Perilaku Petugas Kesehatan Indikator Nilai dan Perilaku Organisasi Islami

4. Al-Alamiyah : Kebudayaan yang bersifat universal dan berorientasi untuk seluruh dunia, terbuka untuk seluruh komunitas umat manusia, tidak menutup diri dan tidak fanatik melawan komunitas lain. 5. At-Tasamuh : Kebudayaan yang bersifat toleransi, meskipun unsur agama sangat menonjol dan dominan di dalamnya. 6. Keberagaman : Kebudayaan yang luas lagi beragam, yang di dalamnya ada agama dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan. 7. Al-Wasathiyah : Kebudayaan yang merepresentasikan jalan pertengahan antara keberlebihan berbagai umat dan pengabaian mereka. 8. At-Takamul : Kebudayaan yang bersifat saling menyempurnakan antara satu bagian dengan bagian lainnya. 9. Al-I’tizaz bi Adz-Dzat : Budaya yang bangga dengan kepribadian dan keistimewaannya, dengan sumber-sumbernya yang rabbani, tujuan-tujuan kemanusiaannya, orientasinya yang mendunia dan celupan moralnya sehingga enggan lebur ke dalam kebudyaan lain dan kehilangan karakteristik dan elemen pembentuknya.

2.3. Indikator Nilai dan Perilaku Organisasi Islami

2.3.1. Perilaku Petugas Kesehatan

Perilaku Individual merupakan manifestasi hubungan seseorang manusia dengan dirinya dan dengan Allah SWT. Dalam konteks manajemen modern, nilai dan Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 perilaku ini merupakan bagian dari manajemen diri self management yaitu bagaimana seseorang individu mengatur dirinya sendiri dalam meraih kesuksesan. Ada beberapa nilai dan perilaku individual dalam Al Quran dan Hadist yang relevan dalam membentuk budaya organisasi Islami antara lain: 1. Ikhlas dalam Setiap Pekerjaan Ikhlas adalah memurnikan amal perbuatan kita dari perhatian orang lain. Ikhlas sangat penting bagi setiap amal perbuatan karena Allah tidak akan menerima amalan hamba sebesar apapun tanpa disadari ke-Ikhlasan kepada-Nya. Amalan yang ikhlas adalah amalan yang semata-mata mengharap keridhaan dan balasan Allah. Qudamah, 1997; As-Syarif, 2002. Allah berfirman: “Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan mukhlis kepadanya dalam menjalankan agama” Al- Bayyinah: 5. 2. Murooqobah Murooqobah adalah merasakan adanya pengawasan dari Allah ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Murooqobah adalah manifestasi adanya supervisi langsung dari Allah SWT. Inilah sebenarnya supervisi yang hakiki dan tidak pernah salah. Sungguh luar biasa jika ada petugas kesehatan memiliki nilai yang mulia ini, tidak akan pernah ada kecurangan dan kebohongan karena setiap petugas yakin bahwa Allah melihat-Nya dan pasti akan membalas-Nya dengan setimpal Qudamah, 1997. Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 3. Muhaasabah Muhaasabah adalah senantiasa melakukan introspeksi diri dengan hisab perhitungan-perhitungan. Dengan introspeksi diri seseorang dapat mengetahui kekurangan dirinya, termasuk dalam kategori ini adalah mendengarkan kritik dan saran orang lain Gymnastiar, 2000. 4. Mujaahadah Mujaahadah dalam konteks perilaku adalah bersungguh-sungguh berjuang mengendalikan diri. Mujaahadah merupakan sebuah kerelaan untuk memaksa diri melakukan sebuah amalan yang diridhoi Allah dan tidak ada kata manja untuk ketaatan. Anggota organisasi sangat meresapi makna mujaahadah ini maka ia akan bekerja dengan giat. Setiap ada dorongan untuk malas pasti akan dilawannya sekuat tenaga, begitu juga jika ada dorongan untuk melakukan sebuah kelalaian pasti akan menumpas niat itu di dalam hatinya sebelum niat jelek itu menjadi tekat yang sungguh-sungguh mengendalikan dirinya untuk ditunjuk keluar baginya As Syarif, 2002. 