74
20 Asas perlindungan kepentingan umum Asas ini menghendaki bahwa bagi para pihak yang membuat suatu
perjanjian harus memperhatikan kepentingan umum. 21 Asas motivasi terhadap setiap keputusan.
Asas ini, menghendaki bahwa institusipenguasa di dalam melakukan sesuatu tindakanperbuatan hukum, terutama terhadap pelaksanaan
tugas operasional, senantiasa konsekuen dan konsisten terhadap keputusan yang telah ditetapkan.
22 Asas penyalahgunaan kekuasaan Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam membuat suatu
perjanjian atau perbuatan hukum harus memperhatikan norma etika hukum sehingga tidak terjadi benturan hukum.
23 Asas efisiensi dan efektifitas Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan
sesuatu perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan secara tepat guna dan berhasil guna.
24 Asas kebijaksanaan principle of the wise Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan sesuatu
perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan dengan penuh rasa keadilan dan bijaksana.
25 Asas dalam hukum jaminan Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu
perjanjianperbuatan hukum untuk memperoleh sesuatu fasilitas kredit diharuskan untuk memberikan sesuatu jaminan kebendaan demi
pengamanan di masa mendatang.
26 Asas parate eksekusi Asas ini menghendaki bahwa para pihak yang membuat perjanjian
perbuatan hukum merupakan tindakan hukum yang sudah final dan mengikat seluruh warga masyarakat Indonesia termasuk badan
peradilan.
7. Pelaksanaan prosedur pengurusan piutang negara
Adapun tahapan-tahapan pengurusan piutang negara macet pada PUPN dan KP2LN Medan adalah sebagai berikut:
a. Penyerahan pengurusan piutang negara
Piutang Negara pada tingkat pertama diselesaikan sendiri oleh institusi atau penyerah piutang atau badan usaha yang modalnya sebagian
atau seluruhnya dimilikidikuasai oleh negara atau dimiliki Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
75
undangan yang berlaku. Dalam hal penyelesaian piutang negara secara intern tidak berhasil, maka institusilembaga pemerintah atau badan usaha
milik negara dan atau badan usaha milik daerah tersebut, diwajibdiharuskan untuk menyerahkan pengurusan piutang negara kepada PUPN Cabang
KP2LN.
87
Penyerahan pengurusan Piutang Negara disampaikan secara tertulis kepada Ketua Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan disertai
resume dan dokumen penyerahan.
88
b. Penerimaan dan penolakan pengurusan Piutang Negara
1 Penelitian adanya dan besarnya Piutang Negara Kantor Pelayanan meneliti surat penyerahan pengurusan Piutang
Negara berikut lampirannya. Hasil penelitian dituangkan dalam Resume Hasil Penelitian Kasus.
89
Berdasarkan resume dan dokumen penyerahan, Kantor Pelayanan menghitung besarnya Piutang Negara. Piutang Negara yang
berasal dari krediturbank terdiri atas hutang pokok, bunga, denda dan ongkos lainnya. Besarnya bunga, denda dan ongkos lainnya ditetapkan
paling lama 6 enam bulan terhitung sejak kredit dikategorikan sebagai piutang negara yang macet berdasarkan peraturan tentang kualitas aktiva
produktifkategori kredit macet yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
90
Besarnya Piutang Negara non perbankan dihitung berdasarkan perhitungan pada saat piutang negara tersebut dinyatakan jatuh tempo. Dalam hal
terdapat pembebanan bunga, denda dan atau beban lainnya, besarnya
87
lihat Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002, dalam S. Mantayborbir dan Iman Jauhari, 2003, Hukum Pengurusan Piutang Negara di Indonesia, Op.Cit, h. 224.
88
lihat Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara PPN.
89
lihat Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002
90
lihat Pasal 10, 11 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
76
jumlah piutang negara ditetapkan paling lama 6 enam bulan setelah jatuh tempo, kecuali ditetapkan tersendiri berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
91
Dalam menghitung besarnya piutang negara: a Pembayaran
angsuran yang telah dilakukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang setelah piutang dinyatakan macet, diperhitungkan sebagai pengurangan, dan
b Polis asuransi, biaya pemasangan hak tanggunganfidusia, biaya
perpanjangan hak atas tanah, biaya pengukuhan hak atas tanah, dan biaya- biaya lainnya sesuai yang diperjanjikan, diperhitungkan sebagai
penambahan jumlah hutang.
92
Dalam hal
Penyerah Piutang
tidak dapat menyerahkan berkas kasus piutang negara beserta dokumen, fotokopi rekening koran, nota kredit, atau
data mutasi keuangan, maka KP2LN dapat mem-perhitungkan sendiri besarnya piutang negara tesebut berdasarkan syarat-syarat yang tercantum
dalam perjanjian kredit. Kemudian KP2LN menginformasikan hasil perhitungannya kepada penyerah piutang krediturbank.
93
2 Penerimaan pengurusan piutang negara Dalam hal berkas penyerahan piutang negara macet telah memenuhi
persyaratan dan dari hasil penelitian atas berkas tersebut dapat dibuktikan dengan adanya dan besarnya piutang negara, maka PUPN Cabang melalui
KP2LN dapat menerima penyerahan pengurusan piutang negara, dengan demikian PUPN dapat menerbitkan SP3N.
94
91
lihat Pasal 12 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
92
lihat Pasal 13 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
93
lihat Pasal 14 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
94
lihat Pasal 15 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
77
3 Penolakan pengurusan piutang negara Dalam hal kelengkapan syarat-syarat penyerahan pengurusan piutang
negara macet tidak dapat dipenuhi oleh penyerah piutangkreditur, sehingga tidak dapat dibuktikan adanya dan besarnya piutang negara, maka PUPN
Cabang melalui KP2LN dapat menolak penyerahan pengurusan piutang negara dengan menerbitkan Surat Penolakan Pengurusan Piutang Negara.
95
4 Permintaan atas Dokumen Asli Dalam hal setelah diterbitkan SP3N, penyerah piutang krediturbank
belum menyerahkan dokumen asli Barang Jaminan berikut pengikatannya serta surat pernyataan permohonan roya, KP2LN menerbitkan surat
permintaan kepada penyerah piutang.
96
c. Koreksi dan perubahan atas besarnya jumlah Piutang Negara
1 Koreksi atas besarnya jumlah Piutang Negara Dalam hal SP3N telah diterbitkan, namun besarnya jumlah piutang
negara hanya dapat dilakukan koreksi tersebut jika terdapat: 1 pembayaran yang tidak tercatat, 2 kesalahan perhitungan oleh penyerah piutang
krediturbank, dan koreksi tidak dapat dilakukan terhadap perhitungan pembebanan bunga, denda dan atau ongkos lainnya yang tidak sesuai
dengan ketentuan. Ketentuan mengenai koreksi atas besarnya jumlah piutang negara dapat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur
Jenderal.
