41
C. Metode Pengumpulan Data
Data  yang  penulis  kumpulkan  untuk  penunjang  penelitian  ini,  dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian, yaitu :
1.  Data Primer Adalah data yang diperoleh dari hasil survey dengan menyebarkan
kuesioner  kepada  para  responden  yaitu  remaja,  wanita  dewasa,  dan  ibu rumah  tangga  yang  pernah  dan  atau  sedang  menggunakan  salah  satu
produk perawatan wajah, yakni  Ponds dan Sariayu.
Peneliti  menggunakan  instrument  penelitian  berupa  wawancara tidak terstruktur dan kuesioner, dengan penjelasan sebagai berikut :
a.  Wawancara Tidak Terstruktur Yakni,  pedoman  wawancara  yang  hanya  membuat  garis  batas
yang  akan ditanyakan. Peneliti  akan menanyakan seputar penggunaan produk perawatan wajah Ponds maupun Sariayu serta pendapat mereka
mengenai produk tersebut. b.  Kuesioner  Angket
Dalam  penelitian  ini  digunakan  kuesioner  dalam  bentuk  pertanyaan secara  tertulis  yang  harus  dijawab  oleh  responden  sesuai  dengan
petunjuk  yang  ada,  maka  disusunlah  suatu  struktur  pertanyaan  dalam kuesioner yang akan disebarkan.
2.  Data Sekunder Yaitu  data  yang  diperoleh  dalam  bentuk  yang  sudah  jadi,  sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi, seperti  study  kepustakaan,  melalui  literatur  yang  berhubungan  dengan
pembahasan  skripsi  yaitu  mengenai  teori-teori  yang  digunakan  penelitian
42 kepustakaan  dilakukan  dengan  cara  mengumpulkan,  membaca  dan
memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topic pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis memperoleh
gambaran  yang  jelas  tetang  aspek-aspek  teoritis  dari  masalah  yang  akan penulis  bahas.  Serta  internet,  yang  digunakan  penulis  untuk  mencari
bahan-bahan penulisan yang dibutuhkan penulis.
D. Metode Analisis Data
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan  menggunakan  parameter  tertentu  yang  telah  ditentukan.  Jenis  data
dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang  dinyatakan  dalam  bentuk  dua  angka,  tetapi  berbentuk  kata,  kalimat,
gambar  atau  bayangan.  Sedangkan  data  kuantitatif  adalah  data  yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dwi Prayitno, 2007:7
1.  Analisis Kualitatif Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat Deskriptif
dengan menyebarkan 120 kuesioner pada pengguna produk perawatan wajah merek Ponds dan Sariayu. Dalam rangka memperoleh data yang
sesuai  dengan  keperluan  penelitian  ini  menurut  Nazir  dalam  Hence Inzar 2000 khusus untuk data kualitatif supaya dapat dikuantitatifkan
yaitu  dengan  menggunakan  Skala  Beda  Semantik  semantic differencial  scala  dengan  tujuh  angka  dimana  responden  diminta
memberi  tanggapan  atas  tiga  pertanyaan  positif  dan  tiga  pertanyaan negatif.
43
Tabel 3.1 Pengukuran Skala Beda Semantik
Sangat Setuju
Setuju Agak
Setuju Netral
Agak Tidak
Setuju Tidak
Setuju Sangat
Tidak setuju
3 2
1 -1
-2 -3
Cara  pengukuran  dengan  menghadapkan  responden  pada pertanyaan  dan  kemudian  untuk  memberikan  jawaban  “sangat
setuju”,”setuju”,”agak  setuju”,”netral”,”agak  tidak  setuju”,”tidak setuju”,”sangat  tidak  setuju”.  Dan  jawaban  lain  yang  sesuai  dengan
konteks  pertanyaan  dan  pernyataan  tetapi  dengan  skor  yang  sama dalam hal ini skor kepercayaan.
Table 3.2 Pengukuran Skala beda Semantik
Sangat Percaya
Percaya Agak
Percaya Netral
Agak Tidak
Percaya Tidak
Percaya Sangat
Tidak Percaya
3 2
1 -1
-2 -3
Untuk  skor  evaluasi  yaitu  “sangat  percaya”,”percaya”,”agak percaya”,”netral”,”agak  tidak  percaya”,”tidak  percaya”,dan  “sangat
tidak percaya”. Masing-masing alternative  jawaban diberikan  niali +3 hingga -3.
