Tabel 7. Skala uji hedonik terhadap tekstur Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1
7. Uji organoleptik aroma Numerik Soekarto, 1985
Penentuan  nilai  organoleptik  terhadap  aroma  dilakukan  dengan  uji kesukaan  secara  hedonik.  Caranya  contoh  diuji  secara  acak  dengan  pemberian
kode  pada  bahan  yang  akan  diuji  kepada  15  panelis  yang  melakukan  penilaian. Untuk skala aroma disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala uji hedonik terhadap aroma Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1 8.
Uji organoleptik rasa Numerik Soekarto, 1985
Penentuan nilai organoleptik terhadap rasa  dilakukan dengan uji kesukaan secara  hedonik.  Caranya  contoh  diuji  secara  acak  dengan  pemberian  kode  pada
bahan yang akan diuji kepada 15 panelis yang melakukan penilaian.  Untuk skala rasa disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Skala uji hedonik terhadap  rasa Skala hedonik
Skala numerik Sangat suka
4 Suka
3 Agak suka
2 Tidak suka
1
Gambar 1. Skema pembuatan selai kelapa muda lembaran Buah kelapa muda
Dikupas lalu diambil daging dan airnya Dihancurkan buah dengan blender dengan penambahan air
kelapa 1:1
Bubur buah 200 g Konsentrasi
karagenan K : K
1
: 2,5 K
2
: 3,5 K
3
: 4,5 K
4
: 5,5 Konsentrasi gula 50
Pencampuran dalam wadah
Pemanasan sampai mendidih dan mengental
Pencetakan dalam loyang
Dikeringkan dalam oven blower  suhu 50
o
C selama 48 jam
Selai kelapa lembaran siap untuk disajikan
Analisa pada lama penyimpanan L : 0, 2, 4 dan 6
hari Kadar air
Total asam Kadar vitamin C mg100g bahan
Total padatan terlarut
o
Brix Uji organoleptik warna
Uji organoleptik tekstur Uji organoleptik aroma
Uji organoleptik rasa Didinginkan selama 60 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi Karagenan terhadap Parameter yang Diamati
Dari  hasil  penelitian  dan  analisa  yang  dilakukan  menunjukkan  bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh terhadap kadar air, total asam, kadar
vitamin  C,  total  padatan  terlarut,  uji  skor  warna,  uji  skor  tekstur  dan  uji organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap parameter yang diamati Parameter yang diamati
Konsentrasi karagenan K
1
K
2
K
3
K
4
Kadar Air 15,070
13,950 13,267
13,051 Total Asam
0,049 0,058
0,063 0,069
Kadar Vitamin C mg100g bahan
2,250 3,398
4,462 5,254
Total Padatan Terlarut °Brix     19,394 23,041
26,780 30,955
Uji Skor Numerik Warna
2,867 2,783
2,558 2,275
Tekstur 2,700
2,758 2,883
2,992 Uji Organoleptik Numerik
Warna 2,550
2,392 2,350
2,200 Aroma
3,058 3,000
2,942 2,850
Rasa 3,400
3,283 3,917
2,867 Tekstur
2,067 2,167
2,233 2,317
Tabel  10  memperlihatkan  bahwa  kadar  air  tertinggi  diperoleh  pada perlakuan K
1
sebesar 15,070 dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 13,051.  Total  asam  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  K
4
sebesar  0,069  dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 0,049. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 5,254 mg100g bahan dan terendah diperoleh pada perlakuan  K
1
sebesar 2,250  mg100g  bahan. Total padatan terlarut tertinggi
21
diperoleh pada perlakuan  K
4
30,955 dan terendah diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 19,394. Uji  skor  warna  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  K
1
sebesar  2,867 putih dan terendah diperoleh pada perlakuan  K
4
sebesar 2,275 agak putih. Uji skor  tekstur  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  K
4
sebesar  2,992  kenyal  dan terendah  diperoleh  pada  perlakuan  K
1
sebesar  2,700  kenyal.  Uji  organoleptik warna  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  K
1
sebesar  2,550  suka  dan  terendah diperoleh  pada  perlakuan  K
4
sebesar  2,200  agak  suka.  Uji  organoleptik  aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 3,058 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar 2,850 suka. Uji organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan K
1
sebesar 3,400 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan K
4
sebesar  2,867  suka.  Uji  organoleptik  tekstur tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan K
4
sebesar  2,317  agak  suka  dan  terendah  diperoleh  pada  perlakuan  K
1
sebesar 2,067 agak suka.
