65
5 Serangkaian seminar dalam rangka sosialisasi perangkat hukum PUPN dan BUPLN yang dilakukan secara bertahap dan ber-kesinambungan.
6 Pengembangan institusi PUPN dan BUPLN agar berjalan di atas jalur dan bidang tugasnya.
7 Sesuatu yang tidak dapat dihindari adalah semangat pengembangan dan pengabdian PUPN dan BUPLN terhempas berkenaan dengan adanya
krisis perekonomian dalam dunia perbankan di tahun 1998. Selanjutnya memuncak dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 1999 tentang BPPN. Pada Periode 1999 - 2002 adanya mutasi pimpinan. Bapak Adolf
Warouw diganti oleh Bapak Karsono Suryowibowo. Ada perobahan yang cukup fundamental mengenai organisasi PUPN dan BUPLN diganti menjadi
PUPN dan DJPLN melalui Kepres Nomor 84 Tahun 2001. Reogranisasi ini dapat ditindaklanjuti dengan sistem administrasinya. Sudah barang tentu
dapat diperhitungkan perobahan yang cukup fundamental dan mendasar ini karena tidak hanya berdampak pada kontra produktif menurut istilah
manajemen, tetapi justru memberikan dampak positif ke arah perkembangan PUPN dan DJPLN.
68
3. Dasar hukum
Adapun sebagai dasar hukum dari pelaksanaan sistem pengurusan
piutang negara adalah sebagai berikut:
1 Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara
68
Ibid, hlm. 5 - 6.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
66
2 Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 61KMK.082002 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara
3 Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 533KMK.082002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 61KMK.082002
Tentang Panitia Urusan Piutang Negara 4 Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 300KMK.012002 Tentang
Pengurusan Piutang Negara 5 Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 301KMK.012002 Tentang
Pengurusan Piutang Negara Kredit Perumahan Bank Tabungan Negara. 6 Keputusan Menteri Keuangan R.I. Nomor 302KMK.012002 Tentang
Pemberian Pertimbangan Atas Usul Penghapusan Piutang Negara Yang Berasal Dari Instansi Pemerintah Atau Lembaga Negara
7 Keputusan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara Nomor Kep- 25PL2002 Tentang Petunjuk Teknis Pengurusan Piutang Negara
4. Sistem hukum
Sistem berasal dari kata systeem atau systema, maka “sistem” adalah sekelompok pendapat, peristiwa, yang diatur dan disusun dengan baik-baik,
sekelompok bagianalat yang bekerja sama untuk melaksanakan suatu tujuan atau maksud tertentu, atau tata susunan. Karena itu rechssysteem
sistem hukum adalah tata susunan hukum.
69
C.F.G. Sunaryati Hartono menyatakan “sistem” adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh
mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas,
70
69
Asis Safioedin, Tata Sederhana Tentang Hukum, Alumni, Bandung, 1984, hlm.193.
70
C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasinal, Alumni, Bandung, 1991, hlm. 56
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
67
dan sebagai suatu sistem akan tunduk pada batasan dan ciri-ciri sistem juga
71
Suatu sistem pada hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, unsur atau subsistem dengan segala atributnya, yang satu sama lain
saling berkaitan, saling mempengaruhi dan saling tergantung sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu
totalitas, serta mempunyai peranan atau tujuan tertentu. Suatu sistem akan dipengaruhi oleh nilai atau peranan subsistemnya. Sebaliknya nilai atau
peranan suatu subsistem akan ditentukan oleh nilai atau peranan sistem yang bersangkutan. Suatu sistem berkaitan erat dengan berbagai sistem
lainnya yang saling berinteraksi dari suatu sistem yang lebih besar.
72
Sebagai suatu
sistem, administrasi merupakan sistem yang bersifat:
73
1. Abstrak, karena tidak dapat dikenal wujud dan rupanya. 2. Buatan manusia man-made system
3. Terbuka open system, karena peka terhadap pengaruh lingkungan,
baik sosial maupun fisik 4. Hidup living system, berkembang terus akibat sifat terbukanya
5. Kompleks, karena di dalamnya terdapat banyak subsistem, sehingga banyak terjadi hubungan antar-subsistem yang satu dengan yang
lainnya, di samping sistem administrasi sebagai suatu totalitas juga berinteraksi dengan sub sistem-sistem lainnya.
Sistem merupakan suatu “jaringan” prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk
menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan. Tiap-tiap sistem merupakan suatu kelompok aktivitas usaha yang
diikat satu sama lainnya melalui cara kerja yang tertentu metode dan
71
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 48.
72
S. Mantayborbir, Sistem Hukum Pengurusan Piutang Negara, op. cit., hlm. 23
73
Ibid., hlm. 23
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
68
melalui tata urutan, untuk mengerjakan sesuatumenjalankan aktivitas-akvitas tertentu prosedur.
74
Jadi sistem adalah suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan, sehingga membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistematik adalah sesuatu yang teratur dari sesuatu obyek di mana bagian-bagian yang ada di dalamnya sudah
teratur dan menduduki tempat sendiri-sendiri sehingga jelas dan terdapat hubungan satu sama lainnya.
Sistem hukum dikenal bersifat terbuka, artinya terjadi hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Unsur-unsur di luar sistem itu tidak merupakan
bagian dari sistem, yang mempunyai pengaruh terhadap unsur-unsur sistem hukum itu.
Demikian pula R. Subekti dan Mariam Darus menyatakan, sistem adalah suatu susunan atau catatan yang teratur secara keseluruhan dan
terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain dan tersusun menurut suatu pemikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam suatu sistem
yang baik, tidak boleh terjadi suatu duplikasi atau tumpang tindih overlapping di antara bagian-bagian itu.
75
Selanjutnya Satjipto
Rahardjo menyatakan sistem mempunyai dua
pengertian, yaitu: Pertama adalah pengertian sistem sebagai jenis satuan, yang
mempunyai tatanan tertentu. Tatanan tertentu di sini menunjuk kepada suatu struktur yang tersusun dari bagian-bagian. Kedua, sistem sebagai
suatu rencana, metode atau prosedur untuk mengerjakan sesuatu.
76
74
Musanef, Sistem Pemerintahan di Indonesia, Mas Agung, Jakarta, 1989, hlm. 7.
75
Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1997, hlm.15.
76
Satjipto Rahardjo, op. cit, hlm. 48.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
69
Struktur menentukan identitas sistem, sehingga unsur-unsur itu pada asasnya dapat berubah dan bahkan dapat diganti tanpa mempengaruhi
kontinuitas sistem. Contohnya peraturan yang berubah, undang-undang diganti, yurisprudensi selalu berkembang, tetapi sistemnya selalu sama.
Sistem Pengurusan
Piutang Negara diatur dalam Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara. Selanjutnya Panitia ini disingkat dan sering disebut dengan istilah PUPN. Panitia Urusan Piutang Negara PUPN berwenang dan
menempuh langkah-langkah hukum dalam menyelesaikan piutang negara, berdasarkan Pernyataan Bersama PB dan Surat Paksa SP serta melakukan
penanganan nasabah debiturpenanggung hutang serta melaksanakan eksekusi atas barang jaminan hutang dan atau harta kekayaan milik nasabah
debiturpenanggung hutang.
77
5. Sumber Hukum