97
Koreksi terhadap besarnya jumlah piutang negara tidak boleh dilakukan dengan maksud memberikan keringanan hutang. Koreksi terhadap
95
lihat Pasal 18 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
96
lihat Pasal 19 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
97
lihat Pasal 20 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
78
besarnya jumlah piutang negara diperhitungkan pada saat menetapkan besarnya piutang negara dalam Pernyataan Bersama atau Penetapan
Jumlah Piutang Negara.
98
2 Perubahan atas besarnya jumlah piutang negara Perubahan
atas besarnya
jumlah piutang negara terhadap kasus yang telah diterbitkan SP3N hanya dapat dilakukan, jika terdapat: a pembebanan
biaya dan ongkos lainnya,, dan b persetujuan keringanan atas jumlah hutang. Dalam hal kasus piutang negara macet telah ditertibkan SP3N,
perubahan atas besarnya jumlah piutang negara tidak boleh dilakukan dengan cara menetapkan kembali besarnya jumlah piutang negara.
99
3 Penelitian atas bukti pembayaran Koreksi
terhadap besarnya
jumlah piutang negara atau perubahan atas besarnya jumlah piutang negara harus didasarkan pada penelitian atas
bukti pembayaran, baik yang bersumber dari penyerah piutangkreditur maupun nasabah debiturpenanggung hutang.
100
d. Pengembalian atas berkas kasus piutang negara macet
Pengembalian atas
berkas kasus
piutang negara macet oleh PUPN Cabang dan KP2LN Medan dalam hal: a terdapat kekeliruan penyerah
piutangkreditur bank karena nasabah debiturpenanggung hutang tidak mempunyai kewajiban yang masih harus diselesaikan, b piutang negara
macet tersebut terkait dengan perkara pidana, atau c penyerah piutang kreditur bank bersikap tidak kooperatif.
101
98
lihat Pasal 21, 22 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
99
lihat Pasal 23, 24 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
100
lihat Pasal 25 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
101
lihat Pasal 26 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
79
e. Surat panggilan
1 Surat panggilan dan panggilan terakhir KP2LN melakukan panggilan secara tertulis kepada nasabah debitur
penanggung hutang dalam rangka pengurusan piutang negara macet. Dalam hal nasabah debiturpenanggung hutang adalah: a perorangan, panggilan
ditujukan kepada diri pribadi nasabah debitur penanggung hutang. b badan hukum berbentuk perseroan terbatas, panggilan ditujukan kepada direksi dan
atau komisaris yang melaksanakan manajemen administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
atau anggaran dasaranggaran rumah tangga badan hukum tersebut. c badan hukum koperasi dan atau yayasan, panggilan ditujukan kepada
pengurus koperasi dan atau yayasan. d firma, panggilan ditujukan kepada salah seorang firman, atau e commanditer vennootschap, panggilan
ditujukan kepada pesero pengurus.
102
2 Pengumuman panggilan Dalam
hal nasabah
debiturpenanggung hutang menghilang dari domisili semula dan domisili baru yang ditujui tidak diketahui, maka KP2LN
melakukan pengumuman panggilan melalui: a Surat kabar harian, b Media elektronik, c Papan pengumuman pada KP2LN, dan atau d Media masa
lainnya. Pengumuman panggilan memuat identitas nasabah debitur penanggung hutang dan keharusan nasabah debitur penanggung hutang
untuk mempertang-gungjawabkan penyelesaian hutangnya kepada negara.
103
102
lihat Pasal 33, 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
103
lihat Pasal 40, 41 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
80
3 Surat kuasa khusus Dalam
hal nasabah
debiturpenanggung hutang diwakili oleh pihak ketiga, maka pihak yang mewakilinya harus dilengkapi dengan pemberian
surat kuasa khusus yang dibuat dengan akta notaris atau dilegalisir oleh notaris. Dalam hal domisili nasabah debitur penanggung hutang belum ada
notaris, surat kuasa khusus dibuat di atas kertas bermeterai cukup yang diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat.
104
f. Pernyataan Bersama PB
Dalam proses pembuatan Pernyataan Bersama ini sebelumnya KP2LN telah melakukan pemanggilan terhadap nasabah debiturpenanggung
hutangpenjamin hutang. Setelah nasabah debiturpenanggung hutang datang menghadap, maka kemudian dilakukan wawancara untuk
memperoleh informasi mengenai kebenaran adanya dan besarnya jumlah hutang dan menetapkan jangka waktu dalam penyelesaiannya yang
dituangkan dalam Berita Acara Tanya Jawab. Dari hasil berita acara tanya jawab kemudian dibuat Pernyataan Bersama.
Pernyataan Bersama yang dibuat antara PUPN dengan nasabah debiturpenanggung hutang untuk menetapkan jumlah hutang yang harus
dibayar dan dilunasinya. Pernyataan Bersama mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti
putusan hakim dalam memutuskan suatu perkara perdata dan mempunyai kekuatan hukum yang pasti dan tetap.
105
104
lihat Pasal 42 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
105
lihat Pasal 55 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
81
g. Penetapan atas Jumlah Piutang Negara Macet
1 Penetapan Jumlah Piutang Negara PUPN
Cabang menerbitkan
Penetapan Jumlah Piutang Negara, dalam hal Pernyataan Bersama tidak dapat dibuat karena: a Nasabah
debiturpenanggung hutang tidak memenuhi panggilan dan atau pengumuman panggilan, b Nasabah debiturpenanggung hutang datang
menghadap memenuhi panggilan namun tidak mau menanda-tangani pernyataan bersama, c Nasabah debiturpenanggung hutang tidak
mengakui jumlah hutang, tetapi tidak memberikan bukti-bukti pendukung yang sah, atau d
Nasabah debiturpenanggung hutang mengakui jumlah hutang, tetapi menolak untuk menandatangani Pernyataan
Bersama.
106
2 Koreksi dan perubahan atas besarnya jumlah piutang negara macet Dalam hal setelah diterbitkan Penetapan Jumlah Piutang Negara
PJPN terhadap nasabah debiturpenanggung hutang dan apabila terdapat koreksi dan perubahan atas besarnya jumlah piutang negara di dalam PJPN,
maka tidak perlu dibuat surat Penetapan Jumlah Piutang Negara yang baru, akan tetapi cukup diterbitkan Surat Pemberitahuan kepada nasabah debitur
penanggung hutang dan penyerah piutangkreditur yang ditandatangani oleh Ketua PUPN Cabang. Surat pemberitahuan koreksi dan perubahan besarnya
jumlah piutang negara macet merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Penetapan Jumlah Piutang Negara.