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Parameter yang Diamati
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin
C,  total  padatan  terlarut,  uji  skor  warna,  uji  skor  tekstur  dan  uji  organoleptik warna, aroma, rasa dan tekstur disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengaruh lama penyimpanan terhadap parameter yang diamati Parameter yang diamati
Lama penyimpanan L
1
L
2
L
3
L
4
Kadar Air 12,468
13,613 14,499
14,757 Total Asam
0,026 0,043
0,074 0,097
Kadar Vitamin C mg100g bahan
3,746 3,706
3,939 3,973
Total Padatan Terlarut °Brix     26,170 25,149
24,478 24,372
Uji Skor Numerik Warna
2,808 2,650
2,575 2,450
Tekstur 3,017
2,892 2,767
2,658 Uji Organoleptik Numerik
Warna 2,508
2,392 2,333
2,258 Aroma
3,142 3,033
2,942 2,733
Rasa 3,308
3,225 3,017
2,917 Tekstur
2,317 2,242
2,150 2,075
Tabel  11  memperlihatkan  bahwa  kadar  air  tertinggi  diperoleh  pada perlakuan L
4
sebesar 14,757 dan terendah diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 12,468.  Total  asam  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  L
4
sebesar  0,097  dan terendah diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 0,026. Kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 3,973 mg100g bahan dan terendah diperoleh pada  perlakuan  L
1
sebesar  3,746  mg100g  bahan.  Total  padatan terlarut tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
26,170 °Brix dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar 24,372 °Brix.
Uji  skor  warna  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  L
1
sebesar  2,808 putih dan terendah diperoleh pada perlakuan  L
4
sebesar 2,450 agak putih. Uji skor  tekstur  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  L
1
sebesar  3,017  kenyal  dan terendah  diperoleh  pada  perlakuan  L
4
sebesar  2,658  kenyal.  Uji  organoleptik warna  tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan  L
1
sebesar  2,508  suka  dan  terendah diperoleh  pada  perlakuan  L
4
sebesar  2,258  agak  suka.  Uji  organoleptik  aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,142 suka dan terendah diperoleh
pada perlakuan L
4
sebesar 2,733  suka. Uji organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan L
1
sebesar 3,308 suka dan terendah diperoleh pada perlakuan L
4
sebesar  2,917  suka.  Uji  organoleptik  tekstur tertinggi  diperoleh  pada  perlakuan L
1
sebesar  2,317  agak  suka  dan  terendah  diperoleh  pada  perlakuan  L
4
sebesar 2,075 agak suka.
