21 Alasan diperlukannya kode etik dalam kehidupan profesi adalah sebagai
berikut : 1. Sebagai sarana pengendalian social control yang memberikan semacam
kriteria bagi calon anggota profesi dan membantu mempertahankan pandangan anggota profesi lama terhadap keprofesian yang telah
digariskan. 2. Mencegah terjadinya campur tangan pihak luar external, seperti
pemerinta, lembaga non pemerintah dan anggota masyarakat lainnya diluar profesi, sehingga profesi organisasi profesi dapat lebih mandiri dalam
mengatur dirinya self regulated. 3. Keberadaan kapitalisasi dari perilaku yang sudah dianggap benar menurut
pendapat umum berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan keprofesian,
sehingga diharapkan
dapat mencegah
timbulnya kesalahpahaman atau konflik pada masyarakat terhadap kinerja pelayanan
anggota profesi.
F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak hanya semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya,
melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Oleh sebab itu seorang akuntan publik dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik
22 juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh
Institute Akuntan Publik Indonesia IAPI, agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan Herawaty dan Susanto, 2009.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral yang
mengatur tentang prilaku professional Sukrisno Agoes 2004. Tanpa etika profesi akuntan tidak aka nada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu
profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya Murtanto dan Marini 2003 dalam Herawaty dan Susanto 2009.
Hal lain yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah lingkungan dunia pendidikan Sudibyo dalam Maurtanto dan Marini, 2003.
Sudibyo dalam khomsiyah dan Indriantoro 1997 menyatakan bahwa dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku
akuntan. Dunia pendidikan merupakan salah satu tempat yang strategis untuk memupuk nilai-nilai pendidikan. Oleh karena itu, calon akuntan mahasiswa
perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah etika profesi yang akan mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika
sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Keberadaan pendidikan etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di
Indonesia.
23 Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi akuntan baik
akuntan publik maupun akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan menyatakan, bahwa perbedaan persepsi akuntan publik berpengaruh signifikan
terhadap etika profesi akuntan Renyowijoyo, 2005, sedangkan Murtanto dan Marini 2003 menyimpulkan bahwa persepsi akuntan pria dan akuntan wanita
tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap etika profesi akuntan. Dalam penelitian Yusup et al 2007, menyimpulkan bahwa perbedaan persepsi
akuntan berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan, dan Sihwajoeni dan Gudono 2000, menyatakan bahwa persepsi akuntan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kode etik akuntan.
G. Mahasiswa Akuntansi dan Etika Profesi Akuntan