ANALISIS EVALUASI HASIL PROGRAM PEMBERDAYAAN

BAB IV ANALISIS EVALUASI HASIL PROGRAM PEMBERDAYAAN

PESANTREN ASSURUR YATIM PIATU DAN DHUAFA Dari hasil wawancara dan dokumentasi yang penulis paparkan pada hasil temuan lapangan dibawah ini, bahwa program pemberdayaan pesantren assurur yatim piatu dan dhuafa, yaitu program pendidikan formal, kegiatan pelatihan keterampilan non formal merupakan bentuk pemberdayaan anak bagi masa depan dengan keinginan mereka. Selanjutnya, Penulis akan memaparkan hasil temuan dengan mencoba menghubungkan aspek-aspek yang di evaluasi ke dalam bentuk pendekatan LFA Logical Framework Analysis, yaitu: 1. Bagaimanakah kesesuaian pelaksanaan programkegiatan pesantren yaitu dengan kondisi awal, masukan, aktivitas, faktor-faktor antara, keluaran manfaat, dan dampak. a. Kondisi Awal Awal dari berdirinya sebuah bangunan sekolah MTs Madrasah Tsanawiyyah di samping masjid assurur di bawah naungan Yayasan Nahjul Huda tahun 1985. letak lokasi berada di jalan HH. adanya sebuah bangunan SD Sekolah Dasar yang tidak dikelola dan dirawat oleh pemerintah, pada waktu itu pemerintah daerah. Pada tahun 1988, anak muridnya masih sekitar 15 anak dan pada tahun kemudian terus bertambah sampai tahun 2000 berjumlah sekitar 20 anak dengan disesuaikan finansial keuangan pesantren yang ada. Dan sekarang sekitar 65 anak. Adapun yang dibutuhkan sebesar Rp. 13.135.000,- tiga belas juta seratus tiga puluh lima ribu rupiah dengan ukuran 15 x 12 M = 180 M2. Dan sebagai 46 47 bahan pertimbangan BapakIbuSdr, bersama ini kami lampirkan berkas-berkas dimaksud. Yayasan Pesantren AssururPanti Asuhan Yatim Piatu dan Dhuafa, merupakan bentuk keperdulian anak-anak yatim yang putus sekolah mulai dari menampung, merawat, membina dan mendidiknya untuk memberikan pendidikan bagi anak yang putus sekolah dengan santunan biaya operasional pendidikan, pada tanggal 25 April 1995 resmi berdiri dan berbadan hukum. Dilihat dari program pemberdayaan pesantren assurur terdapat dua jenis kegiatan yaitu: pertama, memberikan pendidikan formal dengan bantuan santunan bagi anak yatim dan dhuafa seperti biaya untuk pendidikan sekolah formal. Kedua, memberikan pelatihan keterampilan seperti menjahit, komputer dan les bahasa Inggris. Letak lokasi seperti: akses jalan hanya dapat dilalui dengan luas jarak 6 meter, lokasi sempit karena berada dalam perumahan padat penduduk, luas tanah sekitar 3000 meter, areal wilayahnya merupakan dataran rendah sering banjir, lokasi tersebut berada di samping kantor kecamatan kebon jeruk Jakarta Barat di jalan HH, berikut ini adalah daftar jumlah anak, pengurus, pengasuh dan pengajar bidang pendidikan formal jumlah anak pesantren assurur berdasarkan observasibpengamatan peneliti. 48 Tabel 1 Jumlah Anak, Pengajar, Pengurus, Pengasuh kamar Pesantren Assurur No Anak dan Staf Jumlah 1 Anak TKTPA 3 orang 2 Anak SDMI 6 orang 3 Anak MTs 53 orang 4 Anak SMK 8 orang 5 Penguruspengasuh kamarpengajar 8 orang 6 Guru sekolah formal 32 orang b. Masukan input a. Klien sasaran penerima kegiatan program Sasaran dan tujuan program yang ditetapkan oleh pelaksana program pesantren yaitu: memberikan pendidikan formal dengan bantuan santunan bagi anak yatim dan dhuafa seperti biaya untuk pendidikan sekolah formal. Kedua, memberikan pelatihan keterampilan seperti menjahit, dan les bahasa Inggris. Untuk melihat karakteristik yang ingin dijawab pada unsur klien, yaitu: apakah karakteristik sasaran penerima kegiatan klien benar- benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan oleh pelaksana program pesantren? Peneliti akan uraikan pengkajian karakteristik sasaran penerima kegiatan program klien dari 70 anak yang menerima bantuan santunan pendidikan, peneliti hanya melakukan wawancara kepada 49 anak yang mengikuti program pelatihan keterampilan menjahit sebanyak 10 orang berikut ini: Tabel 2 Jumlah anak yang