5. Sabar Sabar merupakan akhlak Islami yang paling dan menjadi keharusan seorang hamba. Secara Bahasa, sabar berarti memenjarakan atau menahan. Secara istilah, sabar adalah menahan diri dari keluh kesah, menahan lisan dari keluhan dan menahan anggota tubuh dari hal yang merusak. Sabar dapat berkaitan dengan fisik dan psikis As Syarif, 2002. Jika dilihat dari pengertian di atas dalam manajemen modern, salah satu model dari sabar adalah Adversity Quotient AQ yaitu ketahanan seseorang Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 dalam menghadapi permasalahan, tantangan dan hambatan yang menghadangnya. Adversity Quotient dapat disamakan sa’atus shadrin yang merupakan manifestasi psikis dari sabar. Dalam konteks perilaku organisasi, tentu masalah ini menjadi teramat penting karena ketahanan organisasi menghadapi permasalahan tentu sangat tergantung ketahanan individu dalam menghadapi permasalahan Qudamah, 1997. 6. Kerja Ihsan Optimal Ihsan adalah optimalisasi hasil kerja dengan jalan melakukan pekerjaan sebaik mungkin, bahkan sesempurna mungkin dan menghasilkan pekerjaan yang terbaik Kosasih, 1999. 7. Tawadlu’ Tawadlu’ adalah kerendahan hati Al Jauziyah, 1998. Ini adalah akhlak orang-orang yang beriman. Tidaklah seorang berakhlak dengan-Nya kecuali Allah pasti akan menambahkan kemuliaan kepada-Nya. Namanya akan harum di tengah- tengah manusia. Sebaliknya, tidaklah seseorang berpisah denganNya kecuali akan ditimpa kehinaan, dimusuhi, dibenci dan dijauhi orang lain As Syarif, 2002. Bentuk tawadlu’ yang nyata dalam perilaku organisasi adalah tidak meremehkan orang lain tidak cuek. Orang yang tawadlu’ akan senantiasa memandang orang lain lebih baik dari dirinya. Budaya tawadlu’ juga kelihatan dari tidak adanya penghormatan yang berlebih-lebihan kepada atasan atau yayasan. Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 8. Berpenampilan Fisik SederhanaIslami Seorang muslim adalah manusia istimewa yang senantiasa memperhatikan setiap perilaku dan perbuatan dalam berpakaian dan setiap aspek kepribadian-Nya. Islam selalu menekankan umatnya agar selalu berpenampilan baik bersih sehingga setiap orang yang melihatnya akan merasa senang, termasuk dalam masalah ini penampilan ruang kerja atau tempat pelayanan kepada masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas, tempat ini harus senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan serta mengikuti prosedur sterilitas yang standard Tahhan, 2001. 9. Cinta Bersih Agama Islam telah memperhatikan seluruh urusan yang dialami dan dihadapi pemeluknya ditengah-tengah kehidupan. Di samping itu ia berusaha kerasa membangun pribadi muslim yang sempurna aqidahnya, cemerlang akal pikirannya, bersih jiwa, mulia akhlaknya, supel dalam pergaulan Islam juga bersikeras membangun fisik, suci badan, bersih pakaiannya dan semerbak baunya dan indah posturnya. Sesungguhnya Islam telah mensyariatkan kebersihan dengan format mandi atau wudhu sebagai suatu pengantarpermulaan ibadah yang terpenting dan yang sering diulang-ulang dalam waktu sehari semalam yaitu shalat yang mengukuhkan keutamaan menyempurnakan wudhu dan mandi beserta seluruh anggota tubuhnya. 10. Rasa Bahagia Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan. Lihatlah teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Betapa besar perhatian beliau terhadap makna pelayanan dan Rudi Hartono Zakaria : Analisis Pelayanan Kesehatan Bernuansa Islami Di Puskesmas Kota Langsa Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 betapa besar perhatian beliau terhadap manusia, bahkan makhluk lainnya Tasmara, 2002. Sikap toleran dan lemah lembut secara otomatis menimbulkan penampilan yang selalu ceria, penuh gembira, murah senyum. Diantara prinsip-prinsip pelayanan tersebut di atas, antara lain sebagai berikut: a. Melayani itu ibadah dan karenanya harus ada rasa cinta dan semangat yang membara di dalam hati pada setiap tindakan pelayanan. b. Memberi dahulu dan akan menerima ROSE Return on Service Excellent. c. Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin dimengerti. d. Bahagiakan orang lain terlebih dahulu, kelak akan anda akan menerima kebahagiaan melebihi apa yang akan diharapkan. e. Menghargai orang lain sebagaimana diri anda ingin dihargai. f. Lakukanlah empati yang sangat mendalam dan tumbuhkan sinergi.

2.3.2. Perilaku Antar Petugas Kesehatan