Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melihat aspek kehidupan sosial Indonesia yang kurang mampu maka perlu adanya kesejahteraan yang membangun masyarakat yang madani. Sebagai lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama. Tiga fungsi pesantren, yaitu: 1 transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, 2 pemeliharaan tradisi Islam, dan 3 reproduksi ulama. Sebagai lembaga sosial, pesantren telah menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi mereka. 1 Dengan menyandarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren memulai pendidikan pesantrennya dengan modal niat ikhlas dakwah untuk menegakkan kalimat-Nya, di dukung dengan sarana prasarana sederhana dan terbatas. Relevan dengan jiwa kesederhanaan di atas, maka tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat sebagai pelayan masyarakat mandiri, bebas dan 1 Sulthon Masyhud dan Khusnurdila, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta:Diva Pustaka, 2005, h. 90-91. 1 2 teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat ‘Izzul Islam wal Muslimin, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. 2 Lembaga dakwah merupakan potensi masyarakat dan asset nasional yang mempunyai latar belakang sejarah panjang dalam perjuangan bangsa. Keberadaannya mempunyai arti penting dalam menghimpun dan menggalang potensi dan kekuatan bangsa untuk kesatuan, persatuan dan perjuangan nasional. Dalam kapasitas tertentu lembaga dakwah memainkan peranan pembinaan masyarakat. Dalam era pembangunan, lembaga dakwah tidak banyak memunculkan peran-peran fisik sebagaimana masa pra dan era perjuangan kemerdekaan. Mereka lebih banyak melakukan peran-peran pembinaan mental kepribadian dan attitude masyarakat. 3 Salah satu wujud kepedulian masyarakat atau individu dalam membangun pendidikan berbasis kepedulian masyarakat adalah Pesantren Assurur yang bergerak sebagai Lembaga Asuhan Anak Yatim Piatu dan Dhuafa yang mengatasi masalah pendidikan, sosial, keterampilan, dan sosial yang bersifat keagamaan dan juga yang masih dicanangkan seperti program berbasis ekonomi Pesantren karena keterbatasan biaya untuk perawatan pembangunan fisik pesantren maka program ekonomi tersebut belum berjalan. Pesantren tersebut adalah wujud kepedulian dalam membantu masyarakat yang kurang mampu. Pesantren Assurur didirikan oleh Abuya KH. Abdul Hamid, HA. Beliau adalah pendiri sekaligus Ketua Yayasan Assurur 2 Ibid, h. 92-93. 3 Hasanuddin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Press, Desember 2005, cet. 1, h. 135. 3 dan pada tanggal 25 April 1995 resmi berdiri dan berbadan hukum. Tujuan didirikan Pesantren adalah untuk membantu kaum miskin Yatim Piatu dan Dhuafa sekaligus membina dan memberdayakan mereka melalui Pesantren serta bertanggung jawab sosial dalam perkembangan anak di masa akan datang. Lembaga Pesantren yang mempunyai pemberdayaan masyarakat bekerjasama dengan para donatur berusaha untuk membantu menyalurkan dana untuk memberikan santunan kepada anak asuh yang kurang mampu dalam memberdayakan mereka di dalam pesantren assurur tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan pesantren agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang muslim yang terlibat dalam kegiatan sosial dalam membantu serta mengajarkan nilai-nilai islami yang dapat dikembangkan anak asuh melalui penerapan agama, sosial, ekonomi, serta keterampilan yang berdasarkan Islam. Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat 4 Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang serta menjadi pribadi yang mandiri sehingga berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, agama, bangsa, dan masyarakat. Untuk mencapai harapan itu anak-anak memerlukan sarana pendidikan dan pelatihan, 4 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990, h.38. 4 karena dengan pendidikan dan pelatihan sangat berguna bagi masa depannya karena pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyiapkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien. 5 Sasaran Pesantren Assurur adalah anak-anak yatim piatu, serta dhuafa yang tidak mampu orang tuanya dalam membiayai sekolah bagi pendidikan formal serta memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan seperti komputer dan menjahit agar anak dapat mengembangkan potensi dirinya dengan baik dan dapat berguna di masyarakat. Penulis tertarik pada masalah yang sudah dibahas diatas agar dapat mengetahui lebih jauh perkembangan serta pemberdayaan Pesantren Assurur dalam memberdayakan anak dengan judul: “Evaluasi hasil program pemberdayaan pesantren assurur yatim piatu dan dhuafa di Kebon jeruk Jakarta barat”.

B. Pembatasan Masalah