7
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari  zaman  ke  zaman  setiap  wanita  di  seluruh  dunia  selalu  ingin berpenampilan  menarik,  cantik,  menawan,  dan  enak  untuk  dilihat.  Salah  satu
upaya  para  wanita  untuk  menjaga  dirinya  agar  tetap  menarik,  cantik,  menawan dan  enak  untuk  dilihat  adalah  dengan  cara  merawat  diri,  termasuk  salah  satunya
adalah merawat wajah. Dengan
semakin berkembangnya
zaman maka
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
maka  lahirlah  perusahaan-perusahaan  yang  mulai  memproduksi  berbagai macam produk  perawatan  wajah  untuk  memenuhi  kebutuhan  para  wanita  pada  saat  ini.
Perusahaan-perusahaan  tersebut  memproduksi  produk  perawatan  wajah  yang dapat  menghasilkan  wajah  cerah,  awet  muda, putih,  dan  bersih  yang  selama  ini
didambakan para wanita. Perusahaan-perusahaan  produk  perawatan  wajah  mulai  mengenalkan
produknya kepada masyarakat melalui media iklan dalam ajang promosi produk- produk  yang  mereka  miliki.  Iklan  merupakan  sebuah  bentuk  komunikasi  yang
dimaksudkan  untuk  memotivasi  dan  mempromosikan  produk,  baik  berbentuk suatu benda maupun berbentuk jasa, kepada seseorang atau pembeli potensial.
Komunikasi selain  iklan  antara perusahaan dengan masyarakat adalah melalui  word of mouth. Karena,  word of mouth merupakan salah satu penerapan
dari variabel  yang  ada pada  marketing mix  yaitu promosi. Dengan menggunakan strategi  word of mouth maka perusahaan dapat lebih mempromosikan produknya
dengan  cara  promosi  yang  mendalam.  Yaitu  dengan  lebih  banyak  menerangkan
8 kepada masyarakat tentang produk, kegunaan produk, manfaat produk, dan untuk
siapa produk tersebut dipasarkan. Dan masyarakat pun dapat lebih jelas bertanya tentang produk perawatan wajah tersebut.
Tetapi  iklan  juga  memiliki  kekuatan  yang  membuat  konsumen terdorong  dan  terbujuk  untuk  membeli  produk  yang  di  iklankan  tanpa  harus
merasakan,  melihat  maupun  merasakan  produk  tersebut  terlebih  dahulu.  Dengan penayangan  iklan  yang  berdurasi  cukup  panjang  dan  dilakukan  secara  berulang,
maka  otomatis  akan  menciptakan  ingatan  akan  suatu  merek  dalam  benak konsumen.  Maka  dengan  adanya  promosi  melalui  iklan  dan  word  of  mouth
perusahaan  akan  mengetahui  sikap  konsumen  terhadap  produk  yang dipromosikan.  Dan  iklan  juga  akan  memancing  kaum  hawa  untuk  mencoba
berbagai macam produk perawatan wajah seperti Ponds dan sariayu. Dalam  pemenuhan  kebutuhan  konsumen,  PT.  Unilever  mengeluarkan
produk  perawatan  wajah  untuk  wanita  dengan  merek  Ponds.  Dengan  terus melakukan berbagai macam inovasi produknya.
Melalui produk awal yang dikeluarkan Ponds dengan segmentasi yang terbatas,  dalam  arti  semua  konsumen  wanita  baik  remaja  maupun  dewasa  yang
dilihat dari penayangan iklan Ponds selama ini bisa menggunakan produk Ponds, hingga  saat  ini  Ponds  berinovasi  dengan  mengeluarkan  produk  yang  khusus
diformulasikan bagi wanita  yang mengalami tanda-tanda penuaan dini, sebut saja rangkaian Ponds Age Miracle dengan statement “Keajaiban Dalam 7 Hari”.
