29
kemampuan peminjam yang dalam hal ini disebut nasabah debitur untuk membayar sejumlah utangnya kepada pihak yang memberi pinjaman atau
krediturbank, yang dalam hal ini dapat dikatakan kepercayaan kreditur atas kemampuan nasabah debitur untuk menunaikan kewajibannya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati oleh pihak nasabah debitur dan pihak krediturbank. Dapat juga dikatakan bahwa apabila seseorang
memperoleh kredit berarti seseorang itu telah memperoleh kepercayaan. Dalam arti luas perjanjian kredit didasarkan atas komponen-komponen
kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa yang akan datang, sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati dan dituangkan di dalam
suatu perjanjian kredit. Perjanjian mana merupakan suatu ketentuan yang mengikat dan berlaku sebagai hukum bagi para pihak yang membuat
perjanjian kredit tersebut. Menurut Mariam Darus Badrulzaman bahwa:
Perjanjian kredit dilihat dari bentuknya, pada umumnya mempergunakan bentuk perjanjian baku standard contract, dimana klausul-klausulnya
telah ditetapkan oleh pihak bank selaku kreditur. Situasi tersebut mengakibatkan timbulnya keadaan bahwa debitur sebagai nasabah harus
menerima syarat-syarat tersebut jika hendak memperoleh kredit dari bank yang bersangkutan. Kelemahan dari perjanjian ini ialah sifat karakternya,
karena ditentukan sejumlah klausula yang membebaskan kreditur dari kewajibannya eksonarasi klausul.
35
3. Asas-asas dalam perjanjian
Dalam hukum perjanjian terdapat beberapa asas, yaitu sebagai berikut: a. Asas kebebasan mengadakan perjanjian partij otonomi
Asas kebebasan mengadakan perjanjian atau asas kebebasan berkontrak contractvrijheid adalah berhubungan dengan isi perjanjian
35
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Penerbit Alumni, Bandung, 1994, hal. 112-113
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
30
yaitu kebebasan menentukan “apa” dan dengan “siapa” perjanjian itu diadakan.
36
b. Asas konsensualisme Asas konsensualisme terdapat pada Pasal 1320 KUH Perdata, yang
mengandung arti adanya “kemauan” will dari para pihak untuk saling berpartisipasi, berarti ada kemauan untuk saling mengikatkan diri.
Sepakat mereka yang mengikatkan diri adalah asas esensial dari hukum perjanjian. Asas ini menentukan adanya perjanjian.
37
c. Asas kepercayaan Seseorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain
menumbuhkan kepercayaan di antara kedua pihak itu satu sama lain akan memegang teguh janjinya.
38
d. Asas kekuatan mengikat Dalam perjanjian terkandung juga asas kekuatan mengikat, pacta sunt
servanda janji itu mengikat. Asas kekuatan mengikat terdapat dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, yang berbunyi: “Semua persetujuan
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Para pihak yang terikat dalam perjanjian tidak
semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan tetapi juga terhadap unsur-unsur dari kebiasaan, kepatutan dan moral.
39
e. Asas persamaan hukum Asas ini menempatkan para pihak dalam persamaan derajat, berarti tidak
ada perbedaan.
40
36
Ibid., hal. 83.
37
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994, hal. 42. selanjutnya disebut buku II.
38
Mariam Darus, buku I, op.cit., hal. 87.
39
Ibid., hal. 87.
40
Ibid., hal. 88.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
31
f. Asas keseimbangan
Asas ini menghendaki bahwa para pihak di dalam membuat suatu perjanjian atau perbuatan hukum harus dilakukan secara seimbang.
g. Asas kepastian hukum Asas ini memberikan kepastian hukum terhadap kekuatan mengikat dari
perjanjian itu yaitu sebagai undang-undang bagi para pihak.
41
h. Asas moral Faktor-faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan untuk
melakukan perbuatan hukum berdasarkan pada kesusilaan moral sebagai panggilan dari hati nuraninya.
42
i. Asas kepatutan
Asas ini dituangkan dalam Pasal 1339 KUH Perdata berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian.
43
j. Asas kebiasaan
Menurut Munir Fuady, asas-asas kontrak dalam KUH Perdata adalah hukum kontrak bersifat hukum mengatur, asas kebebasan berkontrak,
asas pacta sunt servanda janji itu mengikat, asas konsensual dan asas obligator artinya setelah sahnya suatu kontrak, maka kontrak tersebut
sudah mengikat, tetapi baru sebatas menimbulkan hak dan kewajiban di antara pada pihak.
44
Tetapi pada taraf tersebut hak milik belum berpindah ke pihak lain. Untuk dapat memindahkan hak milik, diperlukan kontrak lain
41
Mariam Darus, buku I, Loc. Cit.
42
Mariam Darus, buku I, Loc. Cit.
43
Mariam Darus, buku I, Loc. Cit.
44
Mariam Darus, buku I, Loc. Cit.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
32
yang disebut dengan kontrak kebendaan zakelijkeovereenkomst. Perjanjian kebendaan inilah yang sering disebut dengan penyerahan levering
45
k. Asas perlindungan bagi golongan yang lemah Asas ini berlaku terhadap para pihak yang mengadakan suatu perjanjian
atau perbuatan hukum dimana pihak nasabah debitur dalam mengadakan perjanjian dengan krediturbank selalu berada pada posisi yang lemah.
46
l. Asas sistem terbuka Asas ini memberikan suatu landasan hukum bagi para pihak di dalam
melakukan suatu perjanjian harus dilakukan secara terbuka dan atau transparan bagi para pihak yang membuat perjanjian tersebut.
47
4. Jaminan hutang dalam pelaksanaan perjanjian kredit