Penggunaan  teknik  analisis  ini  untuk  menggambarkan  data lapangan  secara  diskriprif  dengan  cara  menginterpretasikan  hasil
pengolahan  lewat  tabulasi.  Hasil  analisis  diskriptif  ini  berguna  untuk mendukung interpretasi terhadap hasil analisis yang digunakan.
44 a.  Uji Validitas
Teknik  analisis  data  validitas  untuk  mengukur  sah  atau valid  tidaknya  suatu  kuesioner.  Validitas  didefinisikan    sebagai
sejauh  mana  ketepatan  dan  kecermatan  suatu  alat  ukur  dalam melakukan  fungsi  ukurnya.  Suatu  kuesioner  dikatakan  valid  jika
terdapat  kesesuaian  antara  data  yang  dikumpulkan  dengan  data yang sesungguhnya.
Pengukuran validitas pada instrument ini dilakukan dengan korelasi  product  moment,  dengan  cara  mengkorelasikan  skor  item
dengan  skor  totalnya  keseluruhan  item,  yang  rumusnya  sebagai berikut:
r      = korelasi produk moment ∑xy = jumlah perkalian skor item dengan skor
∑x² = Jumlah skor kuadrat item ∑y² = Jumlah skor kuadrat item
n     = Jumlah sampel
r =
n
∑
xy
− ∑
x
∑
y {n
∑
x
− ∑
x }{n
∑
y
− ∑
y }
45 Uji hipotesis untuk validitas tiap butir suatu angket adalah sebagai
berikut: a.  Hipotesis
Ho  :  Skor  butir  tidak  berkorelasi  positif  dengan  skor  faktornya butir tidak valid
H
: Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya butir valid
b.  Tingkat signifikansi = 5 c.  Daerah kritis
R
positif ≤
R
, maka
H
tidak ditolak
R
positif
R
, maka
H
ditolak d.  Statistik Uji : dengan menggunakan program SPSS, yaitu dapat
dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation pada output. e.  Kesimpulan
positif ≤
, maka butir pertanyaan tidak valid positif
, maka butir pertanyaan valid Jika terdapat butir yang tidak valid, maka butir yang tidak
valid tersebut harus dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir yang valid saja.
b.  Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.  Jika  hasil  yang  dilakukan  berulang  menghasilkan  yang relatif  sama,  pengukuran  tersebut  dianggap  memiliki  tingkat
reliabilitas yang baik.
46 Untuk  melihat  reliabilitas,  maka  dihitung  Cronbach  Alpha
masing-masing  instrument.  Variabel-variabel  tersebut  dikatakan reliable  bila  Cronbach  Alpha  nya  memiliki  nilai  lebih  besar  0.60
Purbayu,  2005:251.  Uji  reliabilitas  bertujuan  untuk  melihat konsistensi alat ukur  yang akan digunakan  yakni  apakah alat ukur
tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach dengan rumus :
 
 
 
 
 
2 2
1 1
t I
S S
k k
ri Keterangan :
k       = Mean kuadrat antara subyek
2 i
S = Mean kuadrat kesalahan
2 t
S       = Varians total Reliabilitas  suatu  instrumen  dapat  diterima  jika  memiliki
koefisien  Alpha  Cronbach  minimal  0,6  yang  berarti  bahwa instrumen  tersebut dapat digunakan  sebagai  pengumpul  data  yang
handal  yaitu  hasil  pengukuran  relatif  konsisten  jika  dilakukan pengukuran ulang. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
47 2.  Analisis Data Kuantitatif
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  akan  menganalisis  data  dengan menggunakan :
a.  Analisis Faktor 1  Konsep Dasar Analisis Faktor
Analisis  faktor  adalah  suatu  teknik  untuk  menganalisis tentang  saling  ketergantungan  interpendensi  dari  beberapa
variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari  bentuk  hubungan  antar  variabel  yang  diteliti  menjadi
sejumlah  faktor  yang  lebih  sedikit  dari  jumlah  variabel  yang diteliti. Analisis  ini juga menggambarkan tentang struktur data
dari  suatu  penelitian,  artinya  ingin  diketahui  susunan  dan hubungan  yang  terjadi  pada  hubungan  antar  variabel.  Dalam
analisis  faktor  tidak  ada  pembagian  variabel  menjadi  variabel bebas dan variabel tergantung. Suliyanto, 2005:114
2  Fungsi Analisis Faktor Analisis digunakan untuk:
a.  Mengidentifikasi  dimensi-dimensi  mendasar  yang  dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel.
