Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian
Nomor Item pertanyaan Harga koefisien r
Keterangan
1 0,406
Valid 2
0,440 Valid
3 0,395
Valid 4
0,749 Valid
5 0,742
Valid 6
0,710 Valid
7 0,571
Valid 8
0,546 Valid
9 0,855
Valid 10
0,810 Valid
11 0,887
Valid 12
0,511 Valid
13 0,529
Valid 14
0,538 Valid
15 0,751
Valid 16
0,761 Valid
17 0,449
Valid 18
0,748 Valid
19 0,752
Valid 20
0,471 Valid
21 0,727
Valid 22
0,826 Valid
23 0,881
Valid 24
0,659 Valid
25 0,689
Valid 26
0,822 Valid
27 0,412
Valid 28
0,733 Valid
29 0,788
Valid 30
0,752 Valid
31 0,556
Valid 32
0,763 Valid
33 0,557
Valid 34
0,558 Valid
35 0,899
Valid 36
0,668 Valid
37 0,645
Valid 38
0,763 Valid
39 0,539
Valid 40
0,497 Valid
Sumber : Diolah dari Data Primer 2009
4.5 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih.
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat pengukur dapat dipercaya atau handal. Penelitian ini menggunakan operasionalisasi konsistensi
internal menggunakan Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas ini dianggap handal berdasarkan koefisien Alpha diatas 0,500. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
bantuan program Statistical Product and Service Solution SPSS. Hasil pengolahan data diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Reliabilitas Variabel Penelitian
Indikator Variabel Pengembangan
Profesionalisme Guru
Jumlah Variabel Nilai Alpha
Kehandalan 40
0,754 Handal
Sumber: Diolah dari data primer 2009 Berdasarkan analisis reliabilitas dapat diketahui bahwa alpha untuk variabel
yaitu variabel Pengembangan Profesionalisme Guru X
1
diperoleh nilai alpha sebesar 0,754 yang berarti variabel tersebut dinyatakan handal.
4.6 Analisis Ketersediaan Guru-Guru SMP Negeri
Ketersediaan guru dapat dilihat dari dua cara, yaitu secara kuantitas dan kualitas. Kualitas guru dapat dilihat dari pendidikan terakhirnya, sedangkan kuantitas
guru dapat dilihat dari ketersediaan guru tersebut disetiap sekolah. Dari segi kualitas guru, dalam penelitian ini akan di fokuskan dilokasi penelitian saja, sedangkan untuk
kuantitas guru akan dibahas secara umum.
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
4.6.1 Ketersediaan Guru Berdasarkan Kuantitas
Implementasi Undang-undang UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Sisdiknas terjabarkan dalam Peraturan Pemerintah PP
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP. PP ini memberikan amanat tentang perlunya disusun dan dilaksanakannya delapan SNP.
Yakni standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Ketersediaan Guru untuk jenjang SD atau yang sederajat dengan rasio satu guru untuk minimal 18 murid dan maksimal 40 murid. Sekolah Menengah Pertama
SMP atau yang sederajat dengan rasio satu guru untuk minimal 16 siswa dan maksimal 38 siswa. Sedangkan SLTA atau yang sederajat dengan rasio satu guru
minimal 15 siswa dan maksimal 32 siswa. Rasio siswa dan guru dapat menjadi faktor penting dalam terpenuhinya
kebutuhan pendidikan yang merata dan dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Sistem belajar-mengajar akan lebih efektif bila rasio siswa dan guru tidak terlalu
besar. Untuk itu perlu diamati dari tahun per tahun mengenai rasio siswa dan guru. Hal ini sangat penting untuk menentukan arah kebijakan terutama terkait dengan
penempatan guru dan penambahan guru di sekolah-sekolah.
