Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan

16 pada kesepakatan nilai-nilai sehingga kehidupan yang harmonis dapat tercapai, 3 dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang, 4 etika mendorong tumbuhnya naruli moralitas dan mengilhami manusia untuk sama- sama mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki.

E. Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan

Masalah etika merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam profesi akuntansi karena menyangkut dua pihak, klien dan masyarakat atau publik terutama terkait dengan laporan keuangan yang wajar atau fair Shaub : 1993:146 dalam Khomsiyah dan Indrianto 1998. Menurut Djajang Cakrawala Ekonomi dan Keuangan, tahun VI, edisi 21 Jan-Mar 1999, menggambarkan kondisi etika profesi akuntan di Indonesia dengan mengelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut : 1. Para akuntan menjunjung tinggi etika profesi akuntan dan mereka sangat peduli dengan nama baik profesi akuntan. 2. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari akan etika profesi, namun keadaan memaksa yang bersangkutan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika tersebut. 3. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari etika profesi, namun menganggap enteng atau tidak peduli akn hal itu. 4. Para akuntan yang tidak tahu atau kurang mengetahui mengenai etika profesi. 17 IAI sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan Indonesia” yang telah mengalami revisi pada tahun 1986, 1994 dan terakhir pada tahun 1998, secara garis besar pedoman-pedoman yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia tidak berbeda dengan Kode Etik Internasional Federation of Accountans IFAC, sebuah organisasi internasional yang anggotanya terdiri dari orang-orang akuntan hampir diseluruh dunia. Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04PRTN2006, tujuan kode etik auditor adalah : 1. Melindungi para auditor dari pengaruh pihak lain yang mempunyai kepentingan tertentu yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya prinsip audit dalam pelaksanaan tugasnya. 2. Memotivasi perkembangan profesi auditor secara berkelanjutan. 3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip- prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksana pengendalian pemeriksaan sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan pemeriksaan dilingkungan departemen. Etika merupakan seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik apa yang harus ditinggalkan dan dianut oleh sekelompok manusia atau masyarakat atau profesi Yusup et al.,2007. Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan, karena sila berarti baik, benar dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan konsensus, 18 maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut sebagai “kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan Desriani, 1993 dalam Sihwajoeni dan Gudono, 2000. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia IAI dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut : 1 prinsip etika, 2 aturan etika, 3 interprestasi akuntan etika, dan 4 tanya dan jawab. Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota.Prinsip etika disahkan oleh Kongres IAI dan berlaku bagi seluruh anggota IAI, sedangkan aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota Kompartemen dan hanya mengikat anggota kompartemen yang bersangkutan. Interprestasi etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh pengurus kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.Sebagai panduan penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.Tanya dan jawab memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang aturan etika beserta interprestasinya. Dalam kompartemen akuntansi publik, tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Dalam kode etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998, organisasi IAI menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI, baik yang berada dalam kompartemen akuntan publik, kompartemen akuntan manajemen, maupun kompartemen akuntan sektor publik.Kemudian setiap 19 kompartemen menjabarkan delapan prinsip etika tersebut ke dalam aturan etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI yang bergabung dalam masing-masing kompartemen. Menurut http:unwar0733122.wordpress.comseptember3,2008 prinsip etika profesi akuntan Indonesia terdiri atas delapan prinsip, yakni : 1. Tanggung jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2. Kepentingan publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka. 3. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4. Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5. Kompetensi dan kehati-hatian professional. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya, dengan kehati- hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja 20 memperoleh manfaat dan jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hokum untuk mengungkapkannya. 7. Prilaku Profesional Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dalam reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8. Standar teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Rumusan kode etik saat ini sebagian besar merupakan rumusan kode etik yang dihasilkan dalam kongres ke enam IAI dan ditambah dengan masukan-masukan yang diperoleh dari seminar sehari pemuktakhiran kode etik Akuntan Indonesia tanggal, 15 Juni 1994 serta asil pembahasan sidang Komite Kode Etik Akuntan Indonesia tahun, 1994. Saat itu kode etik Akuntan Indonesia terdiri atas delapan bab sebelas pasal dan enam pertanyaan etika profesi Sukrisno Agoes, 2004. 21 Alasan diperlukannya kode etik dalam kehidupan profesi adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sarana pengendalian social control yang memberikan semacam kriteria bagi calon anggota profesi dan membantu mempertahankan pandangan anggota profesi lama terhadap keprofesian yang telah digariskan. 2. Mencegah terjadinya campur tangan pihak luar external, seperti pemerinta, lembaga non pemerintah dan anggota masyarakat lainnya diluar profesi, sehingga profesi organisasi profesi dapat lebih mandiri dalam mengatur dirinya self regulated. 3. Keberadaan kapitalisasi dari perilaku yang sudah dianggap benar menurut pendapat umum berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan keprofesian, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya kesalahpahaman atau konflik pada masyarakat terhadap kinerja pelayanan anggota profesi.

F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi

Dokumen yang terkait

Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap Independensi penampilan akuntan publik

0 6 127

“PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN“ ( Studi Empiris di Wilayah Kota Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 11

Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 10

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (SURVEI DI SURAKARTA).

0 1 13

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN ( SURVEI DI SURAKARTA ).

1 1 17

PENDAHULUAN PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN ( SURVEI DI SURAKARTA ).

0 0 11

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi (Ums) Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi (Ums) Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 8

. PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

0 0 1

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK,AKUNTAN PENDIDIK,DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN - Unika Repository

0 0 12