Selain  produk  Ponds  ada  juga  produk  perawatan  wajah  yang  juga selalu  mengeluarkan  inovasi-inovasi  produknya  yaitu  Sariayu.  Akan  tetapi
Sariayu dikenal  masyarakat  terlebih  dahulu dibandingkan  dengan  produk  Ponds. Dalam  Indonesia  Original  Brands  TOP  250  Sariayu  PT.  Sariayu  Indonesia
9 mendapatkan  banyak  penghargaan  diantaranya  adalah  IBBA  Indonesia  Best
Brand  Award  pada  tahun  2008  peringkat  1  kategori  alas  bedak,  tahun  2009 peringkat  1  kategori  alas  bedak.  Platinum  Brand  tahun  2008  dan  2009  kategori
alas  bedak,  dan  Brand  Share  tahun  2009  sebanyak  23,8  kategori  alas  bedak, WOM  tahun  2009  peringkat  ke  3  kategori  susu  pembersih  dan  lipstick,  pangsa
pasarnya  menguasai 40 pasar kosmetik dan  personal  care  kelas  bawah.  Ponds PT.Unilever  juga  pernah  mendapatkan  penghargaan  IBBA  Indonesia  Best
Brand  Award  pada  tahun  2005-2007  peringkat  1  kategori  pelembab  wajah, peringkat  4  kategori  bedak  wajah,  peringkat  ke  3  kategori  susu  pembersih,
peringkat ke 3 kategori face tonik, dan peringkat 1 kategori pemutih wajah. Tidak  hanya  itu,  bukti  keseriusan  produsen  ke-dua  merek  tersebut
terbukti dalam Indonesian Customer Satisfaction Award ICSA, selang satu tahun berikutnya  yaitu  pad  tahun  2008.  Berdasarkan  survey  di  enam  kota  besar,  yaitu
Jakarta,  Bandung,  Semarang,  Surabaya,  Medan,  dan  Makasar.  Dengan  jumlah responden  sebanyak  10.500  orang  dengan  kriteria  usia  15  tahun  sampai  dengan
usia 65 tahun.
10 Tabel 1.1
Indonesia Customer Satisfaction Award ICSA Peringkat merek-merek paling memuaskan berdasarkan ICSA 2008
No Merek
QSS VSS
PBS ES
TSS Sabun Pembersih Wajah
1 Biore
4,060 3,933
4,042 3,787
3,964 2
Ponds 4,090
3,919 4,057
3,726 3,959
3 Olay
4,092 3,948
3,942 3,721
3,932 4
Sariayu 4,130
3,922 4,009
3,410 3,884
5 Nivea
3,944 3,725
4,008 3,755
3,871 6
Shinzui 3,938
3,890 3,937
3,590 3,847
7 Dove
3,938 3,754
3,931 3,539
3,804 8
Clean Clear
3,762 3,773
3,785 3,438
3,696 Pelembab Wajah
1 Ponds
4,326 4,128
4,325 4,001
4,203 2
Sariayu 4,147
3,958 4,023
3,819 3,993
3 Olay
4,103 3,879
4,067 3,746
3,957 4
Viva 4,013
3,978 3,987
3,682 3,920
5 Nivea
3,887 3,779
3,985 3,381
3,770 6
Hazeline 3,883
3,702 3,848
3,528 3,748
7 Mustika Ratu
3,896 3,642
3,838 3,529
3,735 8
Latulipe 3,773
3,553 3,650
3,402 3,602
Sumber : SWA 20XXIV18 september – 8 Oktober 2008
Keterangan  dari  tabel  diatas,  bahwa  QSS  Quality  Satisfaction Score adalah  Kepuasan  terhadap  kualitas  produkpelayanan,  VSS  Value  Satisfaction
Score adalah  Kepuasan terhadap harga berdasarkan  kualitas  yang diterima,  PBS Perceived  Best  Score  adalah  Persepsi  tingkat  kebaikan  dari  merek  yang
digunakan  secara  keseluruhan  dibandingkan  dengan  merek-merek  lain,  ES Expectation  Score  adalah  Kemampuan  merek  yang  bersangkutan  dalam
11 memenuhi ekspektasi pelanggan dimasa mendatang, TSS adalah Total Satisfaction
Score. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada dua merek
produk  perawatan  wajah  yakni  Ponds  dan  Sariayu.  Masing-masing  produsen pemegang merek selalu berusaha merebut perhatian konsumen mereka. Dalam hal
ini  industri  kosmetik  harus  selalu  memperhatikan  akan  kualitas  produknya terutama komponen-komponen pada atribut produknya.
