71
2 Pernyataan bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti suatu putusan Hakim dalam perkara perdata yang berkekuatan pasti,
untuk mana pernyataan bersama itu berkepala “Atas Nama Keadilan”. 3 Pelaksanaan ini dilakukan oleh Ketua Panitia dengan mengeluarkan
suatu surat paksa yang dapat dijalankan secara pensitaan dan pelelangan barang-barang kekayaan penanggung hutang dan secara
penyanderaan terhadap penanggung hutang.
85
Kewenangan yang
dimiliki PUPN adalah berdiri sendiri untuk
melaksanakan executorial verkoop, seperti halnya kewenangan executorial verkoop yang dimiliki Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 197 HIR.
Kewenangan yang dimiliki PUPN tersebut bersifat parate eksekusi. Dengan demikian kekuatan hukum daripada PB dan SP adalah didasarkan kepada
irah-irah hukum yang berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Oleh karena itu, fungsi yustisial yang diberikan oleh undang-undang kepada PUPN merupakan lex spesialis untuk mengurus piutang negara
macet dan putusannya bersifat final parate eksekusi. Oleh karena itu putusan PUPN tidak dapat dibanding, kasasi dan bahkan peninjauan kembali
PK. Dengan perkataan lain lembaga lain tidak berwenang mengujimenilai putusan tersebut.
6. Asas-asas dalam pelaksanaan sistem pengurusan piutang negara
Asas-asas hukum dalam pelaksanaan sistem pengurusan piutang negara oleh Soleman Mantayborbir dan Iman Jauhari, antara lain:
86
1 Asas kepercayaan Seseorang dapat mengadakan perjanjian dengan pihak lain, karena
adanya saling mempercayai di antara kedua belah pihak itu bahwa satu sama lain akan memegang teguh janjinya, dengan kata lain akan
85
Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara
86
S. Mantayborbir dan Iman Jauhari, Hukum Lelang Negara di Indonesia, Penerbit Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2003, hal. 203-206
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
72
memenuhi prestasinya di kemudian hari. Tanpa adanya kepercayaan itu, maka perjanjian itu tidak akan mungkin diadakan.
2 Asas kepribadian Asas ini, mempunyai arti bahwa perjanjian hanya dapat mengikat bagi
para pihak yang membuat perjanjian tersebut, pengecualian dapat diatur dalam Pasal 1317 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa
lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seorang pihak ketiga apabila suatu penetapan janji
yang dibuat oleh seorang untuk dirinya sendiri atau suatu pemberian yang dilakukannya kepada seorang lain, memuat suatu janji yang
seperti itu.
3 Asas konsensualisme persesuaian kehendak Asas ini, sangat erat kaitannya dengan asas kebebasan dalam
mengadakan perjanjian, dimana di antara kedua belah pihak harus terjadi kesepakatan.
4 Asas kehati-hatian Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu
perjanjian harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, dalam hal ini, antara penjual dengan pihak pembeli.
5 Asas bargaining position Asas ini, memberikan gambaran yang objektif, dimana penjual
pemohon lelang berada pada kondisi sebagai institusi negara sedangkan pembeli atau peminat lelang sebagai warga masyarakat
berada pada posisi yang lemah dalam melakukan suatu perbuatan hukum.
6 Asas bargaining power Asas ini, berlaku terhadap para pihak yang mengadakan suatu
perjanjianperbuatan hukum, dimana pihak pemohonpenjual dalam mengadakan perjanjian selalu berada pada posisi yang kuat karena
sebagai institusi negara maupun karena kewenangannya dalam melaksanakan tugas negara. Sedangkan pembeli lelang atau peminat
lelang berada pada posisi yang lemah. Dengan perkataan lain bahwa para pihak dalam membuat suatu
perjanjian berlandaskan kepada kebebasan dan di antara kedua belah pihak harus terjadi kesepakatan serta terjadi penyesuaian kehendak.
7 Asas kekuatan mengikat Asas ini, adalah bahwa terikatnya para pihak pada suatu perjanjian
tidak semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan, akan tetapi terhadap beberapa hal lain sepanjang yang dikehendaki oleh
kebiasaan dan kepatuhan serta moral.