b.  Mengidentifikasi  variabel-variabel  baru  yang  lebih  kecil, untuk  menggantikan  variabel  tidak  berkorelasi  dari
serangkaian variabel asli yang berkorelasi. c.  Mengidentifikasi  beberapa  variabel  kecil  dari  sejumlah
variabel  yang  banyak  untuk  dianalisis  dengan  analisis multivariat lain.
48 3  Proses Analisis Faktor
Proses dasar analisis faktor : a.  Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
b.  Menguji  variabel-variabel  yang  telah  ditentukan,  dengan menggunakan MSA Measure of Sampling Adequacy.
c.  Melakukan  proses  inti  pada  analisis  faktor,  yakni factoring,  atau  menurunkan  satu  atau  lebih  faktor  dari
variabel-variabel  yang  telah  lolos  pada  uji  variabel sebelumnya.
d.  Melakukan proses Factoring Rotation atau rotasi terhadap faktor  yang  telah  terbentuk.  Tujuan  rotasi  adalah  untuk
memperjelas  variabel  yang  masuk  ke  dalam  faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu :
  ORTHOGONAL ROTATION Yakni,  memutar  sumbu  90°.  Orthogonal  Rotation
digunakan  bila  analisis  bertujuan  untuk  mereduksi jumlah  variabel  tanpa  mempertimbangkan  seberapa
berartinya  faktor  yang  terekstraksi.  Menurut  Wibisono 2006:160,  proses  rotasi  dengan  metode  orthogonal
masih bisa dibedakan menjadi : a
Quartimax Metode  ini  bertujuan  untuk  merotasi  faktor  awal
hasil  ekstraksi,  sehingga  pada  akhirnya  diperoleh hasil  rotasi,  dimana  setiap  variabel  memberi  bobot
49 yang tinggi disatu faktor dan sekecil mungkin pada
faktor lain. b
Varimax Bertujuan  untuk  merotasi  faktor  awal  hasil
ekstraksi,  sehingga  pada  akhirnya  diperoleh  hasil rotasi,  dimana  dalam  satu  kolom,  nilai  yang  ada
sebanyak  mungkin  mendekati  nol.  Hal  ini  berarti didalam  setiap  faktor  tercakup  sedikit  mungkin
variabel. c
Equimax Bertujuan
untuk mengkombinasikan
metode quartimax dan varimax.
Maka,  dalam  penelitian  ini  peneliti  menggunakan metode VARIMAX.
  OBLIQUE ROTATION Yakni, memutar sumbu kanan, namun tidak  harus 90°.
Dengan  rotasi  ini,  korelasi  antar  faktor  masih diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak
lurus  satu  dengan  yang  lainnya.  Oblique  Rotation digunakan  untuk  memperoleh  sejumlah  faktor  yang
secara teoritis cukup berarti. e.  Interpretasi  atas  faktor  yang  telah  terbentuk,  khususnya
memberi  nama  atas  faktor  yang  terbentuk  tersebut,  yang dianggap  bisa  mewakili  variabel-variabel  anggota  faktor
tersebut.
50 f.  Validasi atas  hasil  faktor untuk mengetahui apakah faktor
yang  terbentuk  telah  valid.  Valid  analisis  faktor dimaksudkan  untuk  mengetahui  apakah  hasil  analisis
faktor tersebut bisa  digeneralisasikan  ke-populasi  validasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
-  Membagi  sampel  awal  menjadi  dua  bagian,  kemudian membandingkan  hasil  faktor  sampel  satu  dengan
sampel  dua.  Jika  hasil  tidak  banyak  perbedaan,  bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.
