BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah yang penting bagi setiap bangsa. Terlebih lagi bagi bangsa yang sedang membangun. Pada umumnya
prestasi belajar yang baik mencerminkan keberhasilan pendidikan seseorang. Bagi siswa yang kurang berprestasi dianggap mengalami kegagalan dari proses belajar
dan tak jarang dianggap sebagai anak yang mempunyai kecerdasan yang kurang. Dalam membicarakan hal prestasi belajar tidak bisa lepas dari adanya
faktor lingkungan. Seperti halnya lingkungan keluarga maupun lingkungan yang lebih luas lagi yaitu masyarakatnya. Lingkungan keluarga merupakan salah satu
faktor yang berperanan penting terhadap perkembangan prestasi belajar seorang anak selain dari latar belakang sosial dan ekonomi keluarganya. Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai seorang anak. Prestasi belajar seorang anak akan berkembang dengan baik dalam diri
anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang menerapkan pola pengasuhan yang bersifat demokratis. Menurut David McClelland 1976 bahwa
keluarga dengan taraf sosial ekonominya termasuk menengah dimana orangtua sangat memperhatikan masalah pendidikan, akan menanamkan kepada putra
1
2
putrinya untuk selalu membaca dan memikirkan masa depan. Dengan begitu anak- anak akan mempunyai gambaran sendiri tentang gambaran perencanaan masa
depannya. Seorang anak akan lebih termotivasi untuk memilih, merencanakan dan menentukan masa depannya. Namun kecenderungan individu untuk menghindari
kegagalan merupakan faktor yang juga penting dalam situasi berprestasi. Dalam kamus besar bahasa indonesia prestasi adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb. Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif
dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. McClelland 1961, 1971 telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan
prestasi sebagai salah satu motif dalam psikologis. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi dapat mendorong kemampuan mengambil keputusan dan kecenderungan
mengambil resiko. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi semakin banyak keputusan tepat yang akan diambil.
Dalam penelitian ini prestasi belajar yang ingin diteliti adalah prestasi belajar statistik mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Statistik merupakan mata kuliah yang sangat besar penggunaannya dalam perkuliahan di fakultas psikologi. Statistik merupakan mata
kuliah yang berkaitan dengan rumus-rumus, tabel-tabel dengan simbol angka- angka dalam bentuk penghitungan.
Fenomena yang terjadi bahwa banyak mahasiswa fakultas Psikologi yang sering mengulang pada mata kuliah statistik merupakan hal yang penulis rasa
perlu untuk diteliti sebabnya. Terlebih lagi fakultas akan mengubah kurikulum
3
dalam penambahan muatan kurikulum bagi mata kuliah statistik. Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi pihak fakultas termasuk juga bagi mahasiswa
fakultas Psikologi UIN yang latar belakang jurusan di sekolah asalnya sangat beragam yaitu jurusan IPA, IPS, bahasa dan pesantren. Bagi Mahasiswa yang
jurusan asalanya IPA atau IPS mengikuti mata kuliah statistik bisa jadi menjadi hal yang biasa ditemui pada sekolah asalnya yang sering diberikan muatan
pelajaran yang berkaitan dengan angka-angka, misal matematika, fisika, kimia. Lain hal bagi jurusan bahasa, apalagi bagi yang sekolah asalnya dari pesantren.
Selain itu peneliti juga ingin mengetahui apakah yang menyebabkan prestasi belajar statistik pada mahasiswa fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Penelitian ini penting dilakukan karena statistik merupakan alat yang dipergunakan dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan, demikian halnya
dengan psikologi. Selain itu kebijakan pihak fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin menjadikan fakultas Psikologi UIN Jakarta
unggul dalam bidang metodologi penelitian dan psikometri mengharuskan mahasiswa mengikuti perkuliahan statistik lebih banyak dari kebijakan
sebelumnya. Sehingga diharapkan kemampuan statistik mahasiswa meningkat. Pada kenyataannya tinggi rendahnya prestasi belajar seorang anak tidak
hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan seorang semata. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya siswa berprestasi walaupun memiliki tingkat kecerdasan rata-
rata, demikian sebaliknya, ada kasus dimana bagi beberapa siswa yang mempunyai tingkat inteligensi kecerdasan yang tergolong di atas rata-rata
namun prestasi belajar di sekolahnya biasa-biasa saja dan tidak menonjol. Dengan
4
demikian dapat dikatakan bahwa ada faktor yang turut menunjang ataupun melemahkan prestasi belajar ini, antara lain, kemauan atau motivasi maupun
kecemasan yang dimiliki setiap peserta didik. Dalam penelitian ini variabel yang
ingin diteliti dalam kaitannya dengan prestasi belajar adalah variabel kecemasan. Menurut Atkinson 1996, kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang
berbeda-beda. Menurut Post 1978, kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subyektif seperti
ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Freud 1974, mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan
yang tidak menyenangkan yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan ini dapat melibatkan
persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis. Dengan kata lain, kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.
Sementara itu Lefrancois 1980, menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketakutan. Misalnya
adanya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan pribadi dan adanya perasaan-perasaan tertekan yang muncul dalam kesadaran. Sedangkan Johnston
1971, menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain.
Dengan demikian, kecemasan merupakan kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan ketika dihadapkan pada suatu permasalahan yang bersifat kompleks
5
Bagi seorang anak yang sedang menginjak remaja awal, dengan menciptakan prestasi ini juga merupakan salah satu cara yang dilakukannya untuk
mengaktualisasikan diri agar diakui oleh lingkungan sosialnya. Adanya dorongan yang besar untuk berprestasi ini sangat perlu dimiliki oleh setiap anak untuk
mencapai prestasi. Atkinson 1964 dalam Sawitri hal.9 mendefinisikan kecemasan sebagai
suatu dorongan yang menggerakkan individu untuk bertingkah laku tertentu, ataupun sebagai suatu reaksi terhadap situasi lingkungan dan merupakan hasil dari
belajar. Dalam situasi seperti ini kecemasan secara jelas dapat menjadi pendorong bagi timbulnya prestasi yang tinggi.
Menurut Spielberger 1966, kecemasan dibedakan menjadi dua yaitu state anxiety dan trait anxiety. State Anxiety adalah gejala kecemasan yang timbul
apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang dirasakan mengancam, berlangsung sementara dan ditandai dengan perasaan subyektif akan tekanan-
tekanan tertentu, kegugupan dan aktifnya susunan syaraf pusat. Trait Anxiety adalah kecemasan yang menetap pada diri seseorang dan merupakan pembeda
antara satu individu dengan individu lainnya. Kecemasan ini sudah terintegrasi dalam kepribadian sehingga seseorang yang memiliki kecemasan ini lebih mudah
cemas bila menghadapi suatu situasi. Penelitian sebelumnya Zakiyah Darajat dalam Sayida, 2001 yang
meneliti tentang hubungan kecemasan dengan strategi coping yang dimiliki istri brimob Polri ketika suaminya ditugaskan ke daerah konflik menyebutkan bahwa
kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur,
6
yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustasi dan pertentangan batin konflik.
Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara tipe kecemasan dengan keinginan untuk
mencapai prestasi belajar pada mata kuliah statistik
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Antara Tipe Kecemasan dengan Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah