garam M-PSS M= Na, Mg, Ca, Sr dan Ba; PSS = Polistirena Sulfonat juga telah digunakan Justaman 2014 untuk mengadsorpsi karotenoida dari CPO,
polistirena sulfonat yang digunakan berderajat sulfonasi 9,1. Proses penyerapan dilakukan dengan mencampurkan CPO dalam etanol kemudian ditambahkan
adsorben, dilakukan
pengocokan untuk
menyempurnakan penyerapan
karotenoida, kemudian adsorben yang mengandung karotenoida dipisahkan dari larutan CPO dengan sentrifugasi. Karotenoida yang terserap pada adsorben
kemudian didesorpsi dengan pelarut n-heksana. Hasil tertinggi yang diperoleh terlihat pada proses desorpsi dengan menggunakan garam Ca-PSS yaitu sebesar
84,53, hasil adsorpsinya sebesar 75,78.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Ikatan Hidrokarbon Tak Jenuh Dengan Orbital σ Logam
Hidrokarbon tak jenuh seperti alkena mengandung satu atau lebih ikatan rangkap karbon-karbon. Alkena yang paling sederhana adalah etena dengan rumus C
2
H
4
. Ikatan rangkap terkonjungasi adalah ikatan rangkap yang dipisahkan oleh masing-
masing satu ikatan tunggal. Adanya ikatan rangkap terkonjungasi dalam satu molekul akan memberikan sifat fisik dan kimia yang khusus. Banyak molekul
yang mengandung sistem ikatan rangkap terkonjungasi mengadsorpsi panjang gelombang spesifik dari sinar tampak Stoker, H.S, 1991.
Alkena sederhana adalah ligan dihapto yang dapat mendonasikan densitas elektron dari orbital
π yang terisi ke orbital σ kosong dari logam Gambar β.β. a
dan selanjutnya orbital π
dari ligan akan menerima densitas elektron dari orbital d
logam yang terisi Gambar 2.2. b . Penjelasan ikatan logam-alkena karena donasi
densitas elektron dari orbital π alkena ke orbital σ kosong logam dan secara bersamaan terjadi penerimaan densitas elektron oleh orbital
π alkena yang
kosong dari orbital d logam yang terisi tersebut dikenal dengan model Dewar-Chatt-
Duncanson DCD. Aliran desitas elektron dari orbital d logam yang terisi ke orbital
π alkena disebut backdonation, dan ini terjadi pada logam-logam transisi
Shriver et al.1999.
Universitas Sumatera Utara