Budaya Islami TINJAUAN PUSTAKA

dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh Rahmat, 1991. Menurut Rakhmat 1998 yang mengutip pendapat Asngari 1984 pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang penting. Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Persepsi meliputi juga kognisi pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan Gibson, 1986.

2.2. Budaya Islami

Menurut Koentjaraningrat 1985, wujud kebudayaan terdiri dari 3 tiga unsur yaitu wujud ideal, wujud kelakuan dan wujud fisik. Pranata kelakuan berpola terdiri dari sistem norma dan kelakuan, peralatan dan personil yang melaksanakan kelakuan berpola. Menurut Dr. Abd. Hadi W.M 2002, Islam adalah agama yang penuh keterbukaan. Sejak lama unsur kebudayaan dari luar mendapat ruang gerak yang leluasa di dalam tradisi pemikiran dan kreativitas umat Islam. Menurut K.H Toto Asmara 2002 Budaya Islami berarti mengaktualisasikan seluruh potensi iman, fikir, zikir serta seluruh kita untuk memberikan nilai Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 kebahagian bagi alam semesta. Kita harus mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Islam yang kita yakini benar, tercermin dari perilaku budaya kita yang memberikan nilai tambah bagi lingkungan sekitar kita. Sumber inspirasi Budaya Islami adalah Al- Quran dan Hadist yang diikat dalam satu kata yaitu akhlaq. Menurut K.H. Toto Asmara 2002, penghayatan terhadap nilaimakna hidup, agama, pengalaman dan pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan sikap kerja profesional, sedangkan apresiasi nilai yang bersifat aplikatif akan membuahkan akhlakul karimah. Garis singgung keduanya merupakan kinerja actual performance yang harus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga jaraknya semakin berhimpitan. Sehingga dalam budaya kerja Islam akan lahir sosok pribadi yang memiliki dua aspek yang saling terkait yaitu profesionalisme dan akhlak. Menurut Yusuf Qardhawi 2001, Budaya Islam adalah kebudayaan yang merepresentasi jati diri ummat, falsafah dan pandangan globalnya tentang alam wujud, pengetahuan dan nilai-nilai. Karakteristik Budaya Islam antara lain: 1. Rabaniyah : Kebudayaan yang terpadu dengan aspek ketuhanan. 2. Akhlaqiyah : Unsur akhlak moral memiliki tempat yang sangat luas dan pengaruh yang mendalam dalam kebudayaan. 3. Insaniyah : Kebudayaan yang memberikan penghormatan terhadap manusia, pemeliharaan terhadap fitrah manusia, kemuliaan manusia dan hak-hak manusia dengan asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang mulia dari Tuhannya. Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 4. Al-Alamiyah : Kebudayaan yang bersifat universal dan berorientasi untuk seluruh dunia, terbuka untuk seluruh komunitas umat manusia, tidak menutup diri dan tidak fanatik melawan komunitas lain. 5. At-Tasamuh : Kebudayaan yang bersifat toleransi, meskipun unsur agama sangat menonjol dan dominan di dalamnya. 6. Keberagaman : Kebudayaan yang luas lagi beragam, yang di dalamnya ada agama dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan. 7. Al-Wasathiyah : Kebudayaan yang merepresentasikan jalan pertengahan antara keberlebihan berbagai umat dan pengabaian mereka. 8. At-Takamul : Kebudayaan yang bersifat saling menyempurnakan antara satu bagian dengan bagian lainnya. 9. Al-I’tizaz bi Adz-Dzat : Budaya yang bangga dengan kepribadian dan keistimewaannya, dengan sumber-sumbernya yang rabbani, tujuan-tujuan kemanusiaannya, orientasinya yang mendunia dan celupan moralnya sehingga enggan lebur ke dalam kebudyaan lain dan kehilangan karakteristik dan elemen pembentuknya.

2.3. Indikator Nilai dan Perilaku Organisasi Islami