Karakteristik Proses Penuaan Teori Biologis tentang Penuaan

2.1.1. Karakteristik Proses Penuaan

Menurut H.P.Von Hahn 1975, seperti dikutip oleh Hardywinoto, 2007, proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang kompleks a, adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologis biological clock b, terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan adanya kesalahan di molekul DNA Strehler, 1962, dan c, perubahan yang terjadi di dalam sel dapat gangguan sistem pengaturan pertumbuhan atau secara sekunder akibat pengaruh dari luar sel. Menurut Vincent J. Cristofolo 1990, seperti dikutip oleh Hardywinoto, 2007, beberapa karakteristik tentang proses penuaan yang terjadi pada hewan menyusui dan manusia adalah sebagai berikut a, Peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia b, Terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak dan lipofuscin yang dikenal sebagai age pigment, serta perubahan diserat kolagen yang dikenal dengan cross-linking, dan e, Meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu.

2.1.2. Teori Biologis tentang Penuaan

Menurut Mary Ann Christ et al 1993, seperti dikutip oleh Hardywinoto, 2007, perubahan fisik yang terjadi pada proses penuaan, disusun dalam teori biologis tentang penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi sel Henniwati : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah..., 2008 USU e-Repository © 2009 dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik. Di mana teori instrinsik menyatakan perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh perubahan lingkungan. Menjadi tua merupakan suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meski proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak seorang pun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Ada asumsi dasar tentang teori penuaan yang harus diperhatikan dalam mempelajari Lansia yaitu 1, Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi perkembangan dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun 2, Peningkatan jumlah Lansia merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan tekhnologi abad ke 20 Hardywinoto, 2007. Menurut ahli gerontology, James Birren, seperti dikutip oleh Hardywinoto, 2007, bertambahnya umur harapan hidup seseorang merupakan hasil dari perkembangan di bidang kedokteran dan teknologi modern, yaitu dengan penemuan teknik pengobatan terhadap penyakit ganas, teknik dan alat-alat bedahoperasi Henniwati : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah..., 2008 USU e-Repository © 2009 modern, dan alat diagnosis a, Penuaan alamiahfisiologis harus dibedakan dari penuaan patologis. Penurunan fungsi tidak hanya disebabkan faktor penuaan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor patologis. Penurunan fungsi karena faktor patologis bukan penuaan, yang norma dan b, tidak satu teori pun mampu menjelaskan penuaan secara universal. Meskipun penuaan merupakan proses yang universal, tidak seorang pun mengetahui penyebabnya atau mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Untuk menghasilkan penduduk Lansia yang sehat tidaklah mudah dan memerlukan kerja sama para pihak antara lain para Lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi dan kelompok pemerhati kesejahteraan Lansia serta profesi di bidang kesehatan. Kerja sama ini menyangkut penyediaan dana, sarana serta sumber daya manusia profesional. Tidak kalah pentingnya adalah peran aktif dari Lansia dan keluarganya dalam melaksanakan gaya hidup sehat serta perawatan diri Lansia itu sendiri Departemen Kesehatan RI, 2005. Perlindungan kesehatan bagi Lansia dilaksanakan oleh pihak pemerintah dengan peran aktif dari swasta, institusi pemerhati kesejahteraan Lansia dan masyarakat, dengan mempertahankan nilai-nilai budaya. Perlindungan kesehatan Lansia diawali dengan dilaksanakannya pendataan ini bertujuan agar Lansia memperoleh nomor identitas perorangan dan layak untuk mendapatkan kartu peserta jaminan kesehatan Lansia. Dari identifikasi ini dapat ditetapkan apakah pembayaran preminya, oleh yang bersangkutankeluarganya, dominasi dari pihak swasta baik melalui institusi maupun perorangan atau melalui bantuan sosial dari pemerintah. Henniwati : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah..., 2008 USU e-Repository © 2009 Dengan memiliki kartu peserta jaminan kesehatan Lansia maka yang bersangkutan dapat memperoleh pelayanan kesehatan bilamana memerlukan. Pelayanan kesehatan diberikan secara komprehensif dan berjenjang melalui mekanisme rujukan Departemen Kesehatan RI, 2005.

2.1.3. Kebutuhan Hidup Orang Lansia

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014

11 94 129

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember

1 3 22

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 4 70

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Lanjut Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali.

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Lanjut Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali.

0 4 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANJUT USIA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG TAHUN 2010.

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANJUT USIA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG TAHUN 2010.

0 0 6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 5