Kadar Air
Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  1,  konsentrasi  karagenan memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  kadar  air  selai
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Konsentrasi Rataan
Notasi 0,05
0,01 Karagenan
0,05 0,01
- -
- K
1
= 2,5 15,070
a A
2 0,573
0,788 K
2
= 3,5 13,950
b B
3 0,601
0,828 K
3
= 4,5 13,267
bc BC
4 0,617
0,849 K
4
= 5,5 13,051
c C
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Pada  Tabel  12  memperlihatkan  bahwa  kadar  air  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  K
1
2,5  yaitu  sebesar  15,070  dan  yang  terendah  terdapat  pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 13,051. Semakin besar konsentrasi karagenan maka  kadar  air  semakin  menurun.  Ini  disebabkan  oleh  gugus  sulfat  pada
karagenan  membentuk  ikatan  hidrogen  dengan  air  dan  juga  proses  pengeringan, sehingga  air  bebas  dari  bahan  menjadi  relatif  sedikit,  menyebabkan  kadar  airnya
menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marks, et al. 2000 yang menyatakan bahwa  gugus  sulfat  yang  bermuatan  negatif  pada  karagenan  akan  membentuk
ikatan  hidrogen  dengan  air  dan  dapat  mempercepat  pembentukkan  senyawa seperti gel. Hubungan  konsentrasi karagenan  dengan  kadar air dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar air
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air
Dari  daftar  analisis  sidik  ragam  Lampiran  1,  lama  penyimpanan memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  kadar  air  selai
kelapa  muda  lembaran.  Hasil  uji  LSR  utama  pengaruh  lama  penyimpanan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 13.
ŷ = -0,409K + 16,88 r = -0,917
8 10
12 14
16 18
20
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
K ada
r ai
r
Konsentrasi karagenan
Tabel 13. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- L
1
= 0 Hari 12,468
c C
2 0,573
0,788 L
2
= 2 Hari 13,613
b B
3 0,601
0,828 L
3
= 4 Hari 14,499
a A
4 0,617
0,849 L
4
= 6 Hari 14,757
a A
Keterangan :  Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  13  memperlihatkan  bahwa  kadar  air  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  L
4
6  hari  yaitu  sebesar  14,757  dan  yang  terendah  terdapat  pada perlakuan  L
1
0  hari  yaitu  sebesar  12,468.  Hal  ini  dikarenakan  selama penyimpanan terjadi proses sineresis pada gel yang mengakibatkan semakin lama
penyimpanan  yang  dilakukan  akan  menyebabkan  kadar  air  pada  selai  semakin tinggi. Proses sineresis adalah keluarnya atau merembesnya  cairan dari suatu gel
Winarno, 1992.  Hubungan  lama penyimpanan dengan  kadar air disajikan   pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan lama penyimpanan dengan kadar air
ŷ = 0,212L + 13,64 r = 0,963
8 10
12 14
16 18
20
2 4
6
K ada
r ai
r
Lama penyimpanan hari
Pengaruh  interaksi  antara  konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan terhadap kadar air
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  1,  konsentrasi  karagenan    dan  lama penyimpanan  memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap
kadar air selai kelapa muda lembaran yang dihasilkan. Hasil  pengujian  LSR  menunjukkan  bahwa  pengaruh  interaksi  antara
konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air  yang dihasilkan pada setiap perlakuan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan terhadap kadar air terhadap selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
K
1
L
1
14,783 b
C 2
1,145 1,577
K
1
L
2
14,945 b
B 3
1,203 1,657
K
1
L
3
15,206 a
A 4
1,233 1,699
K
1
L
4
15,346 a
A 5
1,260 1,733
K
2
L
1
13,358 e
D 6
1,275 1,756
K
2
L
2
14,860 e
D 7
1,287 1,783
K
2
L
3
14,152 d
D 8
1,294 1,802
K
2
L
4
14,429 c
D 9
1,302 1,817
K
3
L
1
11,418 f
E 10
1,301 1,829
K
3
L
2
13,016 e
D 11
1,311 1,838
K
3
L
3
14,087 d
D 12
1,313 1,848
K
3
L
4
14,547 c
C 13
1,315 1,855
K
4
L
1
10,315 f
E 14
1,317 1,863
K
4
L
2
12,632 e
E 15
1,319 1,869
K
4
L
3
14,551 c
C 16
1,321 1,875
K
4
L
4
14,705 b
C
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  14  memperlihatkan  bahwa  kadar  air  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  K
1
L
4
sebesar  15,346  dan  terendah  terdapat  pada  perlakuan  K
4
L
1
sebesar  10,315.  Semakin  besar  konsentrasi  karagenan  maka  kadar  air  semakin
menurun.  Ini  disebabkan  oleh  gugus  sulfat  pada  karagenan  membentuk  ikatan hidrogen  dengan  air  dan  juga  proses  pengeringan,  sehingga  air  bebas  dari  bahan
menjadi  relatif  sedikit,  menyebabkan  kadar  airnya  menurun.  Berbeda  dengan penyimpanan dimana semakin lama penyimpanan maka kadar air semakin tinggi.