107
106
lihat Pasal 56 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
107
lihat Pasal 58 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
82
h. Keringanan hutang
1 Kewenangan Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara dan Kepala
Kanwil diberi kewenangan untuk memberikan keringanan hutang kepada nasabah debiturpenanggung hutang dalam bentuk: a Keringanan jumlah
hutang yang menyangkut bunga, denda, dan atau ongkosbeban lainnya, dan b Keringanan jangka waktu dalam penyelesaian hutang.
108
2 Permohonan Permohonan keringanan hutang diajukan oleh nasabah debitur
penanggung hutang kepada PUPN melalui KP2LN disertai proposalalasan- alasannya. Permohonan keringanan hutang dapat juga diajukan oleh
nasabah debiturpenanggung hutang melalui penyerah piutangkreditur. Permohonan keringanan hutang diajukan selambat-lambatnya sebelum
pengumuman eksekusi lelang atas barang jaminan. Dalam hal eksekusi lelang pernah dilakukan, permohonan keringanan hutang tetap dapat
diajukan, namun mengacu pada ketentuan mengenai keringanan hutang sebagaimana diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal.
109
3 Analisis terhadap permohonan keringanan hutang Persetujuan, penolakan dan pemberian pertimbangan atas
permohonan keringanan hutang harus berdasarkan hasil analisis. Dalam hal kegiatan usaha nasabah debiturpenanggung hutang masih produktif, maka
permohonan keringanan hutang nasabah debiturpenanggung hutang sekurang-kurangnya memuat: a Latar belakang permohonan keringanan
hutang, b Itikad baik nasabah debiturpenanggung hutang, c Kegiatan
108
lihat Pasal 59 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
109
lihat Pasal 62, 63, 64 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
83
usaha nasabah debiturpenanggung hutang mempunyai prospek yang baik, d Nilai barang jaminan diperkirakan tidak akan menutupi jumlah hutang,
dan e Rencana pelunasan hutang.
110
4 Keputusan terhadap keringanan jumlah hutang Keputusan keringanan terhadap jumlah hutang dapat berupa
menyetujui seluruh perhitungan dan pemebebanan bunga dan atau menyetujui sebagian. Menolak permohonan keringanan yang diajukan oleh
nasabah debiturpenanggung hutang sepanjang bertentangan dengan ketentuan tentang perhitungan dan pembebanan bunga. Permohonan
keringanan hutang yang diajukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang dalam hal pembayaran angsuran dan jangka waktu pelunasan jumlah
hutang. Permohonan keringanan hutang yang diajukan oleh nasabah debitur penanggung hutang dalam hal pembayaran angsuran atas jumlah hutang
dapat dilakukan pada setiap bulan dan atau pada setiap triwulan. Dalam hal permohonan keringanan hutang dapat dipertimbangkan dan disetujui
nasabah debiturpenanggung hutang harus melakukan pelunasan sesuai dengan tanggal dan batas waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan
yang diterbitkan oleh KP2LN dan disampaikan kepada nasabah debiturpenanggung hutang.
111
i. Pengelolaan dan pengamanan barang jaminan
1 Ruang lingkup pengelolaan Ruang
lingkup pengelolaan dan pengamanan terhadap barang
jaminan dan atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung
110
lihat Pasal 65, 66 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
111
lihat Pasal 71, 72, 73 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
84
hutang meliputi kegiatan: a Penatausahaan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya. b Pengamanan terhadap
dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya, dan c Pendayagunaan Barang Jaminan.
112
2 Penatausahaan Dalam rangka penatausahaan dilakukan kegiatan meliputi:
a penerimaan, b pencatatan, c penyimpanan, d pemeliharaan, dan
e pengeluaran serta penyerahan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya kepada yang berhak.
113
3 Pengamanan Dalam rangka pengamanan dapat dilakukan kegiatan meliputi:
a Penelitian terhadap keaslian, kebenaran atau jangka waktu berlakunya hak atas dokumen Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya
beserta pengikatannya, b Penelitian lapangan, dan c pemblokiran atas barang jaminan dan atau harta kekayaan lainnya milik nasabah
debiturpenanggung hutang.
114
4 Pendayagunaan Dalam rangka pendayagunaan barang jaminan, dapat dilakukan sewa
menyewa yang hasilnya digunakan untuk pembayaran jumlah hutang nasabah debiturpenanggung hutang.
115
j. Pemeriksaan
Objek Pemeriksaan adalah: a Nasabah debiturpenanggung hutang penjamin hutang dan atau kepada pemegang saham, b Kemampuan
112
lihat Pasal 82 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
113
lihat Pasal 84 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
114
lihat Pasal 87 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
115
lihat Pasal 94 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
85
nasabah debiturpenanggung hutang, c Harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang, dan d Fisik barang jaminan.
116
Pemeriksaan dapat dilakukan oleh petugaspegawai pemeriksa dari KP2LN. Pemeriksaan dilakukan oleh Tim yang beranggotakan paling sedikit
2 dua orang dan sekurang-kurangnya 1 satu orang pegawai yang ditunjuk.
117
Dalam melaksanakan
pemeriksaan, petugaspegawai pemeriksa melakukan kegiatan meliputi: a Mencari, meneliti, dan mengumpulkan
keterangan atau bukti-bukti yang berhubungan dengan objek pemeriksaan, dan b Melakukan wawancara atau meminta penjelasan dari berbagai pihak
yang berkaitan dengan objek Pemeriksaan.
118
Pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan setelah SP3N diterbitkan. Pemeriksaan dilaksanakan dengan memperhatikan efisiensi dan
efektifitas.
119
k. Pencegahan
Pencegahan terhadap nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang untuk tidak berpergian keluar negeri apabila jumlah hutang sebesar
Rp. 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah atau lebih, dan nasabah debiturpenanggung hutang tidak menunjukkan itikad baik dalam
menyelesaikan jumlah hutangnya dan atau nilai jaminan hutang diperkirakan tidak dapat mengcover jumlah hutang.
