Dasar Hukum Asuransi Syariah

saling menanggung di antara para anggotanya, berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

2. Dasar Hukum Asuransi Syariah

Asuransi merupakan suatu kebutuhan manusia. Asuransi adalah sistem yang sudah diaplikasikan dengan nyata dalam aktivitas kehidupan dan telah diatur oleh Undang-Undang yang didasarkan pada terpikirnya suatu prinsip ilmiah sosial yang amat berguna, dengan menanamkan sejumlah kecil modal, individu dapat bebas dari kerugian finansial yang mungkin terjadi akibat kecelakaan atau kerusakan, yang kejadiannya dapat diukur secara akurat dalam hubungannya dengan sekelompok besar manusia. Apabila dilihat bahwa Islam menentang perusahaan asuransi masa kini dengan segala bentuk praktek transaksinya, itu tidak berarti bahwa Islam menentang ide asuransinya sendiri. Islam hanya menentang sistem dan perangkatnya yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Asuransi sedikitpun tidak ada kaitannya dengan perjudian yang dilarang Allah. Adalah mungkin menyelenggarakan asuransi dalam sistem yang Islami dengan cara sedemikian rupa sehingga menjadi rahmat bagi masyarakat luas. Dalam syariat Islam, terdapat jaminan bagi individu untuk mendapat bantuan ketika tertimpa musibah. Sebagaimana jaminan asuransi bagi ahli waris setelah ditinggal. Landasan asuransi syariah asuransi Islam sebenarnya bertumpu pada konsep wa ta’awanu alal birri wat taqwa tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa, dan at-tamin memberi rasa aman yang menjadikan semua peserta asuransi sebagai keluarga besar yang menanggung dan menjamin resiko satu sama lain. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT, QS. al-Maidah ayat 2: ,-. - 01 Artinya: “… dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. Dasar hukum asuransi syariah sama dengan asuransi konvensional di Indonesia hingga dewasa ini pada dasarnya dan dalam kenyataannya masih diatur dalam berbagai Keputusan Menteri Keuangan RI, terutama: 17 1. No.421KMK.062003 tentang penilaian kemampuan dan kepatuhan bagi direksi dan komisaris perusahaan asuransi. 2. No.422KMK.062003 tentang penyelenggara usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 3. No.423KMK.062003 tentang pemeriksaan perusahaan asuransi. 4. No.424KMK.062003 tentang kesehatan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 5. No.425KMK.062003 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi. 6. No.426KMK.062003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan 17 M. Amin Suma, Sh, MA, MM., Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Teori, sistem, Aplikasi dan Pemasaran , Jakarta, Kholam Publishing, 2006. Cet.1, h. 44-45 asuransi dan perusahaan reasuransi.

B. Tinjauan Umum Pengembangan SDM