akan dijadikan sampel penelitian keterampilan No Nama Status anak Umur Kelas Keterangan 1 Ika Miftahul Alami Yatim 15 tahun 3 MTs Aktif 2 Sulia Hidayati Yatim 15 tahun 3 MTs Aktif 3 Jalaluddin Yatim 15 tahun 3 MTs Aktif 4 Angga Ariyanto Yatim 14 tahun 2 MTs Aktif 5 Cecep Supriyadi Yatim Piatu 14 tahun 2 MTs Aktif 6 Muhammad Ari Yatim Piatu 14 tahun 2 MTs Aktif 7 Irmawati Yatim 14 tahun 2 MTs Aktif 8 Tarmizi Dhuafa 13 tahun 1 MTs Aktif 9 Adi Kusuma Dhuafa 13 tahun 1 MTs Aktif 10 Yuni Arta Dhuafa 15 tahun 3 MTs Aktif Sumber: wawancara pribadi dengan klien, pada tanggal 3 Maret 2009 1 Dari tabel di atas, dilihat dari status anak, bahwa karakteristik sasaran program klien telah sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan oleh pelaksana program pesantren yaitu memberikan pelatihan keterampilan seperti menjahit, dan les bahasa Inggris. karena tidak ada target dalam mengikuti program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh pesantren assurur. Adapun indikator yang digunakan untuk menilai evaluasi pada unsur klien sasaran penerima program, yaitu indikator cakupan fungsinya adalah untuk melihat proporsi anak yang mengikuti program pelatihan keterampilan dan diketahui hanya terdapat 10 anak saja, 1 wawancara pribadi dengan klien, pada tanggal 3 Maret 2009. 50 tetapi peneliti tidak bisa mengevaluasi program menilai, apakah pelaksanaan program telah sesuai atau tidak karena prosesnya masih berjalan selama penelitian berlanjut. b. Staf Pelaksana Program Para staf pelaksana program yang dievaluasi dinilai untuk diteliti dalam penulisan skripsi berjumlah 8 orang staf terdiri dari Penguruspengasuh kamarpengajar non formal. Adapun kinerja staf adalah untuk membantu kegiatan pesantren baik secara formal maupun sukarelawan yang membantu lancarnya kegiatan tersebut. Sebagaimana pertanyaan di ingin dijawab pada staf pelaksana, yaitu apakah para staf pelaksana memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjanya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti melakukan wawancara kepada staf bidang harian umum. Dari hasil wawancara tersebut, akan diketahui, apakah para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjanya. Karakteristik sasaran yang dikenai program staf, penulis sajikan ke dalam tabel berikut ini: Tabel 3 Jumlah para staf yang bekerja di dalam pesantren assurur No Nama staf Latar belakang Pengalaman kerja Bidang kerja Jabatan Peranan 1 Iwan SMA Tidak ada Pembantu Harian Umum Pengurus Penerima tamu 2 Salim Sarjana sosial Islam Pendakwah Pengajar Pengurus Sukarelawan 51 3 Mursyid Aliyah Tidak ada Pengajar Pengurus Guru TKTPA 4 Syukron Aliyah Tidak ada Pengajar Pengurus Guru SDMI 5 Mulidin Sarjana Agama Islam MTs. Yadika Pengajar Pengurus Guru MTs 6 Jajun SMA Tidak ada Pembantu kebersihan Pengurus Sukarelawan 7 Ujang Aliyah Pendakwah Pengajar Pengurus Sukarelawan 8 Kamil SMA Tidak ada Pembantu osis Pengurus Sukarelawan Sumber: Wawancara pribadi dengan Bpk Iwan. Tanggal 17 maret 2009 2 Dari sisi indikator ketersediaan jumlah para staf yang ditetapkan pesantren berjumlah 40 orang, berdasarkan pengamatanobservasi peneliti dapatkan jumlah staf yang bekerja hanya 8 orang staf dalam kegiatan sehari-hari karena selain ia menetap di dalam pesantren juga sebagai pembantu umum harian. Sisanya hanya sebagai guru bidang pendidikan formal saja. Hal di atas terlihat bahwa kualifikasi kinerja staf yang ada tidak sesuai dengan mekanisme kerjanya. 2. Bagaimanakah pencapaian target fisik jumlah sasaran, volume kegiatan, waktu, biaya, tenaga dan sarana prasarana dan target fungsional perkembangan fungsi sosial. a. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana apa saja yang terdapat dalam program ini. Sebagaimana pertanyaan yang ingin dijawab pada sarana dan prasarana, apakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan program 2 Wawancara pribadi dengan Bpk Iwan. Tanggal 17 maret 2009. 