Hal  ini  dikarenakan  selama  penyimpanan  terjadi  proses  sineresis  pada  gel  yang meningkatkan  kadar  air  pada  selai  meningkat.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan
Marks, et al. 2000 yang menyatakan bahwa gugus sulfat yang bermuatan negatif pada  karagenan  akan  membentuk  ikatan  hidrogen  dengan  air  dan  dapat
mempercepat  pembentukan  senyawa  seperti  gel  dan  pernyataan  Winarno  1992 yang  menyatakan  bahwa  selama  penyimpanan  terjadi  proses  sineresis  pada  gel
yang  mengakibatkan  semakin  lama  penyimpanan  yang  dilakukan  akan menyebabkan  kadar  air  pada  selai  semakin  tinggi.  Hubungan  interaksi  antara
konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan  terhadap  kadar  air  disajikan  pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan interaksi antara konsentrasi karagenan dan lama penyimpanan dengan kadar air
K1; ŷ = 0,039L + 14,77
r = 0,9929 K2;
ŷ = 0,070L + 13,42 r = 0,9879
K3; ŷ = 0,209L + 11,69
r = 0,9715 K4;
ŷ = 0,301L + 10,78 r = 0,9486
9,00 10,00
11,00 12,00
13,00 14,00
15,00 16,00
2 4
6
ka da
r ai
r
Lama penyimpanan hari K1 2,5
K2 3,5 K3 4,5
K4 5,5
Total Asam Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  2,  konsentrasi  karagenan memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  total  asam  selai
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Konsentrasi Rataan
Notasi 0,05
0,01 Karagenan
0,05 0,01
- -
- K
1
= 2,5 0,049
c B
2 0,009
0,012 K
2
= 3,5 0,058
bc AB
3 0,009
0,013 K
3
= 4,5 0,063
ab A
4 0,010
0,013 K
4
= 5,5 0,069
a A
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  15  memperlihatkan  bahwa  total  asam  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  K
4
5,5  yaitu  sebesar  0,069  dan  yang  terendah  terdapat  pada perlakuan K
1
2,5 yaitu sebesar 0,049. Semakin tinggi konsentrasi karagenan maka  total  asam  semakin  meningkat.  Hal  ini  disebabkan  karena  karagenan
mampu  membentuk gel, sehingga  mampu  mengikat asam-asam  yang terkandung dalam  air  pada  bahan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Cahyadi  2006  yang
menyatakan  bahwa  kemampuan  karagenan  membentuk  gel  dengan  ion-ion merupakan  dasar  dalam  penggunaannya  di  bidang  pangan.  Dan  dikarenakan
karagenan  itu  sendiri  yang  bersifat  asam,  sehingga  semakin  banyak  karagenan maka  total  asam  akan  meningkat.  Hubungan  konsentrasi  karagenan  dengan  total
asam disajikan  pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan konsentrasi karagenan dengan total asam
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  2,  lama  penyimpanan  memberikan pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  total  asam  selai  kelapa  muda
lembaran.  Hasil  uji  LSR  efek  utama  pengaruh  lama  penyimpanan  terhadap  total asam selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total asam selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- -
- L
1
= 0 Hari 0,026
d D
2 0,009
0,012 L
2
= 3 Hari 0,043
c C
3 0,009
0,013 L
3
= 4 Hari 0,074
b B
4 0,010
0,013 L
4
= 6 Hari 0,097
a A
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  16  memperlihatkan  bahwa  total  asam  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  L
4
6  hari  yaitu  sebesar  0,097  dan  yang  terendah  terdapat  pada
ŷ = 0,039K + 0,107 r = 0,946
0,00 0,01
0,02 0,03
0,04 0,05
0,06 0,07
0,08
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
T o
ta l
as am
Konsentrasi karagenan
perlakuan  L
1
0  hari  yaitu  sebesar  0,026.  Semakin  lama  penyimpanan  maka semakin  tinggi  total  asam  selai  kelapa  muda  lembaran.  Hal  ini  dikarenakan
