27
pihak yang wajib menunaikan prestasi berkedudukan sebagai “schuldenaar” atau “nasabah debitur”.
32
Menurut Pasal 1320 KUH Perdata menyatakan bahwa syarat-syarat perjanjian terdiri dari:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Cakap untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal.
33
Syarat pertama dan syarat kedua disebut syarat subjektif, sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat objektif. Pengertian sepakat
dilukiskan sebagai pernyataan kehendak yang disetujui overeenstemende wilserklaring antara para pihak. Pernyataan yang bersifat menawarkan
sesuatu kepada pihak lain dinamakan tawaran offerte, dan pernyataan yang bersifat menerima tawaran dinamakan akseptasi acceptatie.
2. Perjanjian kredit
Sebelum melakukan perjanjian kredit, terlebih dahulu dilakukan perjanjian, karena perjanjian tersebut merupakan persetujuan yang mengikat
kedua belah pihak atau lebih yang diatur menurut undang-undang yang berlaku, sehingga disebut hukum perikatan, yang didalamnya harus
dijalankan atau dipenuhi prestasi oleh pihak yang berhutang. Suatu perjanjian adalah “suatu peristiwa dimana seorang berjanji untuk
melaksanakan suatu hal”.
34
32
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, Agus Hari Widodo, 2002, op. cit., hal. 10.
33
Mariam Darus et-al., 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 73 selanjutnya disebut Buku I.
34
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Penerbit Intermasa, Jakarta, 1985, hal. 1
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
28
Perjanjian kredit sering disebut perjanjian pendahuluan, maksudnya perjanjian ini dapat mendahului perjanjian hutang piutang, sedangkan
perjanjian hutang piutang adalah merupakan pelaksanaan dari perjanjian pendahuluan atau perjanjian kredit.
Perjanjian kredit dibuat antara pihak kreditur atau bank dengan pihak nasabah debitur didasarkan asas kebebasan berkontrak yang termuat dalam
pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian mana dibuat dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati kedua
belah pihak. Dari ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut di atas dapat
dikatakan bahwa perjanjian kredit dapat disamakan dengan perjanjian pinjam meminjam dan objeknya adalah benda yang habis jika dipakai, termasuk di
dalamnya adalah uang. Jadi, ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut memberi isyarat bahwa perjanjian pinjam meminjam ini termasuk
syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yang disebutkan di dalam Pasal 1320 BW sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, berlaku terhadap perjanjian
kredit dan dapat dijadikan sebagai pelengkap dari pasal-pasal yang hendak dimuat di dalam akta perjanjian kredit itu sendiri, sehingga dengan demikian
maka suatu perjanjian kredit merupakan hukum yang mengikat bagi para pihak yang membuatnya.
Berdasarkan pendapat para pakar tersebut di atas, dan selanjutnya jika dihubungkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana yang telah diutarakan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa perjanjian kredit itu merupakan suatu perbuatan hukum
yang dilakukan oleh orang-orang dengan dasar kepercayaan atas
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
29
kemampuan peminjam yang dalam hal ini disebut nasabah debitur untuk membayar sejumlah utangnya kepada pihak yang memberi pinjaman atau
krediturbank, yang dalam hal ini dapat dikatakan kepercayaan kreditur atas kemampuan nasabah debitur untuk menunaikan kewajibannya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati oleh pihak nasabah debitur dan pihak krediturbank. Dapat juga dikatakan bahwa apabila seseorang
memperoleh kredit berarti seseorang itu telah memperoleh kepercayaan. Dalam arti luas perjanjian kredit didasarkan atas komponen-komponen
kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa yang akan datang, sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati dan dituangkan di dalam
suatu perjanjian kredit. Perjanjian mana merupakan suatu ketentuan yang mengikat dan berlaku sebagai hukum bagi para pihak yang membuat
perjanjian kredit tersebut. Menurut Mariam Darus Badrulzaman bahwa:
Perjanjian kredit dilihat dari bentuknya, pada umumnya mempergunakan bentuk perjanjian baku standard contract, dimana klausul-klausulnya
telah ditetapkan oleh pihak bank selaku kreditur. Situasi tersebut mengakibatkan timbulnya keadaan bahwa debitur sebagai nasabah harus
menerima syarat-syarat tersebut jika hendak memperoleh kredit dari bank yang bersangkutan. Kelemahan dari perjanjian ini ialah sifat karakternya,
karena ditentukan sejumlah klausula yang membebaskan kreditur dari kewajibannya eksonarasi klausul.
35
3. Asas-asas dalam perjanjian