B. Struktur Organisasi
GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI ISLAMIC INSURANCE SOCIETY
C. Visi dan Misi
1. Visi
Muhammad Syakir Sula Chairman
M. Nasyubun Bumida Treasurer
Delil Khairat ReINDO General Secretary
Research data Management
Department
Faustinus wirasadi CAR
Hafriansar Simas Life
Adjis Askrindo
International Relation
Department
Khusnun Arief Tugu
Esti Handayani Tokio Marine
Agung Jatmika BNI Life
Sugiri Wiryono Marein
Public Relation Department
Sangkut Wijaya Denden Nurdiasena
Bringin Life Ricky Avicenna
ATU Ahaddin Noekman
Tugu
Membership Department
Nuryadi Fadent Nursirwan ATU
Wati Hermawati Sinar Mas
M. Fajri Arnianto ReINDO
Certification Training Department
M. Shaifie Zein nasre
Agus Haryadi M. Zamachsyari
ATK Syahrial Syakni
ATK
Secretary
Ayim Ayatullah
COMMITTEE OF FELLOWS
Karnaen Perwataatmaja Muhaimin Iqbal
Jafril Khalil M. Syakir Sula
M. Endy Astiwara M. Shaifie Zein
Delil Khairat
Visi dari Islamic Insurance Society IIS adalah “Menuju Industri Asuransi Yang Lebih Sehat Dengan Mengikuti Aturan Syariah.”
32
2. Misi
Sedangkan Misi dari Islamic Insurance Society IIS adalah “Melakukan Sertifikasi Bagi Praktisi Asuransi Syariah.”
D. Landasan Pembentukan IIS
33
• KMK nomor 426KMK.062003 pasal 23 2 dan pasal 32 1.c yang mensyaratkan adanya ahli asuransi syariah dan atau ekonomi syariah dalam
perusahaan asuransi yang menjalankan prinsip syariah. • Keputusan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia AASI untuk membentuk
lembaga yang mengurusi keahlian asuransi syariah dengan nama Islamic Insurance Society IIS.
• Kebutuhan akan tersedianya tenaga ahli yang kompeten di bidang asuransi syariah seiring dengan pertumbuhan industri asuransi syariah di dalam
maupun luar negeri.
E. Tujuan Pembentukan IIS
34
32
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional Jakarta: Gema Insani, 2004, h. 571.
33
Ibid., h 571.
34
Ibid, h. 571
• Meningkatkan pengetahuan dan standarisasi aplikasi ketentuan-ketentuan syariah dalam praktik bisnis asuransi, baik umum maupun jiwa.
• Mendorong terlaksananya praktik bisnis asuransi yang sesuai dengan ketentuan syariah.
• Merumuskan dan memberlakukan kode etik bagi para anggota society. • Memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli dan ajun ahli asuransi syariah.
• Mempromosikan atau mensosialisasikan pengetahuan ilmu asuransi syariah, baik di industri asuransi maupun luar negeri.
F. Nama Kelembagaan dan Gelar Keahlian
35
• Nama lembaga yang dibentuk oleh AASI adalah Islamic Insurance Society. • Gelar keahlian yang akan diberikan adalah Fellow Of Islamic Insurance
Society FIIS untuk setingkat ahli dan Associate Of Islamic Insurance Society AIIS untuk setingkat ajun ahli.
• Nama kelembagaan maupun gelar sengaja dibuat dalam Bahasa Inggris agar mudah dikenali secara internasional, disamping kemungkinan juga
memasarkan program IIS kenegara-negara Islam. Karena keahlian asuransi syariah ini langka dipasar internasional, maka IIS dapat menjadi rujukan
internasional. hal ini sangat memungkinkan karena Indonesia selalu dipandang sebagai Negara dengan umat Islam terbesar – jadi wajar apabila
menjadi pusat lahirnya pemikiran-pemikiran islam modern seperti dalam bidang bisnis asuransi ini.
35
Ibid., h. 571
BAB IV ANALISA PERANAN ISLAMIC INSURANCE SOCIETY
DENGAN PROGRAM SERTIFIKASI KEAHLIAN DALAM PENGEMBANGAN SDM ASURANSI SYARIAH
A. Peranan Islamic Insurance Society Dengan Program Sertifikasi Keahlian
Dalam Pengembangan SDM Asuransi Syariah.
Lembaran-lembaran berikut berusaha menguraikan sisi profesionalisme SDM di dalam industri asuransi syariah. Pertanyaan mendasar yang hendak didiskusikan
dalam masalah ini adalah bagaimana peranan Islamic Insurance Society dengan program sertifikasi keahlian dalam pengembangan SDM asuransi syariah.
Sebelumnya diuraikan tentang perkembangan asuransi syariah di Indonesia, kebutuhan SDM asuransi syariah, dan regulasi asuransi syariah. Pada bagian
selanjutnya diuraikan usaha apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai idealitas tersebut? Pada bagian selanjutnya akan diuraikan beberapa peluang dan tantangan
Islamic Insurance Society dalam pengembangan SDM asuransi syariah. Hal ini untuk mengetahui gap antara idealita yang dicitakan dan kondisi riil yang ada di lapangan.
1. Perkembangan Asuransi Syariah Di Indonesia
Industri asuransi syariah dalam tahun-tahun terakhir ini pertumbuhannya cukup menakjubkan. Jika industri asuransi konvensional tumbuh rata-rata antara 20 -
25 persen, maka asuransi syariah mencapai 40 persen.
36
36
Kepustakaan, “Bangkitnya asuransi syariah dan dampak deregulasi pemerintah” artikel diakses pada pada 26 Januari 2009 dari http:www.takaful.com.html