-  Dengan  melakukan  metode  Comfirmatory  Factor Analysis  CFA  dengan  cara  Structural  Equation
Modelling. Proses
ini bisa
dibantu dengan
menggunakan software khusus seperti LISREL. g.  Setelah  faktor  yang  terbentuk  dikatakan  stabil  dan  bisa
untuk menggeneralisasikan populasinya, maka selanjutnya bisa  dilakukan  pembuatan  factor  scores.  Factor  scores
pada  dasarnya  adalah  upaya  untuk  membuat  satu  atau beberapa variabel  yang  lebih sedikit dan  berfungsi untuk
menggantikan  variabel  asli  yang  sudah  ada.  Pembuatan factor  scores  akan  berguna  jika  akan  dilakukan  analisis
lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminant. Dalam  penelitian  ini  proses  analisis  dilakukan  hanya
sampai  pada  langkah  menginterpretasikan  faktor  yang telah  terbentuk  dan  memberikan  nama  atas  faktor  yang
terbentuk. Penulis tidak melanjutkan pada langkah validasi
51 dan scores, karena  kedua langkah tersebut diperlukan  jika
ingin melakukan analisis regresi dan analisis diskriminant. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini hanya sebatas ingin
mengetahui  faktor-faktor  yang  akan  terbentuk  atas variabel-variabel yang telah ada.
4  Persyaratan Dalam Analisis Faktor Beberapa  persyaratan  yang  harus  terpenuhi  dalam
melakukan analisis faktor : Ety Rochaety, 2007:186 a  KMO dan Barlett’s Test
KMO  Kaiser  –  Mayer  –  Olkin  merupakan indeks  perbandingan  besarnya  koefisien  korelasi
observasi  dengan  besarnya  koefisien  korelasi  parsial. Jika  nilai  kuadrat  koefisien  korelasi  parsial  dari  semua
pasangan  variabel  lebih  kecil  dari  pada  jumlah  kuadrat koefisien  korelasi,  maka  harga  KMO  akan  mendekati
satu, yang menunjukan penggunaan analisis faktor. Menurut  Suliyanto  2005:123  untuk  menguji
ketepatan  dalam  model  faktor,  uji  statistic  yang digunakan adalah Barlett’s Test Sphericity dan Kaiser –
Mayer  –  Olkin  KMO  untuk  mengetahui  kecukupan sampelnya.
52 Ukuran  ketepatan  Kaiser  –  Mayer  –  Olkin
KMO  adalah  sebagai  berikut  :  Subhas  Salam  2004 dalam Suliyanto.
-  0,9 : Baik Sekali
-  0,8 : Baik
-  0,7 : Sedang  Agak Baik
-  0,6 : Cukup
-  0,5 : Kurang
-  0,5 : Ditolak
b  Anti – Image Matrices Besarnya  angka  measure  sampling  of  eduquacy
MSA  berkisar  antara  0  –  1,  dengan  kriteria  sebagai berikut :
  Jika  MSA  =  1,  maka  variabel  tersebut  dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain.
  Jika MSA  0,05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.
  Jika  MSA    0,05,  maka  variabel tersebut  tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih
lanjut, sehingga
variabel harus
dikeluarkandibuang. 5  Model Analisis Faktor
Pada dasarnya
model analisis
faktor dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu : Suliyanto, 2005:118
53 a  Principal Componen Analysis
Principal Componen Analysis  merupakan model dalam analisis  faktor  tujuannya  untuk  melakukan  prediksi
terhadap sejumlah faktor yang dihasilkan. Model Principal Component Analysis:
=
ℓ
+
ℓ
+  …………
ℓ Syarat, m
≤ p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah :
F = ℓX, dimana:
F : faktor principal components unobservable X : variabel yang diteliti observable
: bobot dari kombinasi linier loading b  Common Factors
Common  Factors  merupakan  model  dalam  analisis faktor  yang  tujuannya  untuk  mengetahui  struktur  dari
variabel yang diteliti karateristik dari observasi Model Common Factors:
=
ℓ
+
ℓ
+  …………
ℓ
+
Syarat, m ≤ p
X = ℓF + ε, dimana:
F : common factor unobservable X : variabel yang diteliti observable
: bobot dari kombinasi linier loading ε : specific factor
54
E. Operasional Variabel Penelitian