semakin  banyaknya  gula  yang  terhidrolisis  menjadi  asam  selama  penyimpanan sesuai dengan literatur Barlina 2004 yang menyatakan bahwa peningkatan asam
pada  bahan  pangan  dapat  terjadi  karena  penguraian  glukosa  menjadi  asam. Hubungan lama penyimpanan dengan total asam disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan lama penyimpanan dengan total asam
Pengaruh  interaksi  antara  konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan terhadap total asam
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  2,  menunjukkan  bahwa  konsentrasi karagenan  dan  lama  penyimpanan  memberikan  pengaruh  berbeda  tidak  nyata
P0,05 terhadap total asam yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Vitamin C Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap kadar vitamin C
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  3,  konsentrasi  karagenan memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  kadar  vitamin  C
ȳ = -0.1239L + 0.527 r = 0,9932
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12
2 4
6
T o
ta l
as am
Lama penyimpanan  hari
selai  kelapa  muda  lembaran.  Hasil  uji  LSR  efek  utama  pengaruh  konsentrasi karagenan terhadap kadar vitamin  C selai kelapa muda  lemabaran  disajikan pada
Tabel 17. Tabel 17. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap
kadar vitamin C selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 2,250
d D
2 0,380
0,523 K
2
= 3,5 3,398
c C
3 0,399
0,549 K
3
= 4,5 4,462
b B
4 0,409
0,563 K
4
= 5,5 5,254
a A
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  17  memperlihatkan  bahwa  kadar  vitamin  C  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  K
4
5,5  yaitu  sebesar  5,254  mg100  g  bahan  dan  yang  terendah terdapat  pada  perlakuan  K
1
2,5  yaitu  sebesar  2,250  mg100g  bahan.  Semakin tinggi  konsentrasi  karagenan  yang  ditambahkan  maka  kadar  vitamin  C  semakin
meningkat. Ini dikarenakan peningkatan konsentrasi karagenan yang ditambahkan berhubungan  dengan  sifat  karagenan  yang  sangat  mudah  mengikat  molekul-
molekul  air  juga  senyawa-senyawa  lain  seperti  vitamin  C,  asam-asam  organik, yang  terdapat  di  dalam  campuran,  sehingga  senyawa  yang  mudah  menguap  dan
rusak  oleh  proses  pengolahan  dapat  dihambat  sebagian  dengan  penambahan karagenan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Winarno  2004  yang  menyatakan
bahwa  peningkatan  konsentrasi  karagenan  yang  ditambahkan  berhubungan dengan  sifat  karagenan  yang  sangat  mudah  mengikat  molekul-molekul  air  juga
senyawa-senyawa  lain  seperti  vitamin  C,  asam-asam  organik,  yang  terdapat  di dalam campuran, sehingga senyawa  yang  mudah menguap dan rusak oleh proses
pengolahan  dapat  dihambat  sebagian  dengan  penambahan  karagenan.  Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar vitamin C disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan konsentrasi karagenan dengan kadar vitamin C
Pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  3,  menunjukkan  bahwa  lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata P0,05 terhadap kadar
vitamin C yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh  interaksi  antara  konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan terhadap kadar vitamin C
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  3,  menunjukkan  bahwa  konsentrasi karagenan  dan  lama  penyimpanan  memberikan  pengaruh  berbeda  tidak  nyata
P0,05  terhadap  kadar  vitamin  C  yang  dihasilkan,  sehingga  uji  LSR  tidak dilanjutkan.