120
116
lihat Pasal 97 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
117
lihat Pasal 102 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
118
lihat Pasal 104 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
119
lihat Pasal 106, 107 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN
120
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, 2004, op. cit., hal. 4.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
86
PUPN melalui KP2LN melakukan tindakan penagihan sekaligus dengan Surat Paksa SP, apabila nasabah debiturpenanggung hutang tidak
memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam Pernyataan Bersama atau Penetapan Jumlah Piutang Negara PJPN.
Jurusita dapat melakukan tindakan hukum penyitaan atas jaminan hutang nasabah debiturpenanggung hutang, apabila ketentuan dalam Surat
Paksa tidak dipenuhi. Pelaksanaan eksekusi lelang dapat dilakukan terhadap jaminan hutang yang telah disita, apabila nasabah debiturpenanggung
hutang tidak menyelesaikan hutangnya kepada negara cq. PUPN melalui KP2LN. Pelaksanaan eksekusi lelang berdasarkan Surat Perintah Penjualan
Barang Sitaan SPPBS yang ditandatangani oleh Ketua PUPN. Bilamana jaminan hutangharta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung
hutang tidak ada atau nasabah debiturpenanggung hutang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan hutangnya, maka piutang negara macet
tersebut dinyatakan sebagai piutang negara yang untuk sementara belum dapat ditagih PSBDT.
Dalam hal
objek Pencegahan
mempunyai kewajiban menyelesaikan hutang lebih dari satu kasus Piutang Negara dan telah dicegah pada salah
satu kasus, tidak dilakukan Pencegahan kembali untuk kasus yang lain sepanjang jangka waktu Pencegahan dan atau perpanjangan Pencegahan
masih berlaku. Jangka waktu Pencegahan berlaku paling lama 6 enam bulan dan dapat diperpanjang 2 dua kali masing-masing selama 6 enam
bulan.
121
121
lihat Pasal 126 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
87
Izin keluar wilayah Republik Indonesia dalam jangka waktu Pencegahan atau perpanjangan Pencegahan dapat diberikan oleh Direktur
Jenderal atas nama Menteri Keuangan. Permohonan izin diajukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang dengan dilengkapi bukti-bukti yang
mendukung alasan keluar wilayah Republik Indonesia.
122
Pencabutan Pencegahan
terhadap objek Pencegahan dapat dilakukan
dalam hal: a Piutang Negara telah dinyatakan lunas, b Pengurusan Piutang Negara ditarik oleh atau dikembalikan kepada Penyerah Piutang, c Objek
Pencegahan telah menunjukkan itikad baik dengan: 1 Melakukan
pembayaran ke arah pelunasan, dan 2 Mengajukan rencana penyelesaian hutangnya secara jelas.
Keputusan Pencegahan, perpanjangan Pencegahan, dan pencabutan Pencegahan ditetapkan secara tertulis.
123
l. Surat Paksa
Sebenarnya, dengan telah dibuat Pernyataan Bersama PB, maka nasabah debiturpenanggung hutang sudah harus melaksanakan
pembayaran dengan cara angsuran dalam setiap bulan, atau setiap triwulan atau setiap semester. Apabila nasabah debiturpenanggung
hutang tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran secara angsuran dan pelunasannya, walaupun telah diperingati, maka
penagihan akan dilaksanakan sekaligus dengan Surat Paksa. Surat Paksa akan disampaikan oleh jurusita piutang negara kepada
nasabah debitur penanggung hutang penjamin hutang di tempat tinggalnya
122
lihat Pasal 128 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
123
lihat Pasal 133 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
88
atau tempat kediamannya dan dalam hal nasabah debitur yang bersangkutan tidak mempunyai tempat tinggal atau tempat kediaman atau telah
menghilang dan tidak diketahui domosilinya, maka Surat Paksa akan diberitahukan dengan menempelkan salinan Surat Paksa pada pintu utama
KP2LN, atau Surat Paksa tersebut akan disampaikan melalui aparat pemerintah setempat Lurah, Camat dan sebagainya
124
Dalam hal penyampaian Surat Paksa kepada nasabah debitur penanggung hutang yang berada di luar wilayah kerja PUPN Cabang atau di
dalam wilayah kerja PUPN Cabang, tetapi di luar wilayah kerja KP2LN, maka KP2LN meminta bantuan secara tertulis kepada KP2LN yang wilayah
kerjanya meliputi tempat penyampaian Surat Paksa dimana nasabah debitur penanggung hutang berdomisili.
125
m. Penyitaan
Pelaksanaan penyitaan terhadap jaminan hutang atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang apabila
ketentuan dalam Surat Paksa tidak dipenuhi, yang kemudian akan disusul dengan pelaksanaan penyitaan dan eksekusi lelang atas jaminan hutang.
Sebelum pelaksanaan eksekusi lelang terlebih dahulu dapat diumumkan 2 dua kali dalam surat kabar harian setempat berselang 15 lima belas hari.
Pengumuman eksekusi lelang pertama dapat dimungkinkan untuk dilakukan melalui selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman di pintu
utama kantor dan di tempat lainnya yang memudahkan untuk dibaca oleh
124
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, 2004, Op. Cit., hal. 76.
125
lihat Pasal 151 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
89
masyarakat, sedangkan pengumuman eksekusi lelang kedua harus dilakukan melalui surat kabar harian setempat.
Penyitaan dilakukan
terhadap barang jaminan milik nasabah debitur
penanggung hutang dan atau Penjamin Hutang. Dalam hal Barang Jaminan tidak ada atau diperkirakan nilainya tidak dapat menutup sisa hutang,
penyitaan dapat dilakukan terhadap Harta Kekayaan Lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang.
126
Dalam hal tempat barang yang akan disita berada di luar wilayah kerja PUPN Cabang dan atau di luar wilayah kerja KP2LN, maka KP2LN meminta
bantuan penyitaan kepada KP2LN yang wilayah kerjanya terdapat barang jaminan yang akan disita tersebut berada.
127
Pelaksanaan penyitaan
tidak dapat dilakukan terhadap barang yang
telah disita lebih dahulu oleh Pengadilan Negeri, Instansi Pajak, atau instansi lain yang berwenang. Terhadap barang yang telah disita Jurusita Piutang
Negara hanya menyampaikan salinan Surat Paksa kepada instansiinstitusi yang terlebih dahulu melaksanakan penyitaan disertai permintaan agar
penyitaan yang telah dilakukan oleh instansi tersebut diberlakukan juga sebagai persamaan sita.
