Jenis-jenis penyakit kusta Penyebab penyakit kusta Tanda dan gejala penyakit kusta

344. 344. 3 9 3 9 3 9 3 9 , , 3444 C , A 3443

a. Jenis-jenis penyakit kusta

+ C .584 7 344. ; 1. TT: tuberkuloid polar, merupakan bentuk yang stabil tidak mungkin berubah 2. Ti: Tuberkoloid indefinitif, bentuk yang labil 3. Borderline tuberculoid, bentuk yang labil 4. BB: Mid borderline, bentuk yang labil 5. BL: Borderline lepromatous, bentuk yang labil 6. Li: Lepromatosa indefinite, bentuk yang labil 7. LL: Lepromatosa polar, bentuk yang stabil 4D 4D 1 ; 1. Hipopigmentasi karena stratum basal yang mengandung pigmen rusak 2. Hipoanestesi karena ujung-ujung saraf rusak, adanya anhidrase karena kelenjar-kelenjar keringat rusak, kadang rambut rontok karena kerusakan dipangkal rambut 3. Batas tegas karena kerusakan terbatas Marwali Harahap, 1990. ; 7 , - ?

b. Penyebab penyakit kusta

, 1 , , .33. :4 :4 .D , 5D D E4D 4D + 344 ; 1. Patogenitas kuman penyabab 2. Cara penularan 3. Hygiene dan sanitasi 4. Varian genetik yang berhubungan dengan kerentanan 5. Keadaan sosial ekonomi 6. Sumber penularan 7. Daya tahan tubuh 7 C , , , 7 7