Dimulai  dengan  mutu  produk  seperti,  bila  menggunakan  produk tersebut tidak menimbulkan alergi ketika digunakan dan bahan atau formula yang
digunakan  harus  terasa  ringan  dikulit.  Sifat  produkpun  harus  sesuai  dengan keinginan  dan  kebutuhan  konsumen,  seperti  produk  bersifat  mencerahkan  wajah
maupun  dapat  membersihkan  kulit  wajah  secara  maksimal  untuk  kategori pembersih  wajah  baik  sabun  pembersih  wajah  facial  foam  maupun  rangkaian
susu pembersih wajah. Tidak hanya itu produsen juga harus berupaya  merancang produknya, agar produk  yang dikeluarkan mempunyai  varian pilihan  yang sesuai
dengan kebutuhan kulit wajah konsumen. Namun,  beberapa  hal  diatas  perlu  ditunjang  dengan  kebijakan  harga
yang  diberikan  produsen.  Karena,  ada  tipe  konsumen  yang  tidak  sensitive terhadap harga, maka penentuan suatu harga pembelian tidak terpaku pada tinggi
atau  rendahnya  harga  yang  ditawarkan  oleh  produsen.  Namun  tidak  jarang,  dan tidak  sedikit  konsumen  yang  sensitive  terhadap  harga  yang  dibandrol  untuk
sebuah produk kecantikan. Kadangkala  harga  yang  dibandrol  perusahaan  lebih  tinggi  untuk
produk  yang  baru  diluncurkan,  dan  hal  itu  dapat  menimbulkan  persepsi  dalam benak konsumen, produk yang mahal adalah produk yang memiliki kwalitas yang
12 baik. Namun, tidak jarang perusahaan membandrol produknya dengan harga yang
rendah murah untuk menarik dan mendapatkan konsumen baru. Untuk  itu perusahaan  haruslah menetapkan harga  yang  lebih bersaing
dari  harga  produk  perusahaan  lain  yang  mengeluarkan  produk  lini  produk  yang sama. Agar konsumen terdorong untuk melakukan pembelian.
Biasanya  dalam  menetapkan  keputusan  pembelian  terhadap  suatu produk,
konsumen menggunakan
penetapan harga
psikologis, yaitu
membandingkan harga produk yang dilihat lebih awal dibandingkan dengan harga produk  yang  baru  atau  harga  produk  yang  dilihatnya  kemudian  Kotler,
1997:340. Lokasi  pembelian  dipandang  cukup  penting,  juga  merupakan  suatu
rangsangan  pembelian  bagi  konsumen.  Karena,  semakin  dalam  mendapatkan suatu produk akan semakin mempermudah konsumen dalam melakukan transaksi
pembelian. Karena  kebutuhan  wanita  akan  suatu  produk  semakin  lama  semakin
bertambah  sesuai  dengan  kemajuan  zaman  dan  perubahan  iklim,  maka perusahaan-perusahaan  yang  bergerak  dalam  bidang  perawatan  wajah  harus
berupaya terus melakukan inovasi-inovasi terhadap produknya. Konsumen  wanita  seperti  ibu  rumah  tangga  merupakan  tipe  pembeli
yang  lebih  tertarik  pada  warna  dan  bentuk,  bukan  pada  kegunaannya  karena wanita lebih berperasaan dari para pria. Prabu Mangkunegara 2002:55.