128
Penyitaan yang telah dilakukan terhadap barang yang disita perlu didaftarkan kepada instansi yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
129
126
lihat S. Mantayborbir, et al., Pengurusan Piutang Negara Macet pada PUPN dan BUPLN Suatu Kajian Teori dan Praktek, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2001, hal. 93
127
lihat Pasal 176 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
128
lihat Pasal 179, 180 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN. lihat juga S. Mantayborbir, “Suatu Kajian Juridis Terhadap Sita Panitia Urusan Piutang Negara PUPN”, Majalah
Hukum, Volume 6 Nomor 3 Agustus 2001, FH-USU, Medan, hal. 223.
129
lihat Pasal 182 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
90
Panitia Urusan
Piutang Negara
Cabang menerbitkan Surat Perintah Pengangkatan Sita dalam hal: a
Piutang Negara dinyatakan lunas, b Pengurusan Piutang Negara dinyatakan selesai, c Pengurusan Piutang
Negara dikembalikan kepada Penyerah Piutang, d Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya tidak ditemukan lagi menjadi jaminan hutang,
e Barang yang disita telah disita lebih dahulu oleh Pengadilan Negeri, Instansi Pajak, atau instansi lain yang berwenang atau f Pelaksanaan
penyitaan sebelumnya mengandung cacat hukum.
130
n. Paksa badan
Di dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 disebut secara tegas dan jelas bahwa sandera gijzeling adalah upaya penagihan dalam
rangka penyelamatan terhadap keuangan negara dengan cara pengekangan terhadap kebebasan nasabah debitur untuk sementara waktu di suatu tempat
tertentu. Pengekangan terhadap kebebasan nasabah debitur yang tergolong mampu namun tidak beritikad baik dalam penyelesaian hutang. Pelaksanaan
paksa badan atau sandera oleh Ketua PUPN melalui Kepala KP2LN berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 dan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002, tanggal tentang Pengurusan Piutang Negara. Penerbitan surat perintah paksa badan dilakukan terhadap
nasabah debiturpenanggung hutang penjamin hutang yang: a. Jaminan hutang tidak ada atau tidak mencukupi untuk melunasi
hutang yang bersangkutan. b. Jumlah hutang nasabah debiturpenanggung hutang yang bersangkutan
sekurang-kurangnya Rp. 1.000.000.000,00 satu miliyar rupiah.
130
lihat Pasal 183 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
91
c. Tidak memenuhi Pernyataan Bersama atau Surat Paksa. d. Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan hutangnya tetapi nyata-
nyata tidak memperlihatkan etikad baik untuk melunsinya. Pelaksanaan
Paksa Badan
dapat dilakukan setelah mendapat ijin
tertulis dari Kepala Kejaksaan setempat. Paksa badan tidak dapat dikenakan terhadap nasabah debitur yang tidak beritikad baik dan telah berumur 75
tahun ke atas. Tempat paksa badan meliputi lembaga pemasyarakatan, rumah tahan negara, atau rumah sandera yang disediakandisewa
dikontrakan oleh Kepala DJPLN. Objek Paksa Badan adalah: a Nasabah debiturpenanggung hutang,
b penjamin hutang, dan c pemegang saham, dan d ahli waris yang telah menerima warisan dari nasabah debiturpenanggung hutang.
131
Surat Perintah Paksa Badan diterbitkan dalam hal: a Nasabah debiturpenanggung hutang tidak memenuhi Surat Paksa, b Jumlah hutang
dan atau sisa hutang nasabah debitur penanggung hutang paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 satu miliyar rupiah, c Barang Jaminan tidak ada atau
barang jaminan ada tetapi tidak menutup sisa hutang, d Nasabah
debiturpenanggung hutang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan hutang tetapi tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan, dan
e Objek Paksa Badan dilakukan terhadap nasabah debiturpenanggung hutang yang belum berumur 75 tujuh puluh lima tahun.
132
Surat Perintah Paksa Badan dapat ditangguhkan pelaksanaannya dalam hal terdapat: a
Penetapan penangguhan Paksa Badan dari
131
lihat Pasal 186 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN. lihat Soedargo Gautama, Himpunan Yurisprudensi Indonesia, Jilid 16, Op.Cit, h. 84. “Lembaga paksa badan
merupakan alat pencegah pada orang yang sengaja mau melakukan “penipuan” chicanes dan menurut kehendaknya membuat hutang tanpa memikirkan pelunasannya.”
132
lihat Pasal 187 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
92
pengadilan, atau b Pembayaran terhadap jumlah hutang lebih dari 50 lima puluh persen. Penangguhan pelaksanaan Surat Perintah Paksa Badan
diberikan secara tertulis oleh PUPN Cabang dan berlaku untuk jangka waktu 3 tiga bulan.
133
Jangka waktu pelaksanaan Paksa Badan paling lama 6 enam bulan terhitung sejak objek Paksa Badan ditempatkan dalam rumah tahanan
negara. Jangka waktu Paksa Badan dapat diperpanjang oleh PUPN Cabang sebanyak 1 satu kali dan paling lama 6 enam bulan.
134
133
lihat Pasal 191, 192 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
134
lihat Pasal 193, 194 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu menggambarkan semua gejala-gejala dan fakta-fakta dilanjutkan dengan menganalisa permasalahan
yang timbul berkaitan dengan pemblokiran dan penyitaan terhadap harta kekayaan nasabah debiturpenjamin hutang berupa uang tunai di bank dalam
kaitannya dengan sistem pengurusan piutang negara di lingkungan KP2LN Medan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode yuridis normatif yaitu melalui pengkajian dan analisa terhadap
pengurusan piutang negara dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kota Medan yaitu di lingkungan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan Propinsi
Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa KP2LN adalah merupakan suatu instansi yang mempunyai wewenang melaksanakan pengurusan
piutang dan lelang negara. Dalam menunjang data agar penelitian ini lebih sempurna diperlukan
data pendukung yang didapat dari informan dan nara sumber, yaitu: 1. Kepala Kanator Wilayah I DJPLN Medan selaku Ketua PUPN Cabang
Sumatera Utara. 2. Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan.
93
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
94
3. Kepala Seksi Informasi dan Hukum KP2LN Medan. 4. Direktur Utama PT. Bank Sumatera Utara
5. Kepala Seksi Piutang Negara KP2LN Medan 6. Kepala Sub Bagian Umum KP2LN Medan
7. Staf Pelaksana KP2LN medan sebanyak 2 dua orang. 8. Nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang sebanyak 20 dua
puluh orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui teknik pengumpulan data, yakni:
1. Penelitian Kepustakaan Library Research, yaitu menghimpun data melalui penelaahan dari bahan kepustakaan atau data sekunder yang
meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
135
Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, yakni norma dasar atau kaidah dasar, peraturan dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan PUPN dan DJPLNKP2LN. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu para pandangan ahli hukum yang memiliki kaitan dengan PUPN dan DJPLNKP2LN, laporan
penelitian hukum dan jadual penelitian. Selanjutnya, bahan hukum tertier
135
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali Press, Jakarta, 1995, hal. 39.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
95
adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
136
juga menggunakan kamus hukum dan kamus-kamus bahasa.
