Tabel 7. Skala uji hedonik terhadap tekstur Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1
7. Uji organoleptik aroma Numerik Soekarto, 1985
Penentuan nilai organoleptik terhadap aroma dilakukan dengan uji kesukaan secara hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan pemberian
kode pada bahan yang akan diuji kepada 15 panelis yang melakukan penilaian. Untuk skala aroma disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala uji hedonik terhadap aroma Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1 8.
Uji organoleptik rasa Numerik Soekarto, 1985
Penentuan nilai organoleptik terhadap rasa dilakukan dengan uji kesukaan secara hedonik. Caranya contoh diuji secara acak dengan pemberian kode pada
bahan yang akan diuji kepada 15 panelis yang melakukan penilaian. Untuk skala rasa disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Skala uji hedonik terhadap rasa Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1
Gambar 1. Skema pembuatan selai kelapa muda lembaran Buah kelapa muda
Dikupas lalu diambil daging dan airnya Dihancurkan buah dengan blender dengan penambahan air
kelapa 1:1
Bubur buah 200 g Konsentrasi
karagenan K : K
1
: 2,5 K
2
: 3,5 K
3
: 4,5 K
4
: 5,5 Konsentrasi gula 50
Pencampuran dalam wadah
Pemanasan sampai mendidih dan mengental
Pencetakan dalam loyang
Dikeringkan dalam oven blower suhu 50
o
C selama 48 jam
Selai kelapa lembaran siap untuk disajikan
Analisa pada lama penyimpanan L : 0, 2, 4 dan 6
hari Kadar air
Total asam Kadar vitamin C mg100g bahan
Total padatan terlarut
o
Brix Uji organoleptik warna
Uji organoleptik tekstur Uji organoleptik aroma
Uji organoleptik rasa Didinginkan selama 60 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi Karagenan terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh terhadap kadar air, total asam, kadar
vitamin C, total padatan terlarut, uji skor warna, uji skor tekstur dan uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap parameter yang diamati Parameter yang diamati
Konsentrasi karagenan K
1
K
2
K
3
K
4
Kadar Air 15,070
13,950 13,267
13,051 Total Asam
0,049 0,058
0,063 0,069
Kadar Vitamin C mg100g bahan
2,250 3,398
4,462 5,254
Total Padatan Terlarut °Brix 19,394 23,041
26,780 30,955
Uji Skor Numerik Warna
2,867 2,783
2,558 2,275
Tekstur 2,700
2,758 2,883
2,992 Uji Organoleptik Numerik
Warna 2,550
2,392 2,350
2,200 Aroma
3,058 3,000
2,942 2,850
Rasa 3,400
3,283 3,917
2,867 Tekstur
2,067 2,167
2,233 2,317
Tabel 10 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 15,070 dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 13,051. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 0,069 dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 0,049. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 5,254 mg100g bahan dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 2,250 mg100g bahan. Total padatan terlarut tertinggi
21
diperoleh pada perlakuan K
4
30,955 dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 19,394. Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 2,867 putih dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,275 agak putih. Uji skor tekstur tertinggi diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,992 kenyal dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 2,700 kenyal. Uji organoleptik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 2,550 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,200 agak suka. Uji organoleptik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 3,058 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,850 suka. Uji organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 3,400 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,867 suka. Uji organoleptik tekstur tertinggi diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,317 agak suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 2,067 agak suka.
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin
C, total padatan terlarut, uji skor warna, uji skor tekstur dan uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengaruh lama penyimpanan terhadap parameter yang diamati Parameter yang diamati
Lama penyimpanan L
1
L
2
L
3
L
4
Kadar Air 12,468
13,613 14,499
14,757 Total Asam
0,026 0,043
0,074 0,097
Kadar Vitamin C mg100g bahan
3,746 3,706
3,939 3,973
Total Padatan Terlarut °Brix 26,170 25,149
24,478 24,372
Uji Skor Numerik Warna
2,808 2,650
2,575 2,450
Tekstur 3,017
2,892 2,767
2,658 Uji Organoleptik Numerik
Warna 2,508
2,392 2,333
2,258 Aroma
3,142 3,033
2,942 2,733
Rasa 3,308
3,225 3,017
2,917 Tekstur
2,317 2,242
2,150 2,075
Tabel 11 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 14,757 dan terendah diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 12,468. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 0,097 dan terendah diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 0,026. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 3,973 mg100g bahan dan terendah diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,746 mg100g bahan. Total padatan terlarut tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
26,170 °Brix dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 24,372 °Brix.
Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 2,808 putih dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 2,450 agak putih. Uji skor tekstur tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,017 kenyal dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 2,658 kenyal. Uji organoleptik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 2,508 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 2,258 agak suka. Uji organoleptik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,142 suka dan terendah diperoleh
pada perlakuan L
4
sebesar 2,733 suka. Uji organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,308 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 2,917 suka. Uji organoleptik tekstur tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 2,317 agak suka dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 2,075 agak suka.
Kadar Air
Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air
Dari daftar sidik ragam Lampiran 1, konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kadar air selai
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Konsentrasi Rataan
Notasi 0,05
0,01 Karagenan
0,05 0,01
- -
- K
1
= 2,5 15,070
a A
2 0,573
0,788 K
2
= 3,5 13,950
b B
3 0,601
0,828 K
3
= 4,5 13,267
bc BC
4 0,617
0,849 K
4
= 5,5 13,051
c C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Pada Tabel 12 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 15,070 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 13,051. Semakin besar konsentrasi karagenan maka kadar air semakin menurun. Ini disebabkan oleh gugus sulfat pada
karagenan membentuk ikatan hidrogen dengan air dan juga proses pengeringan, sehingga air bebas dari bahan menjadi relatif sedikit, menyebabkan kadar airnya
menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marks, et al. 2000 yang menyatakan bahwa gugus sulfat yang bermuatan negatif pada karagenan akan membentuk
ikatan hidrogen dengan air dan dapat mempercepat pembentukkan senyawa seperti gel. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar air dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar air
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air
Dari daftar analisis sidik ragam Lampiran 1, lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kadar air selai
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR utama pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 13.
ŷ = -0,409K + 16,88 r = -0,917
8 10
12 14
16 18
20
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
K ada
r ai
r
Konsentrasi karagenan
Tabel 13. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- L
1
= 0 Hari 12,468
c C
2 0,573
0,788 L
2
= 2 Hari 13,613
b B
3 0,601
0,828 L
3
= 4 Hari 14,499
a A
4 0,617
0,849 L
4
= 6 Hari 14,757
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 13 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan L
4
6 hari yaitu sebesar 14,757 dan yang terendah terdapat pada perlakuan L
1
0 hari yaitu sebesar 12,468. Hal ini dikarenakan selama penyimpanan terjadi proses sineresis pada gel yang mengakibatkan semakin lama
penyimpanan yang dilakukan akan menyebabkan kadar air pada selai semakin tinggi. Proses sineresis adalah keluarnya atau merembesnya cairan dari suatu gel
Winarno, 1992. Hubungan lama penyimpanan dengan kadar air disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan lama penyimpanan dengan kadar air
ŷ = 0,212L + 13,64 r = 0,963
8 10
12 14
16 18
20
2 4
6
K ada
r ai
r
Lama penyimpanan hari
Pengaruh interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air
Dari daftar sidik ragam Lampiran 1, konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap
kadar air selai kelapa muda lembaran yang dihasilkan. Hasil pengujian LSR menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara
konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air yang dihasilkan pada setiap perlakuan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air terhadap selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
K
1
L
1
14,783 b
C 2
1,145 1,577
K
1
L
2
14,945 b
B 3
1,203 1,657
K
1
L
3
15,206 a
A 4
1,233 1,699
K
1
L
4
15,346 a
A 5
1,260 1,733
K
2
L
1
13,358 e
D 6
1,275 1,756
K
2
L
2
14,860 e
D 7
1,287 1,783
K
2
L
3
14,152 d
D 8
1,294 1,802
K
2
L
4
14,429 c
D 9
1,302 1,817
K
3
L
1
11,418 f
E 10
1,301 1,829
K
3
L
2
13,016 e
D 11
1,311 1,838
K
3
L
3
14,087 d
D 12
1,313 1,848
K
3
L
4
14,547 c
C 13
