Pengetahuan tentang penyakit kusta

dan S1 kesehatan masyarakat. Dan pendidikan dikalangan petugas kelurahan lebih tinggi yaitu S1 sosial.

5.3.3 Pekerjaan

Pekerjaan informan kunci klien cacat kusta sebagian besar adalah tukang sapu, tukang parkiran, dagang, buruh, pengemis, dan tukang becak. Sedangkan pekerjaan petugas puskesmas adalah sebagai petugas kusta, TB dan surveilans di puskesmas. Petugas kulurahan bekerja di bagian Kasi Kemasyarakatan.

5.3.4 Pendapatan

Pada umumnya pendapatan informan kunci klien cacat kusta sebagian besar rata- rata dibawah 500.000bulan, sedangkan dikalangan petugas puskesmas dan kelurahan rata-rata pendapatan diatas 1 jutabulan.

5.4 Pengetahuan tentang penyakit kusta

5.4.1 Pengetahuan tentang penyebab penyakit kusta

Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua informan baik penderita kusta maupun petugas kesehatan dan kelurahan mengetahui bahwa penyebab kusta yaitu kuman Mycobacterium Leprae. Sebagian besar informan berpendapat bahwa lingkungan kotor, kebersihan diri kurang terjaga dan kontak langsung dengan penderita. Seperti ungkapan berikut: “penyebab yang pasti sich adalah Mycobacterium Leprae, jadi pemeriksaannya juga di laboratorium, diambil dari kerokan kulit belakang telinga, itu dilakukan oleh orang yang sudah dilatih tentang kusta.” : “Saya dulu kena tahun 1971, dari rumah emang udah cacat tapi kaki masih normal. Karena saya kurang hati-hati, ga jaga kebersihan, jorok lah trus dilingkungan saya juga waktu itu ada yang kusta sampe kaki saya semper atau kalau di medis namanya dropfoot yah, makanya sampe sekarang kena ke urat syaraf.” :. “Saya menderita kusta SD kelas 5, waktu itu saya berobat ke RSCM tapi karena kerja di batik, cape, lama kelamaan tangan mati rasa jadi kiting sampe sekarang. Penyebabnya mungkin saya ketularan sama temen, waktu itu maen bareng, pake alat mandi bareng, biasa lah anak kecil.temen saya dulunya kusta tipe L makanya jadi ketularan.” “dulu kena kusta tahun 1966, waktu itu kelas 6 SD saya ketularan temen yang lagi reaksi dan kurang merawat diri.” ; - ”saya ga tau penyebab pastinya, di keluarga saya juga ga ada yang kusta. Ya nasib kali terima ja lah keadaannya udah begini, mau di apain lagi.” “penyebab secara awam saya ga tau karena timbulnya juga lama.” ; 6666 6 , ; “pertama kali tau waktu itu saya baca koran tentang kusta dan operasi gratis untuk cacat kusta, setelah saya baca tanda-tanda cacat kusta ko ada kemiripan. Saya suruh datang ke sitanala terus dioperasi cabut tulang kaki.”

5.4.2 Pengetahuan tentang tanda dan gejala kusta

Bercak putih, mati rasa, merah seperti panu dan mutilasi tangan kiting adalah tanda- tanda kusta yang diketahui oleh semua informan. Gambaran ini menjelaskan bahwa pengetahuan informan tntang tanda-tanda kusta sudah sangat baik, sesuai tanda utama penyakit kusta dan tanda lanjut kecacatan. Seperti beberapa kutipan: 6 : “saya tau ada kaya panu ditangan, hilang rasa, adanya dipaha.lama kelamaan jadi banyak dan ahirnya cacat, ini udah susah disembuhkan. Beban juga sih, sampe tangan saya diumpetin karena malu.” - “tandanya kaya panu gitu, mati rasa, Cuma bedanya ga berkeringat aja jadi kaya pulau.” “gejalanya seperti panu, bercak-bercak putih adanya di punggung, pas diperiksa pake kapas itu malah ga kerasa.” , “gejalanya sama kaya ada panu, bercak putih tapi ga gatal, semuanya sama sich gejalanya.” “gejalanya merah-merah, kaya panu, trus saya pake lengkuas supaya sembuh tapi makin melebar bercaknya. Saya kan tipe L, MB itu gejalanya meriang, keriput, alis hilang, bulu mata ilang, kuping melebar, mata ga bisa menutup.” ; 6 6