2. Penelitian Lapangan field research, yaitu mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer yang berkaitan dengan
masalah pelaksanaan pemblokiran dan penyitaan dalam kaitannya dengan pengurusan piutang negara yang penghimpunan datanya
diperoleh dengan cara melakukan wawancara.
D. Alat Pengumpulan Data
Guna mendapatkan hasil yang objektif dan ilmiah, serta dapat dipertanggung-jawabkan dan dibuktikan kebenarannya, data dalam
penelitian ini diperoleh melalui alat pengumpulan data sebagai berikut : 1.
Studi bahan-bahan dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian, baik yang diperoleh dikepustakaan maupun yang dijumpai dilapangan,
seperti dokumen yang berhubungan dengan pemblokiran dan penyitaan terhadap harta kekayaan nasabah debiturpenjamin hutang berupa uang
tunai di bank pemerintah dalam kaitannya dengan pengurusan piutang negara.
2. Pedoman wawancara langsung dengan sampel yang memiliki hubungan
dengan pemblokiran dan penyitaan terhadap harta kekayaan nasabah debiturpenjamin hutang berupa uang tunai di bank pemerintah
sehubungan dengan pengurusan piutang negara.
136
Ibid., hal. 14, 39.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
96
F. Analisis Data
Setelah semua data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder diperoleh dari lapangan, selanjutnya akan dianalisis melalui 2
Dua tahapan yakni tahapan persiapan dan tahapan kesimpulan. Pada tahapan persiapan ini, data primer dan data sekunder yang
diperoleh diperiksa kembali, dikurangi atau ditambahkan, guna menghindari terdapatnya data yang kurang cukup mendukung atau data yang tidak
relevan. Tahapan berikutnya setelah data dikumpulkan dari lapangan dengan
lengkap, langkah berikutnya adalah mengolah data dan menganalisa.
137
Data primer dan data sekunder yang ada dianalisa dengan menggunakan analisis data secara kualitatif, yakni segala data yang diperoleh diteliti dan
dikaji untuk mengetahui validitasnya melalui kerangka berpikir secara logis dan sistematis dengan menggunakan metode deduktif dan induktif, sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran-saran yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang diteliti.
137
Bambang Sunggono, MetodePenelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 129
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi KP2LN Medan
Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN Medan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara mempunyai fungsi dan tugas
melaksanakan pelayanan pengurusan piutang dan lelang negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku cq. Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 445KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan
Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara. KP2LN Medan merupakan unit kerja operasional di bidang
pengurusan piutang dan lelang negara. Dalam pelaksanaan tugas pengurusan piutang negara macet yang berasal dari bank-bank milik
pemerintah, BUMNBUMD, lembaga negara, Instansi-instansi Pemerintah dan Badan-badan Negara.
Adapun wilayah hukum Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara meliputi:
138
1. Kota Medan; 2. Kota Binjai;
3. Kota Tebing Tinggi; 4. Kabupaten Dairi;
5. Kabupaten Karo;
138
Wawancara dengan Tony R. Simanjuntak, S.E., Kepala KP2LN Medan, tanggal 13 Juni 2006.
97
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
98
6. Kabupaten Langkat; 7. Kabupaten Deli Serdang;
8. Kabupaten Serdang Bedagai hasil pemekaran dari Kabupaten Deli Serdang.
Dalam mengantisipasi berbagai aspirasi yang berkembang terhadap perkembangan organisasi DJPLNKP2LN baik dari dalam maupun dari luar
antara lain tuntutan masyarakat yang menghendaki agar dalam bidang pengurusan piutang dan lelang negara, maka KP2LN Medan, dalam hal ini
Kepala Kantor berserta para Kepala SeksiKepala Bagian Umum terus berupaya melakukan pembinaan kepada para stafpelaksana pada KP2LN
Medan, sehingga diharapkan SDM dapat meningkatkan profesionalisme dan pelayanan yang prima baik dalam pelaksanaan tugas pengurusan piutang
negara dan pelayanan lelang dengan tujuan dapat memenuhi tuntutan dimaksud.
KP2LN Medan mempunyai visi yaitu menjadi unit operasional terbaik dalam melakukan pengurusn piutang dan pelayanan lelang yang profesional
dan bertanggung jawab serta dibanggakan oleh masyarakat baik sekarang maupun di masa mendatang.