52 sesuai dengan yang dibutuhkan seperti: fasilitas apa saja yang ada, kegiatan yang dilakukan, ketersediaan waktu dan sumber dana yang tersedia? Untuk menjawab pertanyaan di atas, peneliti melakukan observasi pengamatan ke lapangan menunjukkan terdapat beberapa fasilitas yang telah tidak dipakai karena tidak tersedia dana yang cukup untuk renovasi gedung yang belum dapat digunakan. Kondisi pembangunan fisik pesantren secara kualitas dan kuantitas ditentukan oleh adanya beberapa sarana dan prasarana yang juga merupakan sasaran target pembangunan fisik pesantren. Fasilitas yang dimiliki sebagai berikut: gedung asrama terdapat tiga lantai terdiri dari asrama putra di lantai 3 sebanyak 8 kamar, lantai 2 adalah asrama putri sebanyak 5 kamar tidur dan 2 kamar mandi serta ruang laboratorium komputer. Sedangkan lantai 1 adalah ruang belajar mengajar sekolah Madrasah Tsanawiyyah MTs dari kelas 1, 2, 3 serta ruang kepala sekolah MTs, ruang guru MTs, ruang perpustakaan dan ruang menjahit. Sedangkan gedung SDMI memiliki 3 kelas dan ruang guru, ruang pramuka, gedung TKTPA 2 kelas dan Ruang Guru, Ruang Masak dan ruang pengurus dan gudang, dan Pos Jaga, Musholla, Ruang MCK putra ada 5 dan 2 kamar mandi pengurus. Fasilitas penunjang yaitu: lapangan parkir, lapangan volly, Adapun indikator yang digunakan untuk menilai mengevaluasi unsur sarana dan prasarana, peneliti menggunakan indikator kualitas untuk 53 melihat standar kualitas dari layanan yang dapat diberikan agar sarana dan prasarana dapat membantu lancarnya proses belajar dan mengajar para siswa dengan guru. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala bidang pendidikan yaitu: Faisal, mengatakan: “Sarana yang dimiliki pesantren masih terdapat banyak kekurangan karena memerlukan biaya yang cukup banyak untuk pembangunan fisik pesantren seperti gedung sekolah dasar SDTPA yang belum direnovasi dan sarana pendidikan sifatnya adalah bantuan swadaya masyarakat yang menyumbang seperti: genteng, pasir, batu bata, dan kayu juga ada yang dalam bentuk uang setiap bulan pasti ada yang menyumbang untuk kebutuhan anak-anak setiap hari” 3 Tetapi peneliti tidak bisa mengevaluasi program menilai, apakah pelaksanaan program telah sesuai atau tidak karena prosesnya masih berjalan selama penelitian berlanjut. Tabel 4 Jadwal kegiatan keterampilan Jenis keterampilan Waktu Biaya Jumlah unit keterangan Menjahit 6.00-17.00 kamis Relawan 6 unit Aktif Bahasa Inggris 14.00-15.00 selasa Relawan 9 unit 6 tidak aktif Sumber: Wawancara pribadi dengan kepala bidang pendidikan yaitu: Faisal, tanggal tanggal 21 Februari 2009. b. Proses Dalam pelaksanaan program proses memfokuskan pada penilaian pengoperasian program dan kualitas layanan yang diberikan yang 3 Wawancara pribadi dengan kepala bidang pendidikan yaitu: Faisal, tanggal tanggal 21 Februari 2009. 54 mencakup interaksi langsung antara klien dengan klien, interaksi antara staf dengan staf dan interaksi antara klien dengan staf terdepan line staf. Sebagaimana pertanyaan yang ingin dijawab dari unsur interaksi antara klien dengan staf adalah: a. Apakah klien mendapat informasi program dari staf? b. Apakah staf melakukan sosialisasi program kepada klien? c. Apakah ada interaksi secara langsung kepada klien? Peneliti mendapatkan hasil dari wawancara dengan Bpk. Iwan pengurus harian umum dengan peneliti: “Pesantren sudah memberikan pengasuhan anak kepada pengurusnya masing-masing dan juga memberikan pendidikan non formal sore harinya. Kalau ada anak yang melanggar aturan akan diberikan hukuman oleh pengasuh anak, disini harus mentaati peraturan yang sudah ada”. 4 Sedangkan dari klien “Pengurus disini pesantren sama pengasuh kamar yang juga pengajar non formal karena staf yang ada jarang ada di pesantren. Terus kalau pulang kesini biasanya malam ada yang sambil kerja di tempat lain”. 