Saudara-saudaraku terkasih, keponakanku yang lucu-lucu dan Teman-temanku Yoga dengan segala kebaikannya dan mengizinkan Faktor Internal Faktor Eksternal

vii

5. Ayah dan Ibu dengan kasih sayang, pengorbanan tanpa keluh kesah

dalam mendidik dan membesarkan ananda dan selalu menitikkan air mata dalam munajatnya kepada Sang Khalik di sepertiga malam ketika orang- orang lelap dengan tidurnya dan selalu menanamkan kepada ananda bahwa harapan selalu ada bagi setiap hamba-Nya yang bermunajat. Semoga ampunan dan kasih sayang-Nya selalu terlimpah padamu lebih dari semua yang tak terbatas darimu yang tercurah untukku.

6. Suamiku tercinta dengan curahan cinta kasih sayang dan support moril

maupun materil kepada adinda sampai tetes akhir air mata. Semoga Allah menjadikan rumah tangga kita sakinah mawaddah wa rahmah.

7. Abang Najmuddin dan kak Ewi yang dengan do’a, peluh dan air mata

berjuang demi adinda mendapatkan pendidikan yang layak. Tanpa pengorbananmu semua ini tidak akan pernah ada.

8. Saudara-saudaraku terkasih, keponakanku yang lucu-lucu dan

menggemaskan selalu menorehkan senyum dan tawa buat aunty.

9. Teman-temanku Yoga dengan segala kebaikannya dan mengizinkan

penulis menjadi penghuni gelap kos-annya. Chami, Munajat, Neneng, Rita dan Dwi dengan segala kebaikkannya dan supportnya ketika semangat penulis mulai surut.