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Tabel 4.7 Analisis Ketersediaan Guru dengan Kebutuhan Berdasarkan Rasio Guru dan Murid pada 44 SMP Negeri di Kabupaten Aceh Timur
20082009
No Nama Sekolah
Jumlah Murid
Jumlah Ketersedian
Rasio Murid dan Guru
Rasio Seharusnya
Ketersediaan
1 SMPN 1 Pante Bidari
597 17
35 16-38
Baik 2
SMPN 2 Pante Bidari 192
15 13
16-38 Baik
3 SMPN 3 Pante Bidari
154 6
26 16-38
Baik 4
SMPN 1Simpang Ulim 363
12 30
16-38 Baik
5 SMPN 2 Simpang Ulim
244 12
20 16-38
Baik 6
SMPN 1 Madat 203
14 15
16-38 Baik
7 SMPN 2 Madat
428 15
29 16-38
Baik 8
SMPN 1 Indra Makmu 300
12 25
16-38 Baik
9 SMPN 2 Indra makmu
430 9
48 16-38
Kurang 10
SMPN 1 Julok 684
25 27
16-38 Baik
11 SMPN 2 Julok
285 15
19 16-38
Baik 12
SMPN 3 Julok 36
2 18
16-38 Baik
13 SMPN 1 Darul Aman
274 19
14 16-38
Baik 14
SMPN 2 Darul Aman 67
3 22
16-38 Baik
15 SMPN 1 Peudawa
610 25
24 16-38
Baik 16
SMPN 1 Darul Ichsan 231
9 26
16-38 Baik
17 SMPN 1 Banda Alam
233 8
29 16-38
Baik 18
SMPN 1 Idi Tunong 176
3 59
16-38 Kurang
19 SMPN 1 Idi Rayeuk
1149 37
31 16-38
Baik 20
SMPN 2 Idi Rayeuk 322
16 20
16-38 Baik
21 SMPN 3 Idi Rayeuk
55 3
18 16-38
Baik 22
SMPN 4 Idi Rayeuk 40
4 10
16-38 Baik
23 SMPN 1 Peureulak
964 39
25 16-38
Baik 24
SMPN 2 Peureulak 208
13 16
16-38 Baik
25 SMPN 3 Peureulak
139 6
23 16-38
Baik 26
SMPN 1 RT Peureulak 317
17 19
16-38 Baik
27 SMPN 2 RT Peureulak
189 12
16 16-38
Baik 28
SMPN 3 RT Peureulak 279
11 25
16-38 Baik
29 SMPN 4 RT Peureulak
110 2
55 16-38
Kurang 30
SMPN 1 Peureulak Barat 384
26 15
16-38 Baik
31 SMPN 2 Puereulak Barat
244 9
27 16-38
Baik 32
SMPN 1 Peureulak Timur 362
28 13
16-38 Baik
33 SMPN 1 Serbajadi
439 15
29 16-38
Baik 34
SMPN 2 Serbajadi 238
8 30
16-38 Baik
35 SMPN 1 Sungai Raya
474 28
17 16-38
Baik 36
SMPN 1 Nurussalam 425
21 20
16-38 Baik
37 SMPN 2 Nurussalam
190 13
15 16-38
Baik 38
SMPN 3 Nurussalam 33
2 17
16-38 Baik
39 SMPN 1 RT Seulamat
406 27
15 16-38
Baik 40
SMPN 1 Birem Bayeun 135
21 6
16-38 Baik
41 SMPN 2 Birem Bayeun
74 8
9 16-38
Baik 42
SMPN 3 Birem Bayeun 63
12 5
16-38 Baik
43 SMPN 4 Birem Bayeun
92 9
10 16-38
Baik 44
SMPN 5 Birem Bayeun 125
15 8
16-38 Baik
Jumlah 12.963
623 20
Baik
Sumber: Diolah dari data Sekunder tahun 2009
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Tabel 4.7 menjelaskan jumlah siswa perguru disetiap sekolah sangat bervariasi, dari rasio standar yang ditetapkan pemerintah hanya SMPN 1 Indra
Makmur, SMPN 1 Idi Tunong, dan SMPN 4 RT Peureulak yang rasionya diatas batas maksimal, sehingga disekolah tersebut masih diperlukan penambahan guru. Secara
keseluruhan rasio rata-rata guru dengan murid adalah 1 banding 20. Hal ini berarti baahwa setiap satu orang guru mengajar 20 orang sisiwa
Secara proses belajar mengajar dari kondisi yang tersirat tentunya dapat menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik pada SMP Negeri di
Kabupaten Aceh Timur. Namun bila dibandingkan dengan kualitas guru yang mengajar, terutama sekali kesesuaian bidang studi yang diajarkan merupakan suatu
hal mutlak yang harus diperhatikan, artinya dari guru yang ada saat ini haruslah sesuai dengan kebutuhan bidang studi. Selanjutnya kesesuaian pendidikan guru
