Pengertian Rancang Bangun Definisi Yayasan

Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem Output Proses Input Batasan Sistem Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen yang lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang. Adapun penjelasan lebih detail dan rinci sebagai berikut: 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik adalah merupakan sistem yang ada secara fisik. 2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam. Sistem buatan adalah suatu sistem yang dibuat atau dirancang oleh manusia. 3. Sistem Tertentu deterministic system dan Sistem Tak Tertentu probabilistic system Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagianya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tertentu relatif stabil konstan dalam jangka waktu yang lama. Sistem tak tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup merupakan system yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. System ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sistem terbuka adalah system yang berhubungan dan terpengaruh denyan lingkungan luarnya. System ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain. ladjamudin, 2005

2.2.4 Pengendalian Sistem

Manusia memiliki kemampuan membela diri untuk kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan sebuah sistem. Untuk dapat terus melangsungkan hidupnya, sebuah sistem harus memiliki daya membela diri dalam bentuk sistem pengendalian. Adapun pengendalaian sistem adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pengendalian Umpan Balik Pengendalian umpan balik feed back control system merupakan proses mengukur keluaran dari sistem yang dibandingkan dengan standar tertentu. Umpan balik dapat berupa data mengenai kinerja sebuah sistem. Sistem pengendalian umpan balik memiliki empat komponen dasar, yaitu: 1 Kondisi yang dikendalikan 2 Sensor, digunakan untuk mengukur kondisi 3 Pembanding 4 Pengatur 2. Sistem Pengendalian Umpan Maju Sistem pengendalian umpan maju feed forward control system atau umpan balik positif positive feed back adalah sistem pengendali dengan mendorong proses dari sistem untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sebelum terjadinya penyimpangan. 3. Sistem Pengendalian Pencegahan Sistem pengendalian pencegahan preventive control system merupakan pengendalian yang melakukan pencegahan sebelum proses dimulai dengan mencegah hal-hal yang akan merugikan agar tidak masuk ke dalam sistem Mulyanto, 2009.

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Tentang Informasi

McFadden dkk 1999 mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut Kadir, 2002. Menurut Jogiyanto HM., 2005: 692, “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian event yang nyata fact yang digunakan untuk pengambil an keputusan” Informasi didefinisikan Davis 1999 dalam buku Abdul Kadir, 2002 : 31 “informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”. Raymond McLeod 1995 mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolahan informasi dapat meliputi elemen computer, elemen non computer atau kombinasinya. Ladjamudin, 2005

2.3.2 Siklus informasi

Dalam buku Al-Bahra Bin Ladjamudin : 11, untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut. Ladjamudin, 2005 Input Data Proses Pengolahan Data Output Informasi Gambar 2.2 Siklus Informasi

2.3.3 Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi value of information ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat benefit dan biaya cost. Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu manfaat yang tinggi pula. Suatu indormasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Keputusan dapat berkisar dari keputusan berulang yang sederhana sampai keputusan strategis jangka panjang informasi tersebut. Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka informasi tersebut dikatakan bernilai rendah Mulyanto, 2009.

2.3.4 Kualitas Informasi

Kualitas Informasi quality of information sangat di pengaruhi atau ditentukan oleh 3 hal pokok, yaitu relevancy, accuracy, dan timelines. 1. Relevan relevancy Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja. 2. Akurasi accuracy Sebuah informasi dapat dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan Completeness, seluruh pesan telah benarsesuai Correctness, serta pesan yang disampaikansudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user Security. 3. Tepat Waktu timeliness Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu. 4. Ekonomis economy Informasi yang dihasilakan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi. 5. Efisien efficiency Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana, namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya. 6. Dapat dipercaya reliability Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Ladjamudin, 2005

2.4 Konsep Sistem Informasi

2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Telah diketahui informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam mengambil keputusan. Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu system di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditunnjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi yang penting Jogiyanto, 2005. Menurut James Alter 1992 dalam buku Information System : A Management Perspective, mendefinisikan sistem informasi sebagai kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Bodnar dan Hopwood 1993 dalam buku Acounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggings 1990 dalam buku Acounting Information System, sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Turban, McLean, dan Waterbe 1999 dalam buku Information Technology for Management Making Connection for Strategis Advantages, mendefinisikan sistem informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Definisi mengenai sistem informasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut: Tujuan Prosedur Kerja Teknologi Informasi Manusia Informasi Yang dicoba dilakukan sistem Cara Kerja Data Berupa teks, gambar, audio, video Bertugas memasukkan data Perangkat keras yang memproses informasi Gambar 2.3 Definisi Sistem Informasi Sumber : Agus Mulyanto, 2009

2.4.2 Kemampuan Sistem Informasi

Efraim Turban, McCean, dan James Waterbe, dalam buku InformationTechnology for Management Making Conection for Strategies Advantages, menyebutkan kemampuan sistem informasi sebagaimana berikut: 1. Melakukan komputasi numerik bervolume besar dengan kecepatan tinggi. 2. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah dan cepat. 3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang besar dalam ruang kecil, tetapi mudah diakses. 4. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh dunia dengan cepat dan murah 5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok pada suatu lokasi 6. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia. 7. Mengoptimatisasikan proses-proses bisnis yang semi otomatis dan tugas- tugas yang dikerjakan secara manual. 8. Mempercepat pengetikan dan penyutingan 9. Melaksanakan hal-hal di atas jauh lebih murah dari pada apabila dikerjakan secara manual.