10. Semua pihak yang mungkin tidak disebut yang telah sengaja ataupun

tidak terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Jakarta 14 Oktober 2010-12-20 Penulis BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu masalah yang penting bagi setiap bangsa. Terlebih lagi bagi bangsa yang sedang membangun. Pada umumnya prestasi belajar yang baik mencerminkan keberhasilan pendidikan seseorang. Bagi siswa yang kurang berprestasi dianggap mengalami kegagalan dari proses belajar dan tak jarang dianggap sebagai anak yang mempunyai kecerdasan yang kurang. Dalam membicarakan hal prestasi belajar tidak bisa lepas dari adanya faktor lingkungan. Seperti halnya lingkungan keluarga maupun lingkungan yang lebih luas lagi yaitu masyarakatnya. Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berperanan penting terhadap perkembangan prestasi belajar seorang anak selain dari latar belakang sosial dan ekonomi keluarganya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai seorang anak. Prestasi belajar seorang anak akan berkembang dengan baik dalam diri anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang menerapkan pola pengasuhan yang bersifat demokratis. Menurut David McClelland 1976 bahwa keluarga dengan taraf sosial ekonominya termasuk menengah dimana orangtua sangat memperhatikan masalah pendidikan, akan menanamkan kepada putra 1 2 putrinya untuk selalu membaca dan memikirkan masa depan. Dengan begitu anak- anak akan mempunyai gambaran sendiri tentang gambaran perencanaan masa depannya. Seorang anak akan lebih termotivasi untuk memilih, merencanakan dan menentukan masa depannya. Namun kecenderungan individu untuk menghindari kegagalan merupakan faktor yang juga penting dalam situasi berprestasi. Dalam kamus besar bahasa indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb. Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. McClelland 1961, 1971 telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu motif dalam psikologis. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi dapat mendorong kemampuan mengambil keputusan dan kecenderungan mengambil resiko. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi semakin banyak keputusan tepat yang akan diambil. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang ingin diteliti adalah prestasi belajar statistik mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Statistik merupakan mata kuliah yang sangat besar penggunaannya dalam perkuliahan di fakultas psikologi. Statistik merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan rumus-rumus, tabel-tabel dengan simbol angka- angka dalam bentuk penghitungan. Fenomena yang terjadi bahwa banyak mahasiswa fakultas Psikologi yang sering mengulang pada mata kuliah statistik merupakan hal yang penulis rasa perlu untuk diteliti sebabnya. Terlebih lagi fakultas akan mengubah kurikulum 3 dalam penambahan muatan kurikulum bagi mata kuliah statistik. Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi pihak fakultas termasuk juga bagi mahasiswa fakultas Psikologi UIN yang latar belakang jurusan di sekolah asalnya sangat beragam yaitu jurusan IPA, IPS, bahasa dan pesantren. Bagi Mahasiswa yang jurusan asalanya IPA atau IPS mengikuti mata kuliah statistik bisa jadi menjadi hal yang biasa ditemui pada sekolah asalnya yang sering diberikan muatan pelajaran yang berkaitan dengan angka-angka, misal matematika, fisika, kimia. Lain hal bagi jurusan bahasa, apalagi bagi yang sekolah asalnya dari pesantren. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah yang menyebabkan prestasi belajar statistik pada mahasiswa fakultas Psikologi UIN Jakarta. Penelitian ini penting dilakukan karena statistik merupakan alat yang dipergunakan dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan, demikian halnya dengan psikologi. Selain itu kebijakan pihak fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin menjadikan fakultas Psikologi UIN Jakarta unggul dalam bidang metodologi penelitian dan psikometri mengharuskan mahasiswa mengikuti perkuliahan statistik lebih banyak dari kebijakan sebelumnya. Sehingga diharapkan kemampuan statistik mahasiswa meningkat. Pada kenyataannya tinggi rendahnya prestasi belajar seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan seorang semata. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya siswa berprestasi walaupun memiliki tingkat kecerdasan rata- rata, demikian sebaliknya, ada kasus dimana bagi beberapa siswa yang mempunyai tingkat inteligensi kecerdasan yang tergolong di atas rata-rata namun prestasi belajar di sekolahnya biasa-biasa saja dan tidak menonjol. Dengan 4 demikian dapat dikatakan bahwa ada faktor yang turut menunjang ataupun melemahkan prestasi belajar ini, antara lain, kemauan atau motivasi maupun kecemasan yang dimiliki setiap peserta didik. Dalam penelitian ini variabel yang ingin diteliti dalam kaitannya dengan prestasi belajar adalah variabel kecemasan. Menurut Atkinson 1996, kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Menurut Post 1978, kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Freud 1974, mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan ini dapat melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis. Dengan kata lain, kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Sementara itu Lefrancois 1980, menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketakutan. Misalnya adanya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi dan adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul dalam kesadaran. Sedangkan Johnston 1971, menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain. Dengan demikian, kecemasan merupakan kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang bersifat kompleks 5 Bagi seorang anak yang sedang menginjak remaja awal, dengan menciptakan prestasi ini juga merupakan salah satu cara yang dilakukannya untuk mengaktualisasikan diri agar diakui oleh lingkungan sosialnya. Adanya dorongan yang besar untuk berprestasi ini sangat perlu dimiliki oleh setiap anak untuk mencapai prestasi. Atkinson 1964 dalam Sawitri hal.9 mendefinisikan kecemasan sebagai suatu dorongan yang menggerakkan individu untuk bertingkah laku tertentu, ataupun sebagai suatu reaksi terhadap situasi lingkungan dan merupakan hasil dari belajar. Dalam situasi seperti ini kecemasan secara jelas dapat menjadi pendorong bagi timbulnya prestasi yang tinggi. Menurut Spielberger 1966, kecemasan dibedakan menjadi dua yaitu state anxiety dan trait anxiety. State Anxiety adalah gejala kecemasan yang timbul apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang dirasakan mengancam, berlangsung sementara dan ditandai dengan perasaan subyektif akan tekanan- tekanan tertentu, kegugupan dan aktifnya susunan syaraf pusat. Trait Anxiety adalah kecemasan yang menetap pada diri seseorang dan merupakan pembeda antara satu individu dengan individu lainnya. Kecemasan ini sudah terintegrasi dalam kepribadian sehingga seseorang yang memiliki kecemasan ini lebih mudah cemas bila menghadapi suatu situasi. Penelitian sebelumnya Zakiyah Darajat dalam Sayida, 2001 yang meneliti tentang hubungan kecemasan dengan strategi coping yang dimiliki istri brimob Polri ketika suaminya ditugaskan ke daerah konflik menyebutkan bahwa kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, 6 yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustasi dan pertentangan batin konflik. Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara tipe kecemasan dengan keinginan untuk mencapai prestasi belajar pada mata kuliah statistik Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Antara Tipe Kecemasan dengan Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk menjaga agar penelitian ini dapat terfokus dan tidak melebar terlalu jauh, maka batasan yang difokuskan pada penelitian ini adalah : 1. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar pada mata kuliah statistik yang skor penilaiannya penulis ambil dari nilai prestasi akademik pada mata kuliah statistik semester dua. 2. Kecemasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang dirasakan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistik saat menghadapi mata kuliah tersebut, di mana kecemasan ini berdasarkan teori Spielberger, yakni kecemasan sebagai sifat trait anxiety dan kecemasan sesaat state anxiety. 7 3. Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga program reguler Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta yang mengikuti mata kuliah statistik.