dengan bidang studi yang diajarkan akan dianalisis pada tabel 4.8. Ketersediaan guru berdasarkan kebutuhan dengan bidang studi dapat dilihat
pada pada tabel 4.8. SMPN 1 Pante Bidari dari kebutuhan guru 43 orang yang ada hanya 17 orang guru atau 39,5, kekurangan 26 orang guru atau 60,5, ini berarti di
sekolah tersebut kekurangannya sangat besar. selanjutanya, SMPN 2 Pante Bidari dari kebutuhan guru sebanyak 24 orang, yang tersedia 15 orang atau 62,5,
kekurangan 9 orang guru atau 37,5, ini dapat diartikan di sekolah ini ketersediaan guru sudah memadai. Kebutuhan guru di SMPN 3 Pante Bidari sebanyak 19 orang,
yang tersedia 6 orang atau 31,6, kelebihan 2 orang yaitu di bidang studi agama dan
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Tabel 4.8 Analisis Ketersediaan Guru dengan Kebutuhan Berdasarkan Bidang Studi pada 44 SMP Negeri di Kabupaten Aceh Timur
20082009
No Nama Sekolah
Jumlah Murid Jumlah Ketersedian
Jumlah Kebutuhan
Jumlah Kekurangan
1 SMPN 1 Pante Bidari
597 17
43 26
2 SMPN 2 Pante Bidari
192 15
24 9
3 SMPN 3 Pante Bidari
154 6
19 13
4 SMPN 1Simpang Ulim
363 12
32 20
5 SMPN 2 Simpang Ulim
244 12
22 10
6 SMPN 1 Madat
203 14
19 5
7 SMPN 2 Madat
428 15
35 20
8 SMPN 1 Indra Makmu
300 12
25 13
9 SMPN 2 Indra makmu
430 9
24 15
10 SMPN 1 Julok
684 25
55 30
11 SMPN 2 Julok
285 15
21 6
12 SMPN 3 Julok
36 2
16 14
13 SMPN 1 Darul Aman
274 19
21 2
14 SMPN 2 Darul Aman
67 3
16 13
15 SMPN 1 Peudawa
610 25
52 27
16 SMPN 1 Darul Ichsan
231 9
19 10
17 SMPN 1 Banda Alam
233 8
21 13
18 SMPN 1 Idi Tunong
176 3
19 16
19 SMPN 1 Idi Rayeuk
1149 37
44 7
20 SMPN 2 Idi Rayeuk
322 16
25 9
21 SMPN 3 Idi Rayeuk
55 3
19 16
22 SMPN 4 Idi Rayeuk
40 4
16 12
23 SMPN 1 Peureulak
964 39
41 2
24 SMPN 2 Peureulak
208 13
24 11
25 SMPN 3 Peureulak
139 6
24 18
26 SMPN 1 RT Peureulak
317 17
28 11
27 SMPN 2 RT Peureulak
189 12
21 9
28 SMPN 3 RT Peureulak
279 11
22 11
29 SMPN 4 RT Peureulak
110 2
19 17
30 SMPN 1 Peureulak Barat
384 26
32 6
31 SMPN 2 Puereulak Barat
244 9
24 15
32 SMPN 1 Peureulak Timur
362 28
33 5
33 SMPN 1 Serbajadi
439 15
24 9
34 SMPN 2 Serbajadi
238 8
20 12
35 SMPN 1 Sungai Raya
474 28
37 9
36 SMPN 1 Nurussalam
425 21
41 20
37 SMPN 2 Nurussalam
190 13
17 4
38 SMPN 3 Nurussalam
33 2
16 14
39 SMPN 1 RT Seulamat
406 27
38 11
40 SMPN 1 Birem Bayeun
135 21
24 3
41 SMPN 2 Birem Bayeun
74 8
18 10
42 SMPN 3 Birem Bayeun
63 12
19 7
43 SMPN 4 Birem Bayeun
92 9
17 8
44 SMPN 5 Birem Bayeun
125 15
24 9
Jumlah 12.963
623 1150
527
Sumber: Diolah dari data Sekunder tahun 2009 kekurangan 13 orang atau 68,4, disekolah ini 2 orang guru mengajar pelajaran
tambahan yang tidak sesuai dengan bidang studinya. Di SMPN 1 Simpang Ulim, dari kebutuhan guru 32 orang yang tersedia 12 orang atau 37,5, kekurangan 20 orang
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
atau 62,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Di SMPN 2 Simpang Ulim, dari kebutuhan guru 22 orang yang tersedia 12 orang atau
54,5, kelebihan satu orang yaitu guru bidang studi biologi, kekurangan 10 orang atau 45,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai.