8 Asas beritikad baik Asas ini berlaku terhadap pihak penjual dan pihak pembeli lelang, dan
dalam mengadakan suatu perjanjian harus dilakukan dengan sepenuh hati dalam artian berkarakter baik dan jujur sebagai dasar dan atau
landasan yang kuat dalam menciptakan dan mewujudkan suatu perjanjian.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
73
9 Asas public policy Asas ini, memberikan gambaran yang jelas bahwa penjual pejabat
lelang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai suatu institusi atau lembaga negara senantiasa menerapkan kebijaksanaan
umum terhadap seorang warga negarapembeli dalam melakukan suatu perbuatan hukum.
10 Asas kepatutan Asas ini, berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian. Melalui
asas ini ukuran tentang hubungan hukum itu ditentukan juga oleh rasa keadilan masyarakat, terutama terhadap nasabah debitur itu sendiri
dalam menyelesaikan kewajibannya.
11 Asas horisontal Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat dan
mengadakan suatu perjanjian mempunyai kedudukan yang sama dan seimbang, terutama hak dan kewajiban.
12 Asas keadilan Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu
perjanjianperbuatan hukum harus dilaksanakan secara lebih baik, benar, jujur, adil dalam bertindak dan berbuat.
13 Asas otoritas Asas ini, merupakan tindakan hukum dari suatu institusi yang
tugasnya dapat mempengaruhi dan mengikat seluruh warga masyarakat termasuk pembeli lelang.
14 Asas transparan Asas ini, memberikan suatu landasan hukum bagi para pihak di dalam
suatu perjanjian dan harus dilakukan secara terbuka dan atau transparan bagi para pihak yang membuat perjanjian.
15 Asas kepastian hukum Asas ini, merupakan suatu perbuatan hukum dalam suatu perjanjian
yang mengandung prinsip kepastian hukum. Kepastian hukum ini terungkap dari kekuatan mengikat di dalam suatu perjanjian, yaitu
sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
16 Asas moral Asas ini, merupakan suatu perbuatan hukum bagi para pihak dalam
membuat suatu perjanjian yang dilakukan dengan etika dan moral. 17 Asas kesadaran hukum
Asas ini, menghendaki bahwa bagi para pihak yang membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan penuh kesadaran hukum.
18 Asas accountability Asas ini, menghendaki bahwa para pihak di dalam melakukan suatu
perjanjian atau perbuatan hukum harus dapat dipertanggung- jawabkan.
19 Asas dalam hukum kontrak atau perjanjian Asas ini menghendaki bahwa para pihak di dalam melakukan suatu
kontrakperbuatan hukum harus berlandaskan kepada hukum perjanjian.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
74
20 Asas perlindungan kepentingan umum Asas ini menghendaki bahwa bagi para pihak yang membuat suatu
perjanjian harus memperhatikan kepentingan umum. 21 Asas motivasi terhadap setiap keputusan.
Asas ini, menghendaki bahwa institusipenguasa di dalam melakukan sesuatu tindakanperbuatan hukum, terutama terhadap pelaksanaan
tugas operasional, senantiasa konsekuen dan konsisten terhadap keputusan yang telah ditetapkan.
22 Asas penyalahgunaan kekuasaan Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam membuat suatu
perjanjian atau perbuatan hukum harus memperhatikan norma etika hukum sehingga tidak terjadi benturan hukum.
23 Asas efisiensi dan efektifitas Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan
sesuatu perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan secara tepat guna dan berhasil guna.
24 Asas kebijaksanaan principle of the wise Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan sesuatu
perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan dengan penuh rasa keadilan dan bijaksana.
25 Asas dalam hukum jaminan Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu
perjanjianperbuatan hukum untuk memperoleh sesuatu fasilitas kredit diharuskan untuk memberikan sesuatu jaminan kebendaan demi
pengamanan di masa mendatang.
26 Asas parate eksekusi Asas ini menghendaki bahwa para pihak yang membuat perjanjian
perbuatan hukum merupakan tindakan hukum yang sudah final dan mengikat seluruh warga masyarakat Indonesia termasuk badan
peradilan.
7. Pelaksanaan prosedur pengurusan piutang negara