Dalam artian profesional adalah secara mandiri dan berkemampuan serta mempunyai wawasan ke depan tentang tujuan yang hendak dicapai
organisasi, dan bertanggung jawab serta mampu dalam melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang
dimaksud dengan dibanggakan masyarakat adalah semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat pengguna jasa dalam melaksanakan pengurusan
piutang dan pelayanan lelang yang transparan dan didukung dengan adanya kepastian dan perkembangan hukum.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
99
Menurut rencana strategi KP2LN Medan,
139
Misi KP2LN yaitu melaksanakan pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang yang efektif
dan efisien dengan meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa. Dalam mengemban misi yang telah ditetapkan tersebut dengan berorientasi
kepada harapan untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pencapaian target pengurusan piutang dan lelang negara, maka ditetapkan tujuan
sebagai berikut: 1. Meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa stake holder
2. Mengoptimalkan administrasi pengurusan piutang dan lelang negara. Sedangkan yang menjadi sasaran KP2LN Medan adalah sebagai
berikut: 1. Terciptanya pelayanan yang prima
2. Terwujudnya tertib administrasi dalam pengelolaan barang jaminan hutang.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka KP2LN melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Menerima penyerahan piutang negara; 2. Diterbitkan SP3N;
3. Membuat Nomor Registrasi 4. Melakukan pemanggilan terhadap para nasabah debitur untuk
menghadap di KP2LN Medan. 5. Membuat Pernyataan Bersama PB;
6. Menerbitkan Penetapan Jumlah Piutang Negara; 7. Melaksanakan Surat Paksa SP;
8. Melaksanakan penyitaan; 9. Melaksanakan
penjualan terhadap
barang jaminan hutang yang telah disita melalui pelelangan, termasuk lelang sukarela sesuai dengan
permintaan lelang; 10. Melaksanakan penjualan di luar lelang non lelang;
11. Melayani permohonan lelang; 12. Melayani permohonan lelang dan dokumen persyaratan lelang;
13. Menggali potensi lelang dan penyebarluasan informasi tentang lelang;
139
Rencana Strategi KP2LN Medan, Dirjen Piutang dan Lelang Negara, Departemen Keuangan, Medan, 2004, hal. 9-10.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
100
14. Melaksanakan pembinaan terhadap pejabat lelang; 15. Membuat laporan atas pelaksanaan lelang;
16. Melakukan pemeriksaan fisik barang jaminan hutang; 17. Melaksanakan penilaian atas barang jaminan;
18. Melaksanakan pemblokiran atas barang jaminan hutang; 19. Melaksanakan penata-usahaan atas pengeluaran dan penyerahan
dokumen asli barang jaminan hutang; 20. Memantau perkembangan Berkas Kasus Piutang Negara;
21. Menyusun rencana target pengurusan piutang dan lelang negara; 22. Menatausahakan hasil pengurusan piutang dan lelang negara;
23. Menangani perkara hukum pada semua tingkat pengadilan; 24. Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap pegawai;
25. Membuat usulan atas kenaikan pangkat dan gaji berkala pegawai; 26. Memberi izin cuti pegawai;
27. Membuat usulan terhadap pegawai yang pensiun; 28. Menyusun Anggaran;
29. Membayarkan tagihankewajiban yang menjadi tanggung jawab KP2LN; 30. Membuat Laporan Pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran;
31. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa; 32. Melaksanakan inventarisasi atas barang-barang inventaris.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut, maka KP2LN Medan menetapkan pelaksanaan Rencana Kerja untuk Tahun Fiskal, 2002,
2003, 2004 dan 2005 yaitu sebagai berikut:
140
a. Bidang Pengurusan Piutang Negara 1 Mengevaluasi semua hasil pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan dari rencana pada tahun fiskal tahun 2003-2004 sebagai bahan peningkatan untuk lebih memantapkan pelaksanaan rencana
kerja tahun fiskal 2004-2005 dan tahun fiskal 2005-2006. 2 Melakukan langkah-langkah koordinasi dengan penyerah piutang agar
dapat mendukung rencana kerja sehingga dapat mengoptimalkan hasil pengurusan piutang negara.
3 Mengevaluasi kembali terhadap hasil-hasil pengurusan piutang negara secara persuasif, serta menindaklanjuti dengan melaksanakan
140
Wawancara dengan Drs. Gunung Budiarto S., M.A. Kepala Kantor Wilayah I DJPLN Medan selaku Ketua PUPN Cabang Sumatera Utara, tanggal 14 Juni 2006
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
101
pendekatan yang lebih tepat pada nasabah debitur yang belum dapat menyelesaikan hutangnya.
4 Mengevaluasi kembali terhadap BKPN yang telah digolongkan dalam Piutang Negara Telah Optimal PNTO untuk ditindaklanjuti
pengurusannya berdasarkan perkembangan potensi terkahir; 5 Melaksanakan program kerja tim pemasaran dan sekaligus
mengevaluasi hasil kerja tim ini pada tahun sebelumnya. 6 Melaksanakan pengusutan dan mengevaluasi hasil kerja pengusutan
pada tahun sebelumnya. 7 Mengevaluasi hasil-hasil yang telah dilakukan selama lima tahun
sebagai salah satu dasar penyusunan rencana kerja pada lima tahun yang kedua.
b. Bidang Informasi dan Hukum 1 Menggunakan Sistem Administrasi Informasi SAIPPN, dengan
meningkatkan penggunaannya, melakukan evaluasi dan menindak- lanjutinya ke kantor pusat DJPLN.
2 Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat teknis komputer dan programmer sehingga diharapkan tenaga teknis komputer dan
programmer yang handal. 3 Mengadakan penyuluhan dan pembinaan di masing-masing seksi
mengenai aspek-aspek hukum, mengevaluasi hasilnya selama lima tahun serta memberi rencana kerja untuk lima tahun ke depan.
c. Bidang Organisasi, Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan. 1 Mengikutsertakan pegawai dalam rangka mengikuti diklat.
2 Mengadakan evaluasi terhadap hasil kinerja selama lima tahun dan membuat rencana kerja untuk lima tahun ke depan.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
102
d. Bidang Sarana Penunjang Mengusulkan kepada kantor pusat DJPLN untuk mendapatkan tambahan
personal komputer SAIPPN dan printernya serta kenderaan dinas operasional.
Dalam melaksanakan tugas pengurusan piutang dan pelayanan lelang, KP2LN Medan didukung oleh Sumber Daya Manusia SDM yang
memegang peranan penting dalam melaksanakan tugasnya. Jumlah pegawai KP2LN Medan per 6 Juni 2005 adalah sejumlah 47 orang dengan
perincian sebagai berikut:
141
Tabel 1 Klasifikasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai
1. Laki-laki 24
2. Perempuan 23
Jumlah 47
Sumber: Data dari KP2LN Medan tahun fiskal 2005
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Pegawai SDM KP2LN Medan yang hanya berjumlah 47 orang, namun dalam pelaksanaan tugas dengan baik,
walaupun intentitasvolume pekerjaan cukup tinggi yaitu dalam pelaksanaan pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang terutama dalam setiap
triwulan maupun dalam tahun fiskal berjalan.
141
Wawancara dengan Abdul Rachman, S.E., Kepala Sub Bagian KP2LN Medan, tanggal 14 Juni 2006
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
103
Tabel 2 Klasifikasi Pegawai Menurut PangkatGolongan
No Golongan Jumlah Pegawai
1. Golongan I
1 2. Golongan
II 25
3. Golongan III
17 4. Golongan
IV 4
Jumlah 47
Sumber: Data dari KP2LN Medan tahun fiskal 2005
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai yang berpangkat golongan I sebanyak 1 satu orang, jumlah yang berpangkatgolongan II
sebanyak 25 dua puluh lima orang, jumlah pegawai yang berpangkat golongan III sebanyak 17 tujuh belas orang dan jumlah pegawai yang
berpangkatgolongan IV sebanyak 4 empat orang.
Tabel 3 Klasifikasi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Pegawai
1. SLTP 1
2. SLTA 19
3. Diploma D-III
4 4. Sarjana
S-1 11
5. Magister S-2
3 Jumlah
47
Sumber: Data dari KP2LN Medan tahun fiskal 2005
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai yang berpendidikan SLTP sebanyak 1 satu orang, jumlah pegawai yang berpendidikan SLTA
SMU sebanyak 19 sembilan belas orang, jumlah pegawai yang berpendidikan Diploma D-III sebanyak 4 empat orang, jumlah pegawai
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
104
yang berpendidikan Sarjana S-1 sebanyak 11 sebelas orang dan jumlah pegawai yang berpendidikan Program Studi Magister S-2 sebanyak 3 tiga
orang.