1.2.2 Perumusan masalah

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tipe kecemasan state anxiety kecemasan sebagai sifat prestasi belajar statistik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?. Dan apakah ada hubungan antara tipe kecemasan trait anxiety kecemasan sesaat dengan prestasi belajar statistik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe kecemasan state anxiety kecemasan sebagai sifat prestasi belajar statistik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan hubungan antara tipe kecemasan trait anxiety kecemasan sesaat dengan prestasi belajar statistik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8 1.3.2 Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh, yaitu manfaat teoritis dan praktis . • Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dari teori psikologi terutama tentang tipe kecemasan dengan prestasi belajar. • Manfaat praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai prestasi belajar statistik dalam kaitannya dengan tipe kecemasan dan dapat memberikan kontribusi dalam memahami mahasiswa fakultas Psikologi UIN Jakarta terutama dalam hal prestasi belajar statistik. 1.4 Sistematika Penulisan Pada penulisan laporan penelitian ini, penulis menggunakan Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan uraian latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB 2 : Kajian Teori 9 Menguraikan tentang kajian teori yang menjadi landasan teori yang berkenaan dengan definisi belajar, definisi prestasi belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, definisi statistik, definisi kecemasan, karakteristik kecemasan, tipe-tipe kecemasan, faktor- faktor yang mempengaruhi kecemasan, kerangka berpikir dan hipotesis. BAB 3 : Metodologi Penelitian Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, meliputi pendekatan penelitian dan metode penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian . BAB 4 : Hasil penelitian Pada bab ini penulis mengemukakan tentang gambaran umum responden penelitian, deskripsi skor responden, dan uji hipotesis. BAB 5 : Kesimpulan, diskusi, dan saran Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, diskusi dan saran-saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian lebih lanjut. BAB 2 KAJIAN TEORI Pada bab ini dipaparkan teori-teori pendukung yang berkaitan dengan kecemasan dengan prestasi belajar statistik pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara rinci, bab ini mengulas mengenai teori-teori prestasi belajar, teori-teori kecemasan, definisi statistik, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Chaplin dengan bukunya, Dictionary of Personality dalam Suryabrata, 2001, h.231 membatasi belajar dengan dua macam rumusan sebagai berikut : a. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. b. Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Cronbach dalam Suryabrata, 2001, h.231 mengungkapkan bahwa “learning is shown by a change in behaviour as as result of exprience” belajar ditunjukan sebagai hasil dari pengalaman. Dengan demikian, belajar yang baik adalah dengan mengalami karena dengan mengalami, seseorang menggunakan panca inderanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Harold Spears yang mengatakan bahwa “Learning is to observe, 10 11 to read, to imitiate, to try something themselves, to listen, to follow direction ” Suryabrata, 2001, h. 203. Skinner dalam Muhibbin Syah, 2002 berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pernyataan ini diungkap dalam pernyataan singkatnya, bahwa belajar adalah .... a process of progressive behaviour adaptation. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguat reinforcer. Reber dalam Muhibbin Syah 66:2004 membatasi belajar dengan dua macam definisi, yaitu : 1. Belajar adalah the process of acquiring knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. 2. Belajar adalah a relatively permanent change in responds potentiality which occurs as a result of reinforced practise, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan menggunakan panca indera yang melibatkan proses kognitif. 12