Total Padatan Terlarut Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap total padatan terlarut
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  4,  konsentrasi  karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata P0,01 terhadap total padatan selai
ŷ = 6,71K + 52,08 r = 0,985
1 2
3 4
5 6
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
K ada
r v
it am
in C
m g
100g
Konsentrasi karagenan
kelapa muda lembaran. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap  total  padatan  terlarut  selai  kelapa  muda  lembaran  disajikan  pada  Tabel
18. Tabel 18. Hasil uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap
total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 19,394
d D
2 1,152
1,585         K
2
= 3,5 23,041
c C
3 1,209
1,666         K
3
= 4,5 26,780
b B
4 1,240
1,708         K
4
= 5,5 30,955
a A
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  18  memperlihatkan  bahwa  total  padatan  terlarut  tertinggi  terdapat pada  perlakuan  K
4
5,5  yaitu  sebesar  30,955
o
Brix  dan  yang  terendah  terdapat pada  perlakuan  K
1
2,5  yaitu  sebesar  19,394
o
Brix.  Semakin  tinggi  konsentrasi karagenan maka total padatan terlarut semakin meningkat. Terjadinya peningkatan
total padatan terlarut disebabkan karagenan yang dapat menstabilkan bahan dalam bentuk  suspensi  yang  dapat  mengikat  gula-gula  dan  karagenan  merupakan  jenis
polisakarida  yang  dapat  terurai  menjadi  gula  pereduksi,  sehingga  meningkatkan total  padatan  terlarut  bahan.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Estiasih  dan
Ahmadi  2009  yang  menyatakan  bahwa  hidrokoloid  seperti  karagenan merupakan  polisakarida  yang  dapat  menstabilkan  bahan  dalam  bentuk  suspensi.
Hubungan  konsentrasi karagenan  dengan  total padatan terlarut dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan konsentrasi karagenan dengan total padatan terlarut
Pengaruh lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  4,  lama  penyimpanan  memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda
lembaran.  Hasil  uji  LSR  efek  utama  pengaruh  lama  penyimpanan  terhadap  total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 19.
Tabe1 19. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap total padatan terlarut selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L1 = 0 Hari 26,170
a A
2 1,152
1,585  L2 = 2 Hari 25,149
b AB
3 1,209
1,666  L3 = 4 Hari 24,478
c AB
4 1,240
1,708  L4 = 6 Hari 24,372
d B
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  19  memperlihatkan  bahwa  total  padatan  terlarut  tertinggi  terdapat pada  perlakuan  L
1
0  hari  yaitu  sebesar  26,170
o
Brix  dan  yang  terendah  terdapat pada perlakuan L
4
6 hari  yaitu sebesar 24,372
o
Brix. Semakin lama penyimpanan
ŷ = 1,636K + 58,36 r = 0,961
5 10
15 20
25 30
35
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
T o
ta l
pa da
ta n
t er
la rut
° B
ri x
Konsentrasi karagenan
maka semakin rendah total padatan terlarutnya. Hal ini dikarenakan semakin lama masa  simpan  maka  kadar  air  semakin  meningkat.  Meningkatnya  kadar  air  maka
total  padatan  terlarut  semakin  menurun  karena  jumlah  air  yang  digunakan  untuk melarutkan  padatan  semakin  banyak.  Hubungan  lama  penyimpanan  dengan  total
padatan terlarut dapat disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan lama penyimpanan dengan total padatan terlarut
Pengaruh  interaksi  antara  konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan terhadap total padatan terlarut
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  4,  menunjukkan  bahwa  konsentrasi karagenan  dan  lama  penyimpanan  memberikan  pengaruh  berbeda  tidak  nyata
P0,05 terhadap  total  padatan  terlarut  yang  dihasilkan,  sehingga  uji  LSR  tidak dilanjutkan.