Apabila  berbicara  mengenai  pemilihan  merek  yang  akan  dibeli  oleh seorang  konsumen  maka  sebenarnya  aktifitas  pemilihan  sebuah  produk  atau
merek  tersebut  biasanya  berawal  dari  adanya  kebutuhan  dalam  diri  konsumen. Kemudian konsumen akan melakukan proses evaluasi berdasarkan informasi yang
13 ada  dan  akhirnya  konsumen  akan  memilih  merek  yang  paling  sesuai  dengan
kebutuhan dan keinginan mereka. Sebenarnya  bagaimana  konsumen  melakukan  evaluasi  dalam
pemilihan  juga  sulit  diketahui  secara  pasti,  100  alasannya  adalah  karena  hal tersebut diproses dalam otak mereka dan umumnya konsumen tidak menyadarinya
secara  langsung.  Pada  dasarnya  pengambilan  keputusan  oleh  konsumen  itu  bisa dibagi  berdasarkan  atribut  produk  atau  dikenal  dengan  istilah  attribut  based
choice  pilihan  berdasarkan  atribut  dan  satunya  lagi  adalah  berdasarkan  sikap atau yang sering disebut sebagai attitude based choice pilihan berdasarkan sikap.
Attribute  based  choice  adalah  suatu  proses  dimana  konsumen melakukan pemilihan merek  yang akan dibeli dengan melihat kepada atribut dari
produk  tersebut.  Misalnya  seorang  konsumen  berencana  mau  membeli  produk perawatan  wajah,  maka  biasanya  konsumen  akan  melihat  beberapa  alternatif
produk perawatan  wajah  seperti  :  Ponds  dan  Sariayu.  Apa  yang  akan  dilakukan oleh  konsumen  tersebut?.  Biasanya  konsumen  tersebut  menetapkan  kriteria  atau
faktor-faktor  yang  dijadikan  sebagai  dasar  pertimbangan  dalam  otaknya  untuk membeli  sebuah  merek.  Kemudian  konsumen  tersebut  akan mulai membanding-
bandingkan  merek-merek  tersebut  berdasarkan  kriteria  seperti  daya  bersih  yang mencerahkan  dan  memutihkan,  kemasan,  harga,  merek,  label,  ukuran,  dan
promosi. Akhirnya konsumen tersebut akan memutuskan sebuah merek misalnya produk  perawatan  wajah  merek  Ponds  setelah  membanding-bandingkan  merek
tersebut berdasarkan faktor-faktor tersebut. Pilihan dengan melihat kriteria seperti daya  bersih  yang  mencerahkan  dan  memutihkan,  kemasan,  harga,  merek,  label,
ukuran, dan promosi itulah yang disebut dengan Attribute based choice.
14 Biasanya  pengambilan  keputusan  berdasarkan  sikap  didasarkan  atas
kesan, intuisi,  keyakinan maupun feeling atau perasaan. Kalau kita ambil contoh misalnya waktu konsumen mengambil keputusan berdasarkan pertanyaan “merek
produk perawatan wajah mana  yang  anda senangi?” atau pertanyaan “merek apa yang  paling  anda  percayai?”  dan  misalnya  konsumen  diatas  tadi  tidak  mengerti
mengenai  produk  perawatan  wajah  seperti  bagaimana    daya  bersih  yang mencerahkan  dan  memutihkan,  kemasan,  harga,  merek,  label,  ukuran,  dan
promosi  dan  dia  memilih  hanya  karena  dia  suka  saja  dengan  merek  Ponds misalnya,  maka  berarti  konsumen  tersebut  mengambil  keputusan  berdasarkan
hanya  kepada  perasaannya.  Pilihan  itulah  yang  disebut  dengan  attitude  based choice. Banyak konsumen yang hanya merasa suka dengan suatu merek kemudian
membelinya, padahal kualitas produknya belum tentu paling bagus. Suatu pelajaran yang dapat kita ambil adalah bahwa inovasi itu sangat
penting.  Karena,  konsumen  selalu  haus  akan  hal  baru  dan  hal  yang  dapat memecahkan  berbagai  permasalahan  mereka.  Dan  inovasi  produk  adalah  jalan
keluarnya.  Sikap  sebagai  salah  satu  faktor  eksternal,  dapat  mempengaruhi seseorang  mengambil  keputusan  pembelian  produk.  Sikap  konsumen  merupakan
respon  atau  penilaian  yang  diberikan  konsumen  secara  konsisten,  konsekuen, menguntungkan  atau  tidak  menguntungkan,  positif  atau  negatif,  suka  atau  tidak
suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.
15
B. Perumusan Masalah