1,315 1,855
K
4
L
1
10,315 f
E 14
1,317 1,863
K
4
L
2
12,632 e
E 15
1,319 1,869
K
4
L
3
14,551 c
C 16
1,321 1,875
K
4
L
4
14,705 b
C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 14 memperlihatkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K
1
L
4
sebesar 15,346 dan terendah terdapat pada perlakuan K
4
L
1
sebesar 10,315. Semakin besar konsentrasi karagenan maka kadar air semakin
menurun. Ini disebabkan oleh gugus sulfat pada karagenan membentuk ikatan hidrogen dengan air dan juga proses pengeringan, sehingga air bebas dari bahan
menjadi relatif sedikit, menyebabkan kadar airnya menurun. Berbeda dengan penyimpanan dimana semakin lama penyimpanan maka kadar air semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan selama penyimpanan terjadi proses sineresis pada gel yang meningkatkan kadar air pada selai meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Marks, et al. 2000 yang menyatakan bahwa gugus sulfat yang bermuatan negatif pada karagenan akan membentuk ikatan hidrogen dengan air dan dapat
mempercepat pembentukan senyawa seperti gel dan pernyataan Winarno 1992 yang menyatakan bahwa selama penyimpanan terjadi proses sineresis pada gel
yang mengakibatkan semakin lama penyimpanan yang dilakukan akan menyebabkan kadar air pada selai semakin tinggi. Hubungan interaksi antara
konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan dengan kadar air
K1; ŷ = 0,039L + 14,77
r = 0,9929 K2;
ŷ = 0,070L + 13,42 r = 0,9879
K3; ŷ = 0,209L + 11,69
r = 0,9715 K4;
ŷ = 0,301L + 10,78 r = 0,9486
9,00 10,00
11,00 12,00
13,00 14,00
15,00 16,00
2 4
6
ka da
r ai
r
Lama penyimpanan hari K1 2,5
K2 3,5 K3 4,5
K4 5,5
Total Asam Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam
Dari daftar sidik ragam Lampiran 2, konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap total asam selai
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Konsentrasi Rataan
Notasi 0,05
0,01 Karagenan
0,05 0,01
- -
- K
1
= 2,5 0,049
c B
2 0,009
0,012 K
2
= 3,5 0,058
bc AB
3 0,009
0,013 K
3
= 4,5 0,063
ab A
4 0,010
0,013 K
4
= 5,5 0,069
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 15 memperlihatkan bahwa total asam tertinggi terdapat pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 0,069 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 0,049. Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka total asam semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena karagenan
mampu membentuk gel, sehingga mampu mengikat asam-asam yang terkandung dalam air pada bahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyadi 2006 yang
menyatakan bahwa kemampuan karagenan membentuk gel dengan ion-ion merupakan dasar dalam penggunaannya di bidang pangan. Dan dikarenakan
karagenan itu sendiri yang bersifat asam, sehingga semakin banyak karagenan maka total asam akan meningkat. Hubungan konsentrasi karagenan dengan total
asam disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan konsentrasi karagenan dengan total asam
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam
Dari daftar sidik ragam Lampiran 2, lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap total asam selai kelapa muda
lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- L
1
= 0 Hari 0,026
d D
2 0,009
0,012 L
2
= 3 Hari 0,043
c C
3 0,009
0,013 L
3
= 4 Hari 0,074
b B
4 0,010
0,013 L
4
= 6 Hari 0,097
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 16 memperlihatkan bahwa total asam tertinggi terdapat pada perlakuan L
4
6 hari yaitu sebesar 0,097 dan yang terendah terdapat pada
ŷ = 0,039K + 0,107 r = 0,946
0,00 0,01
0,02 0,03
0,04 0,05
0,06 0,07
0,08
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
T o
ta l
as am
Konsentrasi karagenan
perlakuan L
1
0 hari yaitu sebesar 0,026. Semakin lama penyimpanan maka semakin tinggi total asam selai kelapa muda lembaran. Hal ini dikarenakan
semakin banyaknya gula yang terhidrolisis menjadi asam selama penyimpanan sesuai dengan literatur Barlina 2004 yang menyatakan bahwa peningkatan asam
pada bahan pangan dapat terjadi karena penguraian glukosa menjadi asam. Hubungan lama penyimpanan dengan total asam disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan lama penyimpanan dengan total asam
Pengaruh interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap total asam
Dari daftar sidik ragam Lampiran 2, menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
