38
Secara juridis formil penjamin hutangborgtocht turut mengikatkan diri dan bertanggung jawab atas pemberian dan perolehan kredit tersebut. Di
satu ketika apabila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian kredit bank antara krediturbank dengan nasabah debitur yang mengakibatkan kredit
tersebut dinyatakan macet, maka penjamin hutangborgtocht secara bersama-sama dengan nasabah debitur bertanggung jawab terhadap
pengembalian kredit dimaksud.
53
5. Wanprestasi ingkar janji
Wanprestasi merupakan suatu keadaan dimana seorang nasabah debitur tidak memenuhi atau tidak melaksanakan prestasi sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam suatu perjanjian. Jadi wanprestasi ingkar janji ini dapat timbul karena:
a. Kesengajaankelalaian nasabah debitur itu sendiri b. Adanya keadaan memaksa.
Ada 4 bentuk wanprestasi menurut ketentuannya, yaitu: a. Nasabah debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali
b. Nasabah debitur memenuhi prestasi kerja tetapi tidak sebagaimana mestinya.
c. Nasabah debitur memenuhi prestasi tetapi tidak tepat pada waktunya. d. Nasabah debitur memenuhi prestasi tetapi melakukan hal yang dilarang
dalam perjanjian. Pada umumnya, suatu wanprestasi baru terjadi jika nasabah debitur
dinyatakan telah lalai untuk memenuhi prestasinya atau dengan kata lain wanprestasi ada kalau debitur tidak dapat membuktikan bahwa ia telah
melakukan wanprestasi itu di luar kesalahannya atau karena keadaan memaksa. Dalam pelaksanaan pemenuhan prestasi telah ditentukan
53
S. Mantayborbir, 2004, op. cit., hal. 124
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
39
tenggang waktunya, maka seorang krediturbank dipandang perlu untuk memperingatkanmenegur nasabah debitur agar ia memenuhi kewajibannya.
Teguran ini disebut dengan sommatie somasi. Akibat yang sangat penting dari tidak dipenuhinya suatu kewajiban
dari nasabah debitur bahwa dalam hal ini krediturbank dapat meminta ganti rugi atau ongkos, rugi dan bunga yang dideritanya. Untuk adanya kewajiban
ganti rugi ini maka undang-undang telah menentukan bahwa nasabah debitur harus terlebih dahulu dinyatakan berada dalam keadaan lalai.
Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1243 KUH Perdata yang menyatakan bahwa:
Penggantian biaya bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila nasabah debitur setelah dinyatakan lalai
dalam memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya dalam tenggang waktu tertentu telah
dilampauinya.
Jadi, maksud “berada dalam keadaan lalai” ialah peringatan atau pernyataan dari krediturbank tentang jangka waktu selambat-lambatnya
nasabah debitur wajib dan harus memenuhi prestasinya. Apabila jangka waktunya dilampaui, maka nasabah debitur ingkar janji wanprestasi.
Akibat dari suatu wanprestasi yang dilakukan nasabah debitur dapat menimbulkan kerugian bagi krediturbank. Sanksi atau akibat hukum bagi
nasabah debitur yang wanprestasi adalah sebagai berikut: a. Nasabah debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang diderita oleh
krediturbank Pasal 1243 KUH Perdata. b. Pembatalan perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian
Pasal 1267 KUH Perdata.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
40
c. Peralihan resiko kepada nasabah debitur sejak saat terjadinya wanprestasi Pasal 1237 ayat 2 KUH Perdata.
d. Pembayaran biaya perkara apabila diselesaikan di muka Hakim Pasal 181 ayat 1 HIR.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1267 KUH Perdata, maka dalam hal nasabah debitur melakukan wanprestasi, maka krediturbank dapat
menentukan memilih tuntutan-tuntutan haknya berupa: 1. Pemenuhan perjanjian.
2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi 3. Ganti rugi saja
4. Pembatalan perjanjian 5. Pembatalan perjanjian disertai ganti rugi.
54
Seorang nasabah debitur yang dituduh ingkar janji dapat dimintakan kepadanya supaya diberikan hukuman atas kelalaiannya, dan yang
bersangkutan dapat membela dirinya dengan mengajukan beberapa dasar pertimbangan untuk membebaskan dirinya dari hukuman-hukuman tersebut.
Adapun pembelaan tersebut adalah: a. Menyatakan adanya keadaan memaksa overmacht
b. Menyatakan bahwa krediturbank telah lalai c. Menyatakan bahwa krediturbank telah melepaskan haknya.
Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga krediturbank tidak mengalami kerugian.
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:
a. Reschedulling Yang dimaksud dengan rescheduling penjadualan kembali adalah suatu
tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit
54
Ibid., hal. 341.
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
41
atau jangka waktu pembayaran baik terhadap hutang pokok maupun perhitungan bunga. Dalam hal ini nasabah debitur diberikan keringanan
jangka waktu untuk melakukan pembayaran atas jumlah kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu dalam pembayaran kredit dari 6 bulan
menjadi 1 tahun sehingga nasabah debitur mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengembalikan jumlah kredit.
b. Reconditioning Yang dimaksud dengan reconditioning persyaratan kembali adalah
bahwa bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti: 1 Konversi terhadap bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok
2 Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan
pinjaman pokoknya tetap harus dibayar seperti biasa. 3 Penurunan suku bunga, maksudnya agar lebih meringankan beban
nasabah debitur. Jika suku bunga dibebankan 20 per tahun diturunkan menjadi 18 per tahun, tergantung dari pertimbangan
krediturbank yang bersangkutan. 4 Pembebasan bunga, dimaksudkan untuk diberikan keringanan
kepada nasabah debitur dengan pertimbangan bahwa nasabah debitur, sudah tidak mampu lagi untuk membayar kredit tersebut.
Akan tetapi nasabah debitur tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
c. Restructuring Yang
dimaksud dengan
restructuring penataan kembali merupakan tindakan hukum krediturbank kepada nasabah debitur dengan cara
Edwin Fauzi : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah DebiturPenjamin Hutang Berupa Uang Tunai di Bank dalam Kaitannya dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara.
USU e-Repository © 2008.
42
menambah modal kepada nasabah debitur dengan pertimbangan nasabah debitur memang membutuhkan tambahan dana dalam
mengembangkan pelaksanaan kegiatan usahanya.
55
6. Kredit bermasalah