2.1.2 Pengertian prestasi belajar

Menurut Utami Munandar 1922, h.18, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. Namun, pada kenyataannya belum tentu orang yang berbakat akan selalu mencapai prestasi yang tinggi pula. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor lain yang ikut menentukan sejauhmana bakat tersebut dapat diwujudkan. Secara bahasa prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu ”prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia berkembang menjadi prestasi yang berarti hasil usaha Arifin, 1991, h.2 Selain itu, kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan prestasi sebagai hasil yang dicapai dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya Poerwadinata, 1984, h. 768. Hal ini memberi arti bahwa prestasi belajar menunjukan pada hasil yang dicapai oleh individu melalui usaha pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. Prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang Sudjana, 2005: 28. Dengan demikian, prestasi belajar bukan hanya perwujudan dari bakat dan kemampuan individu, tetapi juga merupakan hasil dari sebuah upaya belajar. Pembelajaran dalam sebuah pendidikan adalah usaha manusia pendidik untuk membimbing anak didiknya menuju kedewasaan dengan penuh tanggung 13 jawab. Sebagai suatu usaha yang mempunyai tujuan atau cita-cita tertentu, sudah sewajarnya dalam proses belajar mengandung masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. Pada dasarnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal harus meliputi segenap ranah psikologis ranah cipta, rasa dan karsa yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pengungkapan perubahan pada keseluruhan tingkah laku, terutama ranah rasa, sangat sulit dilakukan. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk perubahan hasil belajar yang bersifat intangible tak dapat diraba Syah, 2000, h.150. Oleh karena itu, untuk mengadakan penilaian pada beberapa ranah tersebut dapat dilakukan melalui pengujian atau tes lisan, tulisan, pemberian tugas atau observasi yang disesuaikan dengan indikator pada ranah yang hendak diungkap. Untuk mengadakan penilaian yang berkenaan dengan prestasi belajar, dapat dilakukan melalui evaluasi, baik dalam ragam formatif maupun sumatif. Evaluasi formatif berlangsung di tengah-tengah berjalannya program pengajaran. Sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir keseluruhan program Sidjabat, 1993. Salah satu bentuk penerapan evaluasi sumatif adalah Tes Hasil Belajar THB yang dijadikan sebagai alat ukur untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah pogram pengajaran Syah, 2000, h. 141. Selain itu, hasil belajar pun dapat memberitahukan seberapa jauh kemajuan belajar pada peserta didik. Format keberhasilan siswa tersebut akan dilaporkan melalui buku laporan siswa raport 14 karena ini merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid dalam masa tertentu empat atau enam bulanan Suryabrata, 201, h. 297. Untuk mengambarkan keberhasilan dan menganalisa prestasi siswa dapat menggunakan lambang A-B-C-D-E jarang digunakan untuk sekolah lanjutan, skala penilaian dari 0 nol sampai 10, atau peniaian dari 0 nol sampai 100. Ketika menggunakan standar 0-10, siswa mendapat nilai kurang dari 6 enam atau 5 ke bawah dipandang belum memenuhi target minimal keberhasilan, mengalami kesulitan belajar, atau memiliki prestasi belajar yang rendah. Asumsi ini pun diberlakukan pada siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60, jika penilaian menggunakan standar 0-100 Hallen, 2002 , h. 134-135. Selain itu, untuk menganalisa adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki prestasi yang rendah pun dapat diperkirakan dengan melihat individu yang menduduki kurang-lebih 25 di bawah urutan kelompok atau rangking. Atau dengan membandingkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas. Nilai hasil belajar yang berada di bawah ini nilai rata-rata kelas diperkirakan mendapat kesulitan belajar atau memiliki prestasi belajar yang rendah, secara keseluruhan maupun per-bidang studi. Dalam Al-Qur’an, surat Alam Nasyroh 94:1-8, tertulis wahyu Allah SWT yang berbunyi : “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu dan Kami telah menghilangkan daripadamu beban yang memberatkan punggungmu dan Kami tinggalkan sebutan nama-mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. 15 Dalam versi Al-Qur’an, prestasi bersifat duniawi dan akhirat yang tidak berorientasi pada diri sendiri saja, melainkan pengabdian kepada Allah SWT. Bertolak dari beberapa deinisi prestasi belajar maka penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu aktifitas belajar siswa yang dicapai dalam jangka waktu tertentu melalui suatu proses pengukuran dan penilaian yang kemudian dituangkan dalam bentuk angka-angka.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor, baik di dalam maupun di luar diri. Faktor yang dapat mempengaruhi positif atau negatif terhadap prestasi belajar dapat dibedakan atas tiga kelompok besar, yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Suryabrata, 2001, h.223

