BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Umur terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia
Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa Lansia yang terbanyak adalah umur 60 s.d. 69 tahun 54,7, dan yang paling sedikit berumur 45 s.d. 59
tahun 21,9. Menurut UU No. 4 Tahun 1965 Pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dinyatakan sebagai Lansia jompo setelah umur mencapai 55 tahun, dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidup sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain, dan menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia menyatakan bahwa Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas Departemen Kesehatan RI, 2007.
Sedangkan dari hasil analisis bivariat dengan uji-square menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan
Posyandu Lansia artinya pemanfaatan Posyandu akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur Lansia, ada kecenderungan semakin tua umur seseorang semakin
sering mereka mengalami sakit sehingga semakin sering pula mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Miller,
1999 yang dikutip oleh
Hardywinoto 2007,
menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin banyak fungsi organ tubuh yang mengalami gangguan
masalah yang berdampak pada kebutuhan klien akan pemeliharaan kesehatannya.
Henniwati : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah..., 2008 USU e-Repository © 2009
5.2. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu
Lansia
Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa Lansia yang terbanyak jenis kelamin perempuan yaitu 73,7 dan yang paling sedikit adalah laki-laki yaitu
26,3. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji-square menunjukkan bahwa
jenis kelamin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan Posyandu Lansia. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum angka
morbiditas pada perempuan dari kedua kelompok ini lebih tinggi dan perempuan lebih cenderung merasakan sakit sehingga perempuan harus lebih banyak
berkonsultasi dengan pihak kesehatan untuk pemeriksaan fisiknya ke bagian kebidanan dan poli gigi, perempuan lebih sensitif terhadap perasaan sakit
dibandingkan laki-laki, namun laki-laki lebih mementingkan kualitas hidup salah satunya adalah unsur kesehatan. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Harianto 2004.
5.3. Pengaruh Status Perkawinan terhadap Pemanfaatan Pelayanan