Tabel 4 Klasifikasi Pegawai Menurut Unit Kerja
No Unit Kerja
Jumlah Pegawai
1. Kepala KP2LN
1 2. Kasubbag
Umum 7
3. Seksi Piutang Negara
18 4.
Seksi Pengelolaan Barang Jaminan 6
5. Seksi Pelayanan Lelang
5 6.
Seksi Dokumentasi dan Potensi Lelang 4
7. Seksi Informasi dan Hukum
7 Jumlah
47
Sumber: Data dari KP2LN Medan tahun fiskal 2005
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai SDM pada Sub Bagian Umum KP2LN Medan sebanyak 7 tujuh orang, jumlah pegawai
SDM yang ditempatkan pada Seksi Piutang Negara KP2LN Medan sebanyak 19 delapan belas orang, jumlah pegawai SDM yang
ditempatkan pada Seksi Pengelolaan Barang Jaminan Hutang sebanyak 6 enam orang, jumlah pegawai SDM yang ditempatkan pada Seksi
Pelayanan Lelang KP2LN Medan sebanyak 5 lima orang, jumlah pegawai SDM yang ditempatkan pada Seksi Dokumentasi dan Potensi Lelang
KP2LN Medan sebanyak 4 empat orang dan jumlah pegawai SDM yang ditempatkan pada Seksi Informasi dan Hukum KP2LN Medan sebanyak 7
tujuh orang.
142
142
Wawancara dengan Abdul Rachman, S.E., Kepala Sub Bagian KP2LN Medan, tanggal 14 Juni 2006
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
105
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2KMK.012001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, dapat
diperoleh struktur organisasi DJPLN sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1 Struktur Organisasi DJPLN
DIREKTORAT JENDERAL PIUTANG DAN LELANG NEGARA
Sumber: Data dari KP2LN Medan Tahun 2005
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa KP2LN Medan adalah instansi vertikal DJPLN yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.
DIREKTORAT INFORMASI DAN HUKUM
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
SUBDIREKTORAT INFORMASI DAN PERENCANAAN
PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
KANTOR WILAYAH SUBDIREKTORAT
INFORMASI DAN PERENCANAAN LELANG
SUBDIREKTORAT BINA LELANG
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBDIREKTORAT VERIFIKASI LELANG
DIREKTORAT LELANG NEGARA
SUBDIREKTORAT PERATURAN DAN
BANTUAN HUKUM SUBDIREKTORAT
PIUTANG NEGARA NON PERBANKAN I
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBDIREKTORAT PIUTANG NEGARA NON
PERBANKAN II DIREKTORAT PIUTANG
NEGARA NON PERBANKAN
SUBDIREKTORAT PIUTANG NEGARA
PERBANKAN I
SUBDIREKTORAT BINA PENGELOLAAN BARANG
JAMINAN SUBDIREKTORAT
PIUTANG NEGARA PERBANKAN II
DIREKTORAT PIUTANG NEGARA
PERBANKAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BAGIAN KEPEGAWAIAN
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN ORGANISASI
DAN TATALAKSANA
BAGIAN UMUM
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
106
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 445KMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dapat diperoleh struktur organisasi KP2LN
Medan sebagai berikut: Gambar 2
Struktur Organisasi KP2LN Medan
Kepala KP2LN
Dari struktur organisasi KP2LN tersebut di atas terlihat bahwa KP2LN Medan dengan personalpegawai yang berjumlah 47 orang dapat
ditempatkan pada seksi-seksi yang ada dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas, baik tugas rutin maupun tugas operasional,
struktur organisasi KP2LN juga merupakan acuan dalam rangka pembagian
tugas.
Kasubbag Umum
Kasi Piutang
Negara Kasi
Pengelolaan Barang
Jaminan Kasi
Pelayanan Lelang
Kasi Dokumentasi
dan Potensi Lelang
Kasi Informasi
dan Hukum
Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber: Data dari KP2LN Medan Tahun 2005
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
107
Pelaksanaan kegiatan pengurusan piutang negara pada PUPN Cabang Suamtera Utara dan KP2LN Medan dapat dibaca pada tabel 5
berikut ini:
Tabel 5 Pelaksanaan Sistem Pengurusan Piutang Negara pada PUPN Cabang
dan KP2LN Medan Tahun Fiskal 2005
dalam satuan BKPN sd Bulan Desember 2005
No Jenis Kegiatan
Bank Mandiri
BRI BNI BTN Bank
Sumut BUMN
BUMD Inst.
Pemerintah Jlh
1 SP3N 22
88 12
158 26
2,144 28
2,478 2
Panggilan dan Peringatan Panggilan
50 187
24 123
51 4,533 34
5,02 3 PB
- -
- -
- -
- -
4 PJPN 35
127 12
121 23
2,342 7
2,667 5 Surat Paksa
38 92
14 98
26 2,873
- 3,141
6 Berita Acara
Penyampaian Surat Paksa
34 99
11 181
20 1,156 -
1,501 7 SPP
23 157
8 84
23 20
- 315
8 Berita Acara Penyitaan 20
126 15
71 22
- -
254 9 SPPBS
17 17
10 42
17 -
- 103
10 Pengumuman
Pemberitahuan Lelang PUPN
30 38
27 147
17 - -
259 11
Pelaksanana Lelang PUPN
30 31
25 102
15 - -
203 12
Surat Pernyataan Lunas
14 56
6 78
15 37 -
196 13
Surat Pernyataan Selesai
3 11
2 8
7 6
- 37
14 Surat Perintah
Pengangkatan Sita 15
5 2
12 -
1 - 35
15 Berita Acara
Pengangkatan Sita 11
3 2
9 -
1 - 26
16 Surat Perintah
Pemeriksaan -
- -
- -
- -
17 Berita Acara
Pemeriksaan -
- -
- -
- -
- 18
Surat Perintah Paksa Badan
- -
- -
- -
- -
19 Berita Acara Paksa
Badan -
- -
- -
- -
- 20 PSBDT
- -
1 -
- 3
- 4
Jumlah 342 1,037
171 1,234
252 13,116 69
16,221
Sumber: KP2LN Medan Tahun 2005
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
108
B. Pelaksanaan Pemblokiran Dan Penyitaan Terhadap Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank