Manfaat Sistem Informasi Pemakai Sistem Informasi

di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Hal-hal prinsip yang perlu dipahami tentang yayasan adalah sebagai berikut: 1. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas. 2. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannnya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan usaha, dengan syarat sebagai berikut: 1 Sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. 2 Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25 dua puluh lima persen dari seluruh nilai kekayaan yayasan. 3 Anggota pembina, pengurus, dan pengawas yayasan dilarang merangkap sebagai anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris atau pengawas dari badan usaha. 3. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan pengawas 4. Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas, kecuali: 1 Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas. 2 Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh. 5. Kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini: 1 Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat. 2 Wakaf. 3 Hibah. 4 Hibah wasiat. 5 Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.7 Definisi Pesentren

Kata pondok berasal dari funduq bahasa Arab yang artinya ruang tidur, asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajarsantri yang jauh dari tempat asalnya Zamahsyari Dhofir, 1982: 18. Menurut Manfred dalam Ziemek 1986 kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata sant manusia baik dengan suku kata tra suka menolong, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. Sedangkan menurut Geertz pengertian pesantren diturunkan dari bahasa India Shastri yang berarti ilmuwan Hindu yang pandai menulis,