2.6. Kalsium Polistirena Sulfonat
Polistirena disulfonasi dengan asetil sulfat yang dibuat dari asetat anhidrida dan asam sulfat pekat dalam pelarut kloroform, akan menghasilkan
asam polistirena sulfonat. Asam polistirena sulfonat yang dihasilkan ada dua jenis yaitu, asam polistirena sulfonat yang larut dalam air dan asam polistirena sulfonat
yang tidak larut dalam air namun larut dalam kloroform. Asam polistirena sulfonat yang larut dalam kloroform kemudian ditambahkan dengan NaOH
hingga pH=7 menghasilkan garam natrium polistirena sulfonat. Adanya kemungkinan asam sulfat yang tersisa dan asam asetat sebagai hasil samping,
menyebabkan terbentuknya garam Na
2
SO
4
dan CH
3
COONa. Na
2
SO
4
dan CH
3
COONa ini akan dipisahkan dengan penambahan etanol, karena kedua garam ini lebih larut dalam etanol sehingga natrium polistirena sulfonat yang diperoleh
lebih murni. Natrium polistirena sulfonat yang diperoleh selanjutnya dilarutkan kembali dalam kloroform lalu ditambahkan dengan CaCl
2
sehingga menghasilkan kalsium polistirena sulfonat.
asam polistirena sulfonat yang larut kloroform
natrium polistirena sulfonat
CH CH
2
CH CH
2
CH CH
2
n
4
SO
3
H
+
+ H
2
O CH
CH
2
CH CH
2
CH CH
2
CH CH
2
n
4
SO
3
Na CH
CH
2
H
2
SO
4
+
CH
3
COOH + Na
2
SO
4
CH
3
COONa +
NaOH
natrium polistirena sulfonat CH
CH
2
CH CH
2
CH CH
2
n
4
SO
3
+ CH
CH
2
CH CH
2
CH CH
2
CH CH
2
n
4
SO
3
Na CH
CH
2
2 CaCl
2
Ca 2
NaCl 2
kalsium polistirena sulfonat
Gambar 2.6. Reaksi pembuatan kalsium polistirena sulfonat.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Desorpsi
Desorpsi adalah proses pelepasan molekul-molekul adsorbat dari permukaan adsorben. Desorpsi dapat terjadi karena interaksi antara molekul adsorbat dengan
adsorben relatif lebih lemah sehingga dapat lebih mudah dilepaskan dari permukaan adsorben
Untuk memperlemah interaksi antara adsorben dengan adsorbat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : Sulaiman, A.H. 1997
1. Menaikkan temperatur
Proses desorpsi membutuhkan energi panas endotermik. Dengan menaikkan temperatur sistem maka, interaksi molekul adsorbat dengan
adsorben akan menjadi lebih lemah sehingga molekul adsorbat menjadi lebih mudah dilepaskan dari permukaan adsorben.
2. Menambahkan zat-zat kimiapelarut
Dalam hal ini, molekul adsorbat yang teradsorpsi akan didesorpsi dengan menambahkan zat-zat kimia pelarut yang sifatnya lebih kuat berinteraksi
dengan molekul adsorbat daripada interaksi antara adsorben dengan molekul adsorbat.
Dalam penelitian ini, karotenoida yang teradsorpsi oleh kalsium polistirena sulfonat akan didesorpsi dengan menambahkan pelarut etanol kering
secara berulang sebanyak empat kali sehingga dapat memutuskan ikatan antara karotenoida dengan kalsium polistirena sulfonat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Alat-alat