40
Diare atau sembelit merupakan tanda-tanda umum kekhawatiran. Kecemasan karena adanya suatu ancaman yang datang atau peristiwa-peristiwa pening lainnya
dalam hidup seseorang keluar masuk toilet beberapa kali. c
Depresi. Pikiran-pikiran
tentang keputusan dan ketidak-berdayaan dapat terjadi jika
kekhawatiran terbentuk dalam diri seseorang. Rasa kesedihan dapat juga melanda seseorang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sepertinya kehidupan kenikmatannya
dan pikiran-pikiran negatif dapat menguasai seseorang. d
Pola makan. Kekhawatiran dapat menyebabkan perubahan yang mencolok dalam jumlah
dan kebiasaan makan. e
Insomnia. Ini adalah tanda-tanda kekhawatiran yang paling umum. Tidur umumnya
merupakan salah satu yang paling pertama dipengaruhi, namun tergantung pada kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi.
2.2.5 Penanggulangan Kecemasan
Karena kecemasan merupakan emosi yang sangat tidak menyenangkan, maka tidak akan dapat dihadapi dalam jangka waktu yang lama. Seseorang akan
termotivasi kuat untuk melakukan sesuatu guna meredakan keadaan yang tidak menyenangkan itu. Selama hidupnya, seseorang mengembangkan berbagai
macam cara untuk mengatasi situasi yang menimbulkan kecemasan dan perasaan cemas itu sendiri. Atkinson 1999, mengemukakan ada dua cara utama untuk
menanggulangi kecemasan yaitu menitikberatkan masalah dan emosinya.
41
Menititberatkan masalahnya yaitu seseorang menilai situasi yang menimbulkan kecemasan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya.
Sedangkan menitikberatkan pada emosinya yaitu seseorang mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi
masalah yang menimbulkan kecemasan itu. Oleh sebab itu, dalam menghadapi berbagai kecemasan ini, diperlukan cara-cara bertahan dalam menanggulangi
kecemasan tersebut. Sebagian dari cara orang yang mereduksi perasaan cemas tanpa
memfokuskan masalahnya adalah tidak diberi nama. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri untuk menunjukkan proses tidak sadar yang
melindungi seseorang dari kecemasan melalui pemutarbalikkan fakta. Strategi- strategi ini tidak mengubah kondisi obyektif bahaya dan hanya mengubah cara
orang mempersepsikan atau memikirkan masalah itu Atkinson, 1999. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan
superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, ia akan bertahan dengan cara memblokir
seluruh dorongan-dorongan atau dengan menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud nyata yang lebih dapat diterima dan tidak terlalu mengancam. Cara
ini disebut mekanisme pertahanan ego Boeree, 2004.
42
2.2.7 Kecemasan Dan Proses Belajar.
Di dalam psikologi yang memulai membahas mengenai kecemasan adalah Freud dengan teori psikonalisasinya. Kemudian muncul juga pembahasan dari
aliran Behaviouristik yang bertolak belakang dengan Psikoanalisa. Menurut Behaviouristik, proses belajar memegang peranan penting dalam
pembentukan kecemasan. Kecemasan adalah hasil atau sesuatu yang dipelajari juga merupakan dorongan untuk bertingkah laku bagi seseorang.
Salah seorang tokoh Behaviouristik yaitu J.B.Watson membahas mengenai tingkah laku manusia yang ditampilkan atau yang tercermin secara
fisik. Ia mengatakan bahwa suatu stimulus adalah hasil dari proses belajar. Terjadinya perubahan itu relatif menetap serta dihasilkan oleh usaha-usaha
tertentu. G.D.William 1962 dengan ‘drive theory’nya mengemukakan bahwa
meningkatnya kecemasan dapat memperbaiki penampilan atau prestasi.
2.3 Kerangka Berpikir