5.4.3 Pengetahuan tentang cara penularan

Pengetahuan tentang cara penularan penyakit kusta dikalangan informan kusta cukup baik. Sebagian informan kusta mengetahui bahwa penyakit kusta menular melalui kontak langsung dan lama dengan penderita, jika mereka sedang reaksi dan ketahanan tubuh kita sedang tidak baik maka kusta itu akan menular. Mereka berpendapat bahwa kusta dapat menular dengan bersalaman, bersentuhan kulit dalam, minum bekas penderita kusta. Seperti ungkapan: “cara penularannya adalah kontak langsung dengan penderita selama 5-10 tahun, jadi kontak langsung dan lama. Cara penularan sendiri belum tentu secara geografis, karena tangerang banyak pendatang ada yang dari pesisir. Atau belum tentu daerah tropis bisa potensial kusta, faktor kebersihan diri juga suatu cara penularan yang resisten seperti droplet , jadi udah kaya TBC ja, bedanya kalau TBC cepet penularannya.” “cara penularannya dari persentuhan kulit pas lagi reaksi, apa lagi tipe L kaya saya itu penularannya tinggi.” “kalau kita ga berobat secara teratur pasti kusta menular, supaya ga menular ke orang lain saya minum obat DDS.” ; - ” saya ga tau cara penularannya dari mana, dikeluarga saya juga ga ada. Heran saya juga.” “kalo saya ga tau cara penularannya, tiba-tiba udah sakit ja makanya sampe terjadi cacat seperti sekarang. Mungkin dari temen kenanya karena waktu itu temen saya tipe L dan bapaknya juga kena dan dijauhi katanya penyakit besar.” , “sebenernya kusta itu tidak menular kalo kitanya berobat, kaya gini ja ngobrol belum tentu ketularan, Cuma orang kesehatan ja yang tau penularannya.” ; 6 6 ; 6

5.4.4 Pengetahuan tentang cara mencegah penularan kusta

Pengetahuan informan tentang cara mencegah kecacatan kusta cukup baik. Mereka berpendapat bahwa kusta dapat dicegah dengan minum obat secara teratur dan jika ada luka maka ada perawatan diri untuk luka kusta. Mereka juga sudah faham dan menerapkannya di rumah tentang cara perawatan diri untuk mencegah cacat selanjutnya. Seperti ungkapan: “mencegahnya dengan minum obat MDT dan penyuluhan itu yang penting, karena selama ini orang ga tau banyak kusta makanya saya sering penyuluhan kalau lagi ngamen di bis.” - “cara mencegahnya yaitu dengan menjaga kebersihan diri, dan minum obat secara teratur.” “tangan, kaki saya kan kena juga dropfoot dan pernah dirawat. Dan sekarang saya punya bengkel las.kan kalau kita ngelas, pegang besi panas kan ga kerasa jadi saya pake sarung tangan khusus, kaca mata supaya ga kebakar, namanya juga mati rasa kesundut rokok aja kita ga kerasa.” “kalau udah cacat kaya gini cara mencegahnya ya pake alat pelindung, misal pake sarung tangan khusus supaya ga kena panas, kan kita mati rasa.” 21 2 ; - ? 7 ? 6 ; 6

5.4.5 Pengetahuan tentang cara pengobatan

Pengetahuan tentang cara pengobatan kusta dikalangan petugas kesehatan masih belum bisa disembuhkan karena mereka yakin walaupun sudah tidak mendapatkan obat lagi, mereka akan mengalami kecacatan, hal ini terjadi karena penderita merasa sudah sembuh dan tidak perlu berobat lagi walaupun cacatnya masih ada. Selain itu persediaan obat di puskesmas terbatas karena biasanya penderita berobat langsung ke sitanala. Seperti ungkapan: “pengobatannya itu selama 9 bulan sampai 1 tahun, relative yah, kalau PB pengobatannya sebentar tapi kalau MB lama. Untuk cacatnya mungkin hanya bisa dengan perawatan saja, kan kalau sudah cacat ga bisa seperti semula lagi paling dengan operasi. Kebetulan di puskesmas ini pasien kustanya sedikit, biasanya mereka langsung berobat ke sitanala.” ; “kalau dulu caranya minum obat DDS tapi kan sekarang udah bagus yah ada MDT, dulu tuh kalau minum lampren jadi hitam mukanya. MDT biasanya 6 bulan pengobatan. Dari situ kita ga khawatir bakal tertular.” - “cara pengobatannya ya langsung berobat dengan rutin, apa lagi sitanala kan deket sama tempat tinggal kita.” +2, 34 6 “pertama kali saya berobat di puskesmas, waktu itu dikasih tau sama temen katanya ada rumah sakit kusta di mojokerto, karena waktu itu saya masih disana,6 bulan saya berobat di mojokerto sampai perawatnya takut ngasih obat ke saya. Mulai pengobatan di sitanala tahun 1981 krena kaki saya luka, itu juga saran dari temen. Kebetulan pas mau berobat dokternya ga ada lagi misi. Saya dirawat selama 10 bulan karena kaki saya dropfoot dan 3 kali di operasi.” ; “awalnya mereka datang ke sitanala untuk berobat, dan tinggal di RS untuk bertahun-tahun. Kalau yang sudah sembuh tapi cacat, mereka tinggal di kampung kusta dan mengurus surat pindah .”

5.5 Persepsi klien kusta tentang konsep diri