P0,05 terhadap total asam yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Vitamin C Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar vitamin C
Dari daftar sidik ragam Lampiran 3, konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kadar vitamin C
ȳ = -0.1239L + 0.527 r = 0,9932
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12
2 4
6
T o
ta l
as am
Lama penyimpanan hari
selai kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar vitamin C selai kelapa muda lemabaran disajikan pada
Tabel 17. Tabel 17. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap
kadar vitamin C selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 2,250
d D
2 0,380
0,523 K
2
= 3,5 3,398
c C
3 0,399
0,549 K
3
= 4,5 4,462
b B
4 0,409
0,563 K
4
= 5,5 5,254
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 17 memperlihatkan bahwa kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 5,254 mg100 g bahan dan yang terendah terdapat pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 2,250 mg100g bahan. Semakin tinggi konsentrasi karagenan yang ditambahkan maka kadar vitamin C semakin
meningkat. Ini dikarenakan peningkatan konsentrasi karagenan yang ditambahkan berhubungan dengan sifat karagenan yang sangat mudah mengikat molekul-
molekul air juga senyawa-senyawa lain seperti vitamin C, asam-asam organik, yang terdapat di dalam campuran, sehingga senyawa yang mudah menguap dan
rusak oleh proses pengolahan dapat dihambat sebagian dengan penambahan karagenan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno 2004 yang menyatakan
bahwa peningkatan konsentrasi karagenan yang ditambahkan berhubungan dengan sifat karagenan yang sangat mudah mengikat molekul-molekul air juga
senyawa-senyawa lain seperti vitamin C, asam-asam organik, yang terdapat di dalam campuran, sehingga senyawa yang mudah menguap dan rusak oleh proses
pengolahan dapat dihambat sebagian dengan penambahan karagenan. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar vitamin C disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar vitamin C
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C
Dari daftar sidik ragam Lampiran 3, menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata P0,05 terhadap kadar
vitamin C yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C
Dari daftar sidik ragam Lampiran 3, menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
P0,05 terhadap kadar vitamin C yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Total Padatan Terlarut Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total padatan terlarut
Dari daftar sidik ragam Lampiran 4, konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap total padatan selai
ŷ = 6,71K + 52,08 r = 0,985
1 2
3 4
5 6
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
K ada
r v
it am
in C
m g
100g
Konsentrasi karagenan
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel
18. Tabel 18. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap
total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 19,394
d D
2 1,152
1,585 K
2
= 3,5 23,041
c C
3 1,209
1,666 K
3
= 4,5 26,780
b B
4 1,240
1,708 K
4
= 5,5 30,955
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 18 memperlihatkan bahwa total padatan terlarut tertinggi terdapat pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 30,955
o
Brix dan yang terendah terdapat pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 19,394
o
Brix. Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka total padatan terlarut semakin meningkat. Terjadinya peningkatan
total padatan terlarut disebabkan karagenan yang dapat menstabilkan bahan dalam bentuk suspensi yang dapat mengikat gula-gula dan karagenan merupakan jenis
polisakarida yang dapat terurai menjadi gula pereduksi, sehingga meningkatkan total padatan terlarut bahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Estiasih dan
Ahmadi 2009 yang menyatakan bahwa hidrokoloid seperti karagenan merupakan polisakarida yang dapat menstabilkan bahan dalam bentuk suspensi.
Hubungan konsentrasi karagenan dengan total padatan terlarut dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan konsentrasi karagenan dengan total padatan terlarut
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut
Dari daftar sidik ragam Lampiran 4, lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda
lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 19.
