Penjemuran GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis
dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh, sehingga hasil produksi dapat menutupi seluruh biaya produksi yang dikeluarkan.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengunaan biaya produksi adalah analisis RC ratio, yang digunakan untuk mengetahui besarnya
penerimaan yang akan diperoleh setiap satuan penggunaan biaya produksi. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya produksi pada agroindustri suwar-suwir ini
dapat kita lihat pada Tabel 12.
Tabel 11. Efisiensi Rata-rata Penggunaan Biaya Produksi per Proses Produksi pada Agroindustri Suwar-Suwir
No Uraian
Nilai 1.
Total Penerimaan 519.166,67
2. Total Biaya Produksi
353.920,66 3.
Pendapatan Bersih Keuntungan 165.249,01
4. RC ratio
1,46 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2005Lampiran 10
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai RC ratio pada agroindustri suwar-suwir adalah sebesar 1,46 yang berarti bahwa penggunaan biaya produksi sudah efisien
karena nilai RC ratio lebih besar dari satu. Nilai RC ratio sebesar 1,46 dapat diartikan bahwa dengan penggunaan biaya produksi sebesar Rp 1,00 akan
memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,46 sehingga keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 0,46. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha suwar-suwir mampu
mengalokasikan biaya produksinya secara efisien. Total biaya merupakan jumlah keseluruhan biaya-biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi sampai produk tersebut dipasarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan berupa biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya bahan bakar,
biaya pengemasan, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, dan biaya penyusutan alat. Rata - rata biaya yang dikeluarkan per proses produksi adalah sebesar
Rp 353.920,66 sedangkan rata-rata penerimaan yang diperoleh per proses produksi adalah sebesar Rp 519.166,67. Penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual
dengan hasil produksi. Biaya bahan baku merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh bahan baku tape dan gula. Umumnya harga bahan baku ini relatif