1. Faktor Internal

a. Aspek Jasmani fisiologis yang dibedakan menjadi dua macam, yakni : 1 Jasmani yang lelah atau sakit dapat menyebabkan terganggunya aktifitas seseorang sehingga kegiatan belajarnya kurang maksimal. 2 Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, terutama panca indera. Fungsi panca indera yang kurang baik dapat memungkinkan terjadinya hambatan pada aktifitas belajar seseorang. b. Aspek psikologis, diantaranya adalah : tingkat inteligensi, sikap siswa terhadap guru dan pelajaran, minat, motivasi dan sikap terhadap guru dan pelajaran dapat memungkinkan seseorang untuk memiliki hasil belajar yang baik. 16

2. Faktor Eksternal

a. Aspek sosial 1 Lingkungan sekolah 2 Lingkungan masyarakat 3 Lingkungan tinggal yang cenderung membiarkan anaknya hanya untuk bermain dapat mempengaruhi berkurangnya motivasi belajar bagi anak lain di sekitarnya. 4 Lingkungan keluarga, termasuk di dalamnya sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, dan ketegangan keluarga. Interaksi sosial yang terjalin secara berkelanjutan ini akan menciptakan iklim yang berbeda-beda pada setiap keluarga. b. Aspek non-sosial. Yang termasuk dalam aspek ini seperti fasilitas di rumah, fasilitas belajar, penataan rumah sebagai tempat tinggal beserta letaknya. c. Aspek budaya Ahmad Supriono, 1990, h. 131 Seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Dalam hal ini, seberapa besar suatu adat atau kebudayaan memberi dukungan pada warganya untuk mempergunakan ilmu pengetahuan seperti buku bacaan dan teknologi dapat mendukung aktifitas belajarnya.

3. Faktor pendekatan belajar

Dokumen yang terkait

Hubungan antara tingkata berpikir positif dengan kecemasan berkomunikasi Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta

0 15 80

Hubungan antara tipe kelekatan ( attachment style) dengan kecemburuan pada pasangan berpacaran mahasiswa fakultas Psikologi Unversitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

8 31 130

Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 9 115

Hubungan sensation seeking dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta

1 8 105

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 13 14

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP FAKULTAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Minat Terhadap Fakultas Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 18

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP FAKULTAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Hubungan Antara Minat Terhadap Fakultas Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 15

Hubungan Antara Kategori USP dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya - Ubaya Repository

0 1 1