2.4.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah manusia, hardware , software, data dan jaringan. Kita dapat mengilustrasikan 5 komponen dalam sistem informasi seperti terlihat pada gambar 2.4. Kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin. 2. People dan procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin. 3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data. Ladjamudin, 2005 Hardware Perangkat Keras Software Perangkat Lunak People Manusia Procedures Prosedur DATA Mesin Manusia Gambar 2.4 Lima Komponen Sistem Informasi

2.4.4 Manfaat Sistem Informasi

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi- transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. Bank menggunakan system informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening Koran dan transaksi yang terjadi. Perusahaan menggunakan system informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia. Ladjamudin, 2005

2.4.5 Pemakai Sistem Informasi

Sebagian besar system informasi berdasarkan computer terdapat di dalam suatu organisasi dalam berbagai jenis. Anggota organisasi adalah pemakai informasi yang dihasilkan system tersebut termasuk manajer yang bertanggung jawab atas pengalokasian sumberdaya untuk pengembangan dan pengoprasian perusahaan. Ladjamudin, 2005

2.5 Konsep Sistem Informasi Akademik

2.5.1 Definisi Akademik

Akademik adalah seluruh lembaga pendidikan formal baik pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan kejuruan maupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasidalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu Subhansyah, 2011

2.5.2 Definisi Sistem Informasi Akademik

SIA merupakan sistem yangmengolah data dan melakukan proses kegiatan akademik yang melibatkan antara siswa, guru, administrasi akademik, penilaian dan data atribut lainnya. Sistem informasi akademik melakukan kegiatan administrasi akademik, melakukan proses-proses transaksi belajar-mengajar antara guru dan siswa, melakukan proses administrasi akademik yang baik menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada kegiatan registrasi ataupun kegiatan operasional harian administrasi akademik. Jamilah, 2011

2.6 Definisi Yayasan

Memahami definisi yayasan dibentuk berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004. Menurut undang-undang, yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Hal-hal prinsip yang perlu dipahami tentang yayasan adalah sebagai berikut: 1. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas. 2. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannnya dengan cara mendirikan badan usaha dan atau ikut serta dalam suatu badan usaha, dengan syarat sebagai berikut: 1 Sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. 2 Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25 dua puluh lima persen dari seluruh nilai kekayaan yayasan. 3 Anggota pembina, pengurus, dan pengawas yayasan dilarang merangkap sebagai anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisaris atau pengawas dari badan usaha. 3. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus, dan pengawas 4. Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas, kecuali: 1 Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas. 2 Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh. 5. Kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal-hal berikut ini: 1 Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat. 2 Wakaf. 3 Hibah. 4 Hibah wasiat. 5 Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.7 Definisi Pesentren

Kata pondok berasal dari funduq bahasa Arab yang artinya ruang tidur, asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajarsantri yang jauh dari tempat asalnya Zamahsyari Dhofir, 1982: 18. Menurut Manfred dalam Ziemek 1986 kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata sant manusia baik dengan suku kata tra suka menolong, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. Sedangkan menurut Geertz pengertian pesantren diturunkan dari bahasa India Shastri yang berarti ilmuwan Hindu yang pandai menulis, maksudnya pesantren adalah tempat bagi orang-orang yang pandai membaca dan menulis. Dia menganggap bahwa pesantren dimodifikasi dari para Hindu Wahjoetomo, 1997: 70 Dalam buku Pola Pembelajaran di Pesantren Depag, 2003: 4-5, disebutkan istilah pesantren berasal dari India, karena adanya persamaan bentuk antara pendidikan pesantren dan pendidikan milik Hindu dan Budha di India ini dapat dilihat juga pada beberapa unsur yang tidak dijumpai pada sistem pendidikan Islam yang asli di Mekkah. Unsur tersebut antara lain seluruh sistem pendidikannya berisi murni nilai-nilai agama, kiai tidak mendapatkan gaji, penghormatan yang tinggi kapada guru serta letak pesantren yang didirikan di luar kota. Data ini oleh sebagian penulis sejarah pesantren dijadikan sebagai alasan untuk membuktikan asal-usul pesantren adalah karena pengaruh dari India. Terlepas dari pebedaan istilah pesantren tersebut, karena yang dimaksudkan dengan istilah pesantren dalam pembahasan ini adalah sebuah lembaga pendidikan dan pengembangan Islam, dalam pengembangannya di Jawa telah dirintis oleh wali songgo. Di antaranya syekh Maulana Malik Ibrahim w 8 April 1419 H dan dikembangkan oleh muridnya Raden Rahmad sunan Ampel Wahjoetomo, 1997: 70. Di antara komponen-komonen yang terdapat pada sebuah pesantren adalah; 1 pondok asrama santri, 2 masjid, 3 santri, 4 pengajaran kitab- kitab klasikkitab kuning, 5 kiai dan ustadz 6 madrasahsekolah Depag, 2003: 8 serta 7 sistem tata nilai salaf tradisional-khalafmodern sebagai ruh setiap pesantren. Pada pesantren-pesantren tertentu terdapat pula di dalammya madrasah atau sekolah dengan segala kelengkapannya. Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf tradisional dan pesantren khalaf modern. 1 Pesantrer salaf menurut Zamakhsyari Dhofier, dalam Wahjoetomo, 1997: 83 adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik salaf sebagai inti pendidikan. Sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan sistem sorogan, yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Sistem pengajaran pesantren salaf memang lebih sering menerapkan model sorogan dan wetonan. Istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang berarti waktu. Disebut demikian karena pengajian model ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang biasanya dilaksanakan setelah mengerjakan shalat fardhu. 2 Pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti; MISD, MTsSMP, MASMASMK dan bahkan PT dalam lingkungannya Depag, 2003: 87. Dengan demikian pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbaharui atau dimodernkan pada segi- segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah Hadi, 2010.

2.8 Rich Picture

Rich picture digunakan pada waktu penyeleksian sistem untuk menyatakan secara keseluruhan dalam memahami proses dari tahapan proyek pengembangan