Kebutuhan guru SMPN 1 Madat sebanyak 19 orang yang tersedia 14 orang atau 73,6, kelebihan 3 orang yaitu bidang studi sejarah, kekurangan 8-3 = 5 orang
atau 26,4, disekolah ini terdapat guru yang diberikan tugas tidak sesuia dengan bidang studinya, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Di
SMPN 2 Madat, dari kebutuhan guru 35 orang yang tersedia 15 orang atau 42,9, kekurangan 20 orang atau 57,1, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut
belum memadai. Di SMPN 1 Indra Makmu, dari kebutuhan guru 25 orang yang tersedia 12 orang atau 48,0, kekurangan 20 orang atau 52,0, ini berarti
ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Selanjutnya, Di SMPN 2 Indra Makmu, dari kebutuhan guru 24 orang yang tersedia 9 orang atau 37,5, kekurangan
15 orang atau 62,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai.
Sementara itu di SMPN 1 Julok, dari kebutuhan guru 55 orang yang tersedia 25 orang atau 45,5, kekurangan 30 orang atau 55,5, ini berarti ketersediaan guru
di sekolah tersebut belum memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 Julok, dari kebutuhan guru 21 orang yang tersedia 15 orang atau 71,4, kelebihan 2 orang yaitu bidang
studi biologi, ini berarti guru tersebut bertugas tidak sesuai dengan bidang studinya, kekurangan 8-2=6 orang atau 28,6, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
sudah memadai. Kemudian, Di SMPN 3 Julok, dari kebutuhan guru 16 orang yang tersedia 2 orang atau 12,5, kekurangan 20 orang atau 87,5, sekolah ini merupakan
sekolah baru. SMPN 1 Darul Aman, dari kebutuhan guru 21 orang yang tersedia 19 orang
atau 90,5, kelebihan 2 orang yaitu guru bidang studi sejarah dan biologi, kekurangan 4-2 orang atau 9,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut
sangat memadai. Selanjutnya, Di SMPN 2 Darul Aman, dari kebutuhan guru 16 orang yang tersedia baru 3 orang atau 18,7, kekurangan 13 orang atau 81,3,
sekolah ini merupakan sekolah baru. Kemudian, Di SMPN 1 Peudawa, dari kebutuhan guru 52 orng yang tersedia 25 orang atau 48,0, kekurangan 27 orang
atau 52,0, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Di SMPN 1 Darul Ichsan, dari kebutuhan guru 19 orang yang tersedia 9 orang
atau 47,4, kekurangan 10 orang atau 52,6, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Selanjutnya, di SMPN 1Banda Alam, dari kebutuhan guru
21 orang yang tersedia 8 orang atau 38,0, kekurangan 13 orang atau 62,0, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Kemudian, di SMPN 1
Idi Tunong, dari kebutuhan guru 19 orang yang tersedia 3 orang atau 15,8, kekurangan 16 orang atau 84,2, sekolah ini merupakan sekolah baru.
Kebutuhan guru untuk SMPN I sebanyak 44 orang, namun saat ini hanya tersedia 37 orang atau 84,0, kelebihan 4 orang guru yaitu 3 orang bidang studi
agama, satu orang bidang studi sejarah disekolah tersebut terdapat 4 orang yang bertugas tidak sesuai dengan bidang studinya, kekurangan 11-4=7 orang atau 16,0,
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 Idi Rayeuk, dari kebutuhan guru 25 orang yang tersedia 16 orang atau
64,0, kelebihan 2 orang guru yaitu satu orang bidang studi agama dan satu orang guru bidang studi fisika, kekurangan 11-2=9 orang atau 36,0, ini berarti
ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Kemudian, Di SMPN 3 Idi Rayeuk, dari kebutuhan guru 19 orang yang tersedia baru 3 orang atau 15,8,
kekurangan 16 orang atau 84,2, sekolah ini merupakan sekolah baru. Di SMPN 4 Idi Rayeuk, dari kebutuhan guru 16 orang yang tersedia 4 orang atau 25,0,
kekurangan 12 orang atau 75,0, sekolah ini juga sekolah baru. Demikian juga untuk SMPN 1 Peureulak, dari kebutuhan guru 41 orang yang
tersedia 39 orang atau 95,1, kelebihan 7 orang, kekurangan 7-5=2 orang atau 4,9, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Selanjutnya, di
SMPN 2 Peureulak, dari kebutuhan guru 24 orang yang tersedia 13 orang atau 54,2, kekurangan 11 orang atau 45,8, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut
memadai. Kemudian, di SMPN 3 Peureulak, dari kebutuhan guru 24 orang yang tersedia 6 orang atau 25,0, kekurangan 18 orang atau 75,0, ini berarti
ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Sementara itu SMPN 1 RT Peureulak, dari kebutuhan guru 28 orang yang
tersedia 17 orang atau 60,7, kekurangan 11 orang atau 39,3, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 RT
Peureulak, dari kebutuhan guru 21 orang yang tersedia 12 orang atau 57,1, kelebihan satu orang yaitu bidang studi biologi, kekurangan 10-1=9 orang atau
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
42,9, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Kemudian, di SMPN 3 RT Peureulak, dari kebutuhan guru 22 orang yang tersedia 11 orang atau
50,0, kekurangan 11 orang atau 50,0, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Di SMPN 4 RT Peureulak, dari kebutuhan guru 19 orang yang
tersedia 2 orang atau 10,5, kekurangan 20 orang atau 89,5, sekolah ini merupakan sekolah baru.
SMPN 1 Peureulak Barat, dari kebutuhan guru 32 orang yang tersedia 26 orang atau 81,2, kelebihan 2 orang yaitu bidang studi agama dan biologi,
kekurangan 8-2 = 6 orang atau 18,8, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 Peureulak Barat, dari kebutuhan
guru 24 orang yang tersedia 9 orang atau 37,5, kekurangan 15 orang atau 62,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Kemudian, di SMPN 1
Peureulak Timur, dari kebutuhan guru 33 orang yang tersedia 28 orang atau 84,8, kelebihan 7 orang yaitu satu orang guru bidang studi agama dan enam orang guru
bidang studi biologi, kekurangan 12-7=5 orang atau 15,2, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai.
SMPN 1 Serbajadi, dari kebutuhan guru 24 orang yang tersedia 15 orang atau 62,5, kekurangan 9 orang atau 37,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah
tersebut memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 Serbajadi, dari kebutuhan guru 20 orang yang tersedia 8 orang atau 40,0, kekurangan 12 orang atau 60,0, ini berarti
ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. Kemudian, di SMPN 1 Sungai Raya, dari kebutuhan guru 37 orang yang tersedia 28 orang atau 75,7, kelebihan 4
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
orang yaitu 3 bidang studi sejarah dan satu bidang studi biologi, kekurangan 13 – 4 = 9 orang atau 24,3, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai.
SMPN 1 Nurussalam, dari kebutuhan guru 41 orang yang tersedia 21 orang atau 51,2, kekurangan 20 orang atau 48,8, ini berarti ketersediaan guru di sekolah
tersebut memadai. Selanjutnya, di SMPN 2 Nurussalam, dari kebutuhan guru 17 orang yang tersedia 13 orang atau 76,5, kelebihan 2 orang yaitu bidang studi agama
dan sejarah, kekurangan 6-2 = 4 orang atau 23,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Kemudian, di SMPN 3 Nurusslam, dari kebutuhan guru 16
orang yang tersedia 2 orang atau 12,5, kekurangan 14 orang atau 87,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai.
