Usaha Islamic Insurance Society IIS Dalam Pengembangan SDM Asuransi

B. Usaha Islamic Insurance Society IIS Dalam Pengembangan SDM Asuransi

Syariah Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan KMK Republik Indonesia RI Nomor 426KMK.062003 Pasal 23 2 dan Pasal 32 1c tentang Perizinan Usaha Asuransi Syariah, bahwa untuk membuka cabang Perusahaan Asuransi Syariah dibutuhkan tenaga ahli dibidang asuransi atau ekonomi syariah, maka Islamic Insurance Society IIS pun selalu berusaha untuk mendukung pengembangan SDM asuransi syariah melalui program sertifikasi keahlian asuransi syariah baik untuk internal lembaga maupun untuk eksternal lembaga. Pengembangan SDM asuransi syariah yang bersifat internal tentunya meliputi pengembangan untuk kemajuan Islamic Insurance Society sendiri, yaitu melalui program sertifikasi keahlian asuransi syariah dengan: meningkatkan kinerja tenaga pengajar, silabus pendidikan, materi ujian dan kurikulum pendidikan. Hal ini tentunya akan tentunya akan dapat meningkatkan kualitas SDM asuransi syariah yang akan dan telah mengikuti program sertifikasi keahlian asuransi syariah pada Islamic Insurance Society. 48 1. Meningkatkan standar kompetensi pendidikan dan pelatihan. Pada prinsipnya standar kompetensi yang ditetapkan oleh Islamic Insurance Society IIS mengacu pada standar yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi yang ada di Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia AAMAI yaitu bagaimana kualifikasi atau kualitas dari lulusan program yang ada di AAMAI itu sendiri, ini artinya Islamic Insurance Society IIS melihat bagaimana lulusan dari AAMAI jika dari AAMAI-nya bagus berarti dikita jg bagus, bahkan bagus plus. 48 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Syakir Sula. Jakarta. 21 Januari 2009 . Artinya Islamic Insurance Society tidak menerima tenaga ahli maksudnya SDM yang akan disertifikasi kalau belum lulus dari AAMAI tapi itu khusus untuk yang ajun ahli dan ahli, sementara untuk tingkat basicnya adalah pembekalan umum bagi praktisi yang akan terjun di asuransi syariah. Sehingga standar kompetensinya yang ditetapkan oleh IIS meliputi 3 tingkatan, yaitu: a. Basic syariah, diikuti praktisi asuransi atau non asuransi secara umum karena selain dari kalangan praktisi, akademisi, dan pemerhati pernah ada yang mengikuti program sertifikasi keahlian asuransi syariah ini dari lawyer atau pengacara, Dewan Syariah, dan staf Departemen Keuangan biro asuransi. Dilakukan dalam waktu 3 hari dengan 7 materi pelajaran ditambah ujian sertifikasi. b. Intermediate atau tingkat ajun ahli, diharuskan sudah lulus basic syariah dan lulus AAAIK atau AAAIJ dari AAMAIi atau yang setara dengan itu dari luar negeri yang diakui di Indonesia. Dilakukan dalam waktu 10 hari dengan 16 subjek dan ditambah ujian sertifikasi. c. Fellow atau tingkat ahli, diharuskan sudah lulus basic syariah, ajun syariah, kemudian dilengkapi dengan AAIK atau AAIJ dari AAMAI atau yang setara dengan itu dari luar negeri yang diakui di Indonesia. Dilakukan dalam waktu 10 hari dengan 10 subjek materi dan ditambah ujian sertifikasi. Sedangkan dari aspek legalnya, IIS mengacu kepada ketetapan pemerintah dalam KMK nomor 426.062003 pasal 23 2 dan pasal 32 1c tentang perizinan usaha asuransi syariah, bahwa untuk membuka cabang perusahaan asuransi syariah di butuhkan tenaga ahli dibidang asuransi syariah atau ekonomi syariah, minimal 1 tenaga ahli. 2. Meningkatkan Kualifikasi Pendidikan dan Pelatihan. Kualifikasi utama yang harus dimiliki oleh SDM asuransi syariah yaitu : 1. Keahlian di bidang teknik industri asuransinya sendiri. 2. Keahlian di bidang ekonomi syariahnya Artinya dengan 2 kualifikasi ini SDM yang bersangkutan bisa mengeliminir hal-hal yang diharamkan dalam praktek asuransi syariah. 3. Melakukan Kerjasama Dengan Sarana Pendidikan Lain. Program sertifikasi keahlian asuransi syariah ini terselenggara dengan menjalin kerja sama dengan LPKG BPPK Departemen Keuangan karena LPKG ini adalah salah satu lembaga Diklat yang ada dibawah Yayasan Artha Bhakti Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan BPPK Departemen Keuangan sehingga lebih dekat ke regulator tapi saat ini selain dengan LPKG Departemen Keuangan, Islamic Insurance Society IIS juga sudah menjalin kerjasama dengan ICDIF International Center For Development In Islamic Finance. Fungsinya, LPKG sebagai pelaksana Diklat sertifikasi, sementara pengadaan kurikulum, materi, pengajar, dan soal ujian dari Islamic Insurance Society IIS. Begitu juga dengan ICDIF fungsinya sebagai penyelenggara saja sementara sertifikasinya dari Islamic Insurance Society IIS. Islamic Insurance Society juga memberikan kontribusi yang bersifat eksternal dalam usaha meningkatkan kualitas SDM dari dunia pendidikan asuransi syariah. Hal ini erat hubungannya dengan program sertifikasi keahlian asuransi syariah yang telah dijalankan sampai saat ini, menyambung regulasi yang ada dengan kebutuhan SDM asuransi syariah. 1. Perusahaan asuransi syariah mengirim karayawannya atau SDM-nya untuk mengikuti program sertifikasi keahlian syariah di Islamic Insurance Society IIS, hal ini bisa dilihat dengan sudah terlaksananya program sertifikasi sejak tahun 2003 sampai sekarang untuk tingkat sebanyak 29 angkatan, tingkat ajun ahli 13 angkatan, tingkat ahli 2 angkatan dan sertifikasi internasional 1 angkatan. 2. Islamic Insurance Society IIS Melakukan in house training asuransi syariah dibeberapa perusahaan asuransi. 3. Islmic Insurance Society IIS Memberikan jasa konsultasi pembukaan cabang asuransi syariah.

C. Analisis Peluang Dan Tantangan Islamic Insurance Society IIS Dengan