5 Hasil pengamatan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa interaksi antara klien dengan staf secara tidak langsung terdapat adanya jarak antara klien dengan staf serta kurangnya pengasuh anak yang menyebabkan kurangnya jalinan interaksi anak dengan pengurus atau pengasuh kamar. c. Hasil atau manfaat output Hasil atau manfaat adalah hal yang dirasakan sasaran program klien maupun pesantren assurur dengan adanya program ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana pertanyaan yan ingin 4 Wawancara pribadi dengan Bpk Iwan. tanggal 17 maret 2009. 5 Wawancara pribadi dengan klien, pada tanggal 3 Maret 2009. 55 dijawab adalah: a. Adakah manfaat yang dapat dirasakan sasaran program klien setelah menerima program? b. Adakah manfaat yang dirasakan pesantren assurur dengan adanya program ini. Peneliti mendapatkan informasi sasaran penerima program manfaat atau hasil yang dicapai dari Staf Pembantu Harian Umum dan klien sasaran penerima program. a. Manfaat langsung bagi klien: 1. Bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari 2. Bisa belajar pendidikan formal dan non formal 3. Bisa belajar keterampilan dan kegiatan sosial. Manfaat tidak langsung bagi klien: 1. Adanya rasa kebersamaan antar anak maupun dengan pengurus. 2. Meningkatkan kualitas anak bagi masa depan mereka. b. Manfaat langsung bagi Pesantren: Membantu terlaksananya program pendidikan dan pelatihan keterampilan agar dapat dirasakan oleh sasaran penerima program klien. Manfaat tidak langsung bagi Pesantren: Meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di pesantren agar semua program dapat terlaksanakan dengan baik dan lebih baik. 3. Bagaimanakah dampak negatif dan positif terhadap pembangunan sektor sosial. 56 Dampak Impact menggambarkan pencapaian tujuan dalam rangka panjang yang dirasakan Pesantren Assurur dengan adanya program ini. Seperti dirumuskan dalam tujuan goals, baik dampak positif maupun dampak negatif. Sebagaimana pertanyaan yang ingin dijawab adalah: Apakah dampak positif dan negatifnya terhadap pembangunan sektor sosial? Adapun indikator yan digunakan untuk menilai evaluasi dampak, peneliti menggunakan indikator dampak untuk melihat apakah sesuatu yang kita lakukan benar-benar memberikan suatu perubahan di lingkungan pesantren. Untuk mengetahui suatu dampak impact dari kegiatan ini baik dampak positif dan negatif dari kegiatan pesantren, peneliti melakukan wawancara dengan pengurus bidang pendidikan Bpk Faisal mengatakan: a. Dampak positif : 1. Anak mendapatkan pelajaran dan pelatihan keterampilan juga sekaligus dibimbing oleh tiap pengasuh kamar dan mendapatkan kegiatan lainnya selama di pesantren untuk melatih mental dan jiwa mereka di tambah ekstrakulikuler. 2. Anak masih bisa mendapatkan kegiatan sosial baik di lingkungan pesantren maupun di sekitar lingkungan pesantren dengan menanamkan akhlak yang baik kepada mereka. b. Dampak negatif 57 1. Kurang mendapatkan perhatian pendidikan dan pelayanan pesantren yang diperlukan anak sebagi orang tua asuh karena mereka berasal dari luar kota jakarta menjadikan anak menjadi tidak betah selain tingkat umur yang masih belum stabil dari TK-SLTP kadang–kadang anak-anak menjadi kurang mendapatkan perhatian pihak pengasuh maupun staff lainnya. 2. Lingkungan pesantren terhadap pergaulan anak di luar menyebabkan terjadinya benturan kelompok antar sekolah. 4. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program. a. Faktor pendukung dengan target pesantren sebagai berikut : 1. Orang tua asuh angkat baik tetap, maupun kontemporer 2. Maupun Donatur tetap, maupun tidak tetap. b. Adapun faktor penghambat pembangunan pesantren adalah : Kurangnya anggaran pembangunan pesantren dan sumber daya manusia yang dapat membantu kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pesantren.

BAB IV ANALISIS EVALUASI HASIL PROGRAM PEMBERDAYAAN PESANTREN