SMPN 1 RT Seulamat, dari kebutuhan guru 38 orang yang tersedia 27 orang atau 71,7, kelebihan 6 orang yaitu 4 orang bidang studi sejarah dan 2 orang bidang
studi biologi, kekurangan 17-6 = 11 orang atau 28,9, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Selanjutnya, di SMPN 1 Birem Bayeun, dari kebutuhan
guru 24 orang yang tersedia 21orang atau 87,5, kekurangan 3 orang atau 12,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut sangat memadai. Kemudian, di SMPN 2
Birem Bayeun, dari kebutuhan guru 18 orang yang tersedia 8 orang atau 44,4, kelebihan satu orang yaitu bidang studi biologi, kekurangan 11-1 =10 orang atau
55,6, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut belum memadai. SMPN 3 Birem Bayeun, dari kebutuhan guru 19 orang yang tersedia 12 orang
atau 63,2, kelebihan 1 orang yaitu bidang studi biologi, kekurangan 8-1 = 7 orang atau 36,8, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Selanjutnya, di
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
SMPN 4 Birem Bayeun, dari kebutuhan guru 17 orang yang tersedia 9 orang atau 52,9, kelebihan 3 orang yaitu satu bidang studi sejarah, satu biologi, dan satu
ekonomi, kekurangan 11-3 = 8 orang atau 47,1, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai. Kemudian, di SMPN 5 Birem Bayeun, dari kebutuhan
guru 24 orang yang tersedia 15 orang atau 62,5, kekurangan 9 orang atau 37,5, ini berarti ketersediaan guru di sekolah tersebut memadai.
Berdasarkan tabel 4.7 Rasio Ketersediaan guru dengan murid yaitu 1 : 20 artinya setiap satu orang guru mengajar 20 orang siswa, hal ini sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu satu orang guru mengajar minimal 16 orang siswa dan maksimal 38 orang siswa. Kemudian pada tabel 4.8 dapat diketahui
dari kebutuhan guru SMP Negeri di Kabupaten Aceh Timur sebanyak 1150, yang tersedia 623 orang atau 54,2, dan kekurangannya sebanyak 527 orang atau 45,8.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketersediaan guru SMP Negeri dikabupaten Aceh Timur saat ini belum cukup baik.
Untuk memenuhi kebutuhan guru disetiap sekolah saat ini memang sulit, hal ini disebabkan keterbatasan anggaran dari pemerintah, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, dilakukan penambahan secara bertahap. Selain itu karena jumlah sekolah yang cukup banyak, dan tersebar di seluruh pelosok kecamatan, sebagaimana
bisa dimaklumi bahwa masih sulit merangsang para pemuda yang berpendidikan sarjana untuk mengabdi sebagai guru di pelosok, walaupun menurut Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru memiliki hak, yang salah satunya
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
adalah memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Dengan kata lain, nantinya profesi guru dan dosen merupakan
profesi yang menjanjikan dan bergengsi dikalangan pegawai negeri sipil lainnya. 4.6.2 Ketersediaan Guru Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan Kualitasnya, Guru dapat dilihat diri tingkat pendidikan terakhirnya. Berdasarkan standar pendidikan Nasional saat ini, pemerintah
menetapkan pendidikan minimal seorang guru adalah S1DIV. Dari data yang tersedia, kualifikasi pendidikan guru selanjutnya dibedakan menjadi lima kategori,
yaitu tingkat pendidikan diploma satu D1, tingkat pendidikan diploma dua D2, tingkat pendidikan diploma tiga D3, tingkat pendidikan sarjana S1, dan tingkat
pendidikan pasca sarjana S2. Ketersediaan berdasarkan Kualitas guru dilokasi penelitian dapat kita lihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9, menunjukan bahwa ketersediaan guru berdasarkan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 251orang 64,8 dan D3 sebanyak 74 orang 9,1, D2
sebanyak 33 orang 8,6 dan SMAD1 sebanyak 29 orang 7,5. Ketersediaan Guru PNS yang sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan minimal yaitu S1, di
SMPN 1 Simpangn Ulim sebanyak 6 orang, SMPN 1 Pante Bidari sebanyak 9 orang
,
SMPN 1 Julok sebanyak 14 orang, SMPN 1 Peudawa sebanyak 18 orang. SMPN 1 Idi Rayeuk sebanyak 30 orang, SMPN 1 Peureulak sebanyak 21 orang, SMPN 1
Peureulak Timur 18 orang, SMPN 1 Sungai Raya sebanyak 20 orang, SMPN 1 RT Seulamat 17 orang, SMPN 1 Birem Bayeun sebanyak 14 orang.