c. Tanda dan gejala penyakit kusta

, 1 , , ; 1 Kulit dengan bercak putih kemerahan dengan mati rasa 2 Penebalan pada saraf tepi disertai kelainan fungsinya berupa mati rasa dan kelemahan pada otot tangan, kaki, dan mata 3 Adanya kuman tahan asam pada pemeriksaan kerokan kulit BTA positif + C ; 1. Tipe tuberkuloid-tuberkuloid TT Lesi ini mengenai kulit maupun saraf, lesi kulit bias satu atau beberapa, dapat berupa macula atau plakat, batas jelas dan pada bagian tengah dapat ditemukan lesi yang mengalami regresi atau penyembuhan ditengah. Permukaan lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi, bahkan dapat menyerupai gambaran psoriasis, gejala ini dapat disertai penebalan saraf perifer yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit rasa gatal. 2. Tipe borderline tuberkuloid BT Lesi pada tipe ini menyerupai tipe TT, yakni berupa macula anestesi atau plak yang sering disertai lesi satelit dipinggirnya, jumlah lesi satu atau beberapa, tepi gambaran hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skuama tidak jelas seperti pada tipe tuberkuloid, gangguan saraf tidak seberat pada tipe tuberkuloid dan biasanya asimetrik, biasanya ada lesi satelit yang terletak dekat saraf perifer yang menebal. 3. Tipe borderline-borderline BB Tipe BB merupakan tipe yang paling tidak stabil dari semua spectrum penyakit kusta. Tipe ini disebut juga sebagai bentuk diformik dan jarang dijumpai. Lesi dapat berbentuk macula infiltrate, permukaan lesi dapat mengkilat, batas lesi kurang jelas dengan jumlah lesi yang melebihi tipe borderline tuberkuloid dan cenderung simetrik. Lesi sangat bervariasi baik ukuran, bentuk maupun distribusinya. Bisa didapatkan lesi punched out, yaitu hipopigmentasi yang oval pada bagian tengah, batas jelas yang merupakan ciri khas tipe ini. 4. Tipe borderline lepromatous BL Secara klasik lesi dimulai dengan macula, awalnya hanya dalam jumlah sedikit, kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh badan. Macula disini lebih jelas dan lebih bervariasi bentuknya. Walau masih kecil, papel dan nodus lebih tegas dengan distribusi lesi yang hampir simetrik dan beberapa nodus tampak melekuk pada bagian tengah, lesi bagian tengah sering tampak normal dengan pinggir didalam infiltrate lebih jelas dibanding pinggir luarnya, dan beberapa plak tampak seperti punched-out. Tanda-tanda kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi, hipopigmentasi, berkurangnya keringat, dan gugurnya rambut lebih cepat muncul dibandingkan dengan tipe lepromatous dengan penebalan saraf yang dapat teraba pada tempat predileksi di kulit. 5. Tipe lepromatous-lepromatous LL Jumlah lesi sangat banyak, simetrik, permukaan halus, lebih eritem, mengkilat, berbatas tidak tegas dan tidak ditemukan gangguan anestesi dan anhidrosis pada stadium dini. Distribusi lesi khas, yakni di wajah mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping telinga, sedangkan di badan mengenai bagian belakang yang dingin, lengan, punggung tangan, dan permukaan ekstensor tungkai bawah. Pada stadium lanjut tampak penebalan kulit yang progresif, cuping telinga menebal, garis muka menjadi kasar dan cekung membentuk facies leonina yang dapat disertai madarosis, iritis, dan keratitis. Lebih lanjut lagi dapat terjadi deformitas pada hidung. Dapat dijumpai pembesaran kelenjar limfe, orkitis, yang selanjutnya dapat menjadi atropi testis. Kerusakan saraf dermis menyebabkan gejala stocking dan glove anaesthesia. Bila penyakit ini menjadi progresif, macula dan papula baru muncul, sedangkan lesi yang lama menjadi plak dan nodul. Pada stadium lanjut serabut-serabut saraf perifer mengalami degenerasi hialin atau fibrosis yang menyebabkan anestesi dan pengecilan otot pada tangan dan kaki. Salah satu tipe penyakit kusta yang tidak termasuk dalam klasifikasi Ridley dan Jopling tetapi diterima secara luas oleh para ahli kusta adalah tipe indeterminate I, tipe ini ditandai dengan jumlah lesi sedikit, asimetrik, macula hipopigmentasi dengan sisik yang sedikit, kulit sekitar normal, lokalisasi biasanya dibagian ekstensor ekstremitas, bokong atau muka, kadang- kadang dapat ditemukan bentuk macula hipestesi atau sedikit penebalan saraf. Diagnosis tipe ini hanya dapat ditegakkan bila dengan pemeriksaan histopatologik didapatkan basil atau terdapat infiltrat di sekitar saraf. Pada 20-80 kasus penderita kusta didapatkan tipe ini merupakan tanda pertama dan sebagian besar akan sembuh spontan. , ; 1. Mata: iritis, iridosiklitis, gangguan visus sampai kebutaan 2. Tulang rawan: epistaksis, hidung pelana 3. Tulang dan sendi: absorbsi, mutilasi arthritis 4. Lidah: ulkus, nodus 5. Laring: suara parau 6. Testis: epididimitis akut, orkitis, atrofi 7. Kelenjar limfe: limfadenitis 8. Rambut: alopesia, madarosis 9. Ginjal: glomerulonefritis, amiloidosis ginjal, pielonefritis, nefritis interstitial 7 , 7 ; 1. Nervus auricularis magnus 2. Nervus ulnaris: anestesi dan paresis atau paralisis otot tangan jari V dan sebagian jari IV 3. Nervus peroneus komunis: kaki semper drop foot 4. Nervus medianus: anestesi dan paresisn atau paralisis otot tangan jari I, II, III dan sebagian jari IV. Kerusakan Nervus Ulnaris dan Nervus Medianus menyebabkan jari tangan keriting claw finger, tangan cakar claw hand 5. Nervus radialis: tangan lunglai drop wrist 6. Nervus tibialis posterior: mati rasa telapak kaki, jari kaki keriting claw toes 7. Nervus facialis: lagoftalmus, mulut mencong 8. Nervus trigeminus: anestesi kornea

d. Pengobatan