Tabe1 19. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L1 = 0 Hari 26,170
a A
2 1,152
1,585 L2 = 2 Hari 25,149
b AB
3 1,209
1,666 L3 = 4 Hari 24,478
c AB
4 1,240
1,708 L4 = 6 Hari 24,372
d B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 19 memperlihatkan bahwa total padatan terlarut tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
0 hari yaitu sebesar 26,170
o
Brix dan yang terendah terdapat pada perlakuan L
4
6 hari yaitu sebesar 24,372
o
Brix. Semakin lama penyimpanan
ŷ = 1,636K + 58,36 r = 0,961
5 10
15 20
25 30
35
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
T o
ta l
pa da
ta n
t er
la rut
° B
ri x
Konsentrasi karagenan
maka semakin rendah total padatan terlarutnya. Hal ini dikarenakan semakin lama masa simpan maka kadar air semakin meningkat. Meningkatnya kadar air maka
total padatan terlarut semakin menurun karena jumlah air yang digunakan untuk melarutkan padatan semakin banyak. Hubungan lama penyimpanan dengan total
padatan terlarut dapat disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan lama penyimpanan dengan total padatan terlarut
Pengaruh interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut
Dari daftar sidik ragam Lampiran 4, menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
P0,05 terhadap total padatan terlarut yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
ŷ
= -0,3033L + 25,952 r = -0,8967
23,50 24,00
24,50 25,00
25,50 26,00
26,50
2 4
6
T o
ta l
pa d
a ta
n t
er la
rut °B
ri x
Lama penyimpanan hari
Uji Skor Warna dan Uji Organoleptik Warna Numerik 1.
Uji Skor Warna Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap uji skor warna
Dari daftar sidik ragam Lampiran 5, konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap uji skor warna
selai kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap uji skor warna selai kelapa muda lembaran disajikan pada
Tabel 20. Tabel 20. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap uji
skor warna selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 2,867
a A
2 0,109
0,150 K
2
= 3,5 2,783
a A
3 0,114
0,158 K
3
= 4,5 2,558
b B
4 0,117
0,162 K
4
= 5,5 2,275
c C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 20 memperlihatkan bahwa uji skor warna tertinggi terdapat pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 2,867 putih dan yang terendah terdapat pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 2,275 agak putih. Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka uji skor warna semakin menurun. Uji skor warna berhubungan
dengan uji hedonik warna, dimana semakin tinggi konsentrasi karagenan maka panelis kurang menyukai dikarenakan warna semakin gelap. Hal tersebut
diperkuat dengan jumlah karagenan yang ditambahkan semakin banyak, karagenan mempengaruhi kekentalan produk, penyebab warna semakin gelap. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Estiasih dan Ahmadi 2009 yang menyatakan
bahwa karagenan mempunyai sifat sebagai pengental. Hubungan lama konsentrasi karagenan dengan uji skor warna disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Hubungan konsentrasi karagenan dengan uji skor warna
Pengaruh lama penyimpanan terhadap uji skor warna
Dari daftar sidik ragam Lampiran 5, lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap uji skor warna selai kelapa
muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap uji skor warna selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap uji skor warna selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L
1
= 0 Hari 2,808
a A
2 0,109
0,150 L
2
= 2 Hari 2,650
b B
3 0,114
0,158 L
3
= 4 Hari 2,575
b BC
4 0,117
0,162 L
4
= 6 Hari 2,450
c C
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel 21 memperlihatkan bahwa uji skor warna tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
0 hari yaitu sebesar 2,808 putih dan yang terendah terdapat pada
ŷ = -0,164K + 3,436 r = -0,723
1,0 1,4
1,8 2,2
2,6 3,0
3,4 3,8
4,2
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
U ji
s ko
r w
ar n
a
Konsentrasi karagenan
perlakuan L
4
6 hariyaitu sebesar 2,450 agak putih. Uji skor warna berhubungan dengan uji organoleptik warna, dimana semakin lama penyimpanan maka panelis
kurang menyukai dikarenakan selama penyimpanan telah terjadi perubahan warna yang tidak disukai panelis. Semakin lama penyimpanan maka uji skor warna
semakin rendah. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme selama penyimpanan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna selama waktu
penyimpanan, hal ini menyebabkan uji skor warna mengalami penurunan. Sesuai pernyataan Buckle, et al. 1987 yang menyatakan bahwa pertumbuhan
mikroorganisme dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik dan kimiawi dari suatu bahan pangan sehingga akan menyebabkan perubahan warna pada bahan
pangan yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Hubungan lama penyimpanan dengan uji skor warna disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan lama penyimpanan dengan uji skor warna
Pengaruh interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap uji skor warna
Dari daftar sidik ragam Lampiran 5 menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
ŷ = -0,0575L + 2,7933 r = -0,9827
2,3 2,4
2,5 2,6
2,7 2,8
2 4
6
U ji
s ko
r w
ar n
a
Lama penyimpanan hari
P0,05 terhadap uji skor warna yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
2. Uji Organoleptik Warna Numerik