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Tabel 4.9 Ketersediaan Guru menurut Pendidikan di Lokasi Penelitian
Jenjang Pendidikan No
Nama Sekolah Status
D1 D2
D3 S1
S2 Jumlah
Persentase
PNS 1
2 5
9 -
17 43,6
1 SMPN 1 Pante Bidari
GTT 5
1 2
14 22
56,4 PNS
- 1
5 6
- 12
54,5 2
SMPN 1Simpang Ulim GTT
1 2
1 6
10 45,6
PNS -
3 8
14 -
25 67,6
3 SMPN 1 Julok
GTT 12
12 32,4
PNS -
1 6
18 -
25 69,4
4 SMPN 1 Peudawa
GTT 1
10 11
30,6 PNS
- -
7 30
- 37
64,9 5
SMPN 1 Idi Rayeuk GTT
1 1
18 20
35,1 PNS
2 8
8 21
- 39
72,2 6
SMPN 1 Peureulak GTT
1 1
1 12
15 27,8
PNS 3
1 6
18 -
28 77,8
7 SMPN 1 Peureulak Timur
GTT 1
1 2
4 8
22,2 PNS
1 -
7 20
- 28
73,7 8
SMPN 1 Sungai Raya GTT
6 1
1 2
10 26,3
PNS -
5 5
17 -
27 69,2
9 SMPN 1 RT Seulamat
GTT 7
1 1
3 12
30,8 PNS
- 3
4 14
- 21
72,4 10
SMPN 1 Birem Bayeun GTT
1 1
3 3
8 27,6
Jumlah 29
33 74
251 387
Persentase 7,5
8,6 9,1
64,8 100
Sumber: Diolah dari data Sekunder tahun 2009 Selanjutnya Ketersediaan Guru PNS yang tidak memenuhi kualifikasi
pendidikan minimal yaitu di SMPN 1 Simpangn Ulim D3 = 5 0rang, D2 = 1 orang, di SMPN 1 Pante Bidari D3 = 5 orang, D2 = 2 orang, SMAD1 = 1 orang, di
SMPN 1 Julok D3 = 8 orang, D2 = 3 orang, di SMPN 1 Peudawa D3 = 6 orang, D2 = 1 orang,
di SMPN 1 Idi Rayeuk D3= 7 orang, di SMPN 1 Peureulak D3 = 8 orang, di SMPN 1 Peureulak Timur D3 = 6 orang, D2 = 1 orang, SMAD1 = 3 orang, di SMPN 1
Bustami : Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Aceh Timur, 2010.
Sungai Raya D3 = 7 orang, SMAD1 = 1 orang, di SMPN 1 RT Seulamat D3 = 5 orang, D2 = 5 orang, di SMPN 1 Birem Bayeun D3 = 4 orang, D2 = 3 orang.
Sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka kualifikasi pendidikan minimal tenaga pendidik adalah S1DIV. Untuk meningkatkan
mutu proses pendidikan, pemerintah mengupayakan disetiap sekolah supaya guru mempunyai kualifikasi pendidikan minimal S1. Hal ini juga untuk meningkatkan
mutu lulusan sehingga mutu pendidikan akan semakin meningkat. Dengan demikian berarti bahwa ketersediaan guru berdasarkan kualifikasi pendidikan minimal S1 di
kabupaten Aceh Timur sudah baik, yaitu sebesar 64,8, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan guru SMPN di Kabupaten Aceh Timur berdasarkan kualitas
sudah baik. Standar kualifikasi pendidikan adalah merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan, namun faktor lain seperti profesionalisme guru, media pembelajaran, dan sumber pembelajaran serta kemampuan guru untuk
melakukan berbagai kreatifitas untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan, haruslah menjadi perhatian.
4.7 Tanggapan Responden terhadap Pengembangan Profesionalisme Guru