ŷ
= -0,3033L + 25,952 r = -0,8967
23,50 24,00
24,50 25,00
25,50 26,00
26,50
2 4
6
T o
ta l
pa d
a ta
n t
er la
rut °B
ri x
Lama penyimpanan  hari
Uji Skor Warna dan Uji Organoleptik Warna Numerik 1.
Uji Skor Warna Pengaruh konsentrasi karagenan terhadap uji skor warna
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  5,  konsentrasi  karagenan memberikan  pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  uji  skor  warna
selai  kelapa  muda  lembaran.  Hasil  uji  LSR  efek  utama  pengaruh  konsentrasi karagenan  terhadap  uji  skor  warna  selai  kelapa  muda  lembaran  disajikan  pada
Tabel 20. Tabel 20. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi karagenan terhadap uji
skor warna selai kelapa muda lembaran Jarak
LSR Konsentrasi
Rataan Notasi
0,05 0,01
Karagenan 0,05
0,01 -
- -
K
1
= 2,5 2,867
a A
2 0,109
0,150          K
2
= 3,5 2,783
a A
3 0,114
0,158          K
3
= 4,5 2,558
b B
4 0,117
0,162          K
4
= 5,5 2,275
c C
Keterangan :  Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5  huruf  kecil  dan  berbeda  sangat  nyata  pada  taraf  1  huruf  besar  menurut  uji
LSR
Tabel  20  memperlihatkan  bahwa  uji  skor  warna  tertinggi  terdapat  pada perlakuan  K
1
2,5  yaitu sebesar 2,867  putih  dan  yang terendah terdapat  pada perlakuan K
4
5,5 yaitu sebesar 2,275 agak putih. Semakin tinggi konsentrasi karagenan  maka  uji  skor  warna  semakin  menurun.  Uji  skor  warna  berhubungan
dengan  uji  hedonik  warna,  dimana  semakin  tinggi  konsentrasi  karagenan  maka panelis  kurang  menyukai  dikarenakan  warna  semakin  gelap.  Hal  tersebut
diperkuat  dengan  jumlah  karagenan  yang  ditambahkan  semakin  banyak, karagenan mempengaruhi kekentalan produk, penyebab warna semakin gelap. Hal
ini  sesuai  dengan  pernyataan  Estiasih  dan  Ahmadi  2009  yang  menyatakan
bahwa karagenan mempunyai sifat sebagai pengental. Hubungan lama konsentrasi karagenan dengan uji skor warna disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Hubungan konsentrasi karagenan dengan uji skor warna
Pengaruh lama penyimpanan terhadap uji skor warna
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  5,  lama  penyimpanan  memberikan pengaruh  berbeda  sangat  nyata  P0,01  terhadap  uji  skor  warna  selai  kelapa
muda  lembaran.  Hasil uji  LSR efek utama pengaruh  lama penyimpanan terhadap uji skor warna selai kelapa muda lembaran disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Uji LSR efek utama pengaruh lama penyimpanan terhadap uji skor warna selai kelapa muda lembaran
Jarak LSR
Lama Penyimpanan Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
- -
L
1
= 0 Hari 2,808
a A
2 0,109
0,150       L
2
= 2 Hari 2,650
b B
3 0,114
0,158       L
3
= 4 Hari 2,575
b BC
4 0,117
0,162       L
4
= 6 Hari 2,450
c C
Keterangan  :    Notasi  huruf  yang  berbeda  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata  pada  taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji
LSR
Tabel  21  memperlihatkan  bahwa  uji  skor  warna  tertinggi  terdapat  pada perlakuan L
1
0 hari  yaitu sebesar 2,808 putih dan yang terendah terdapat pada
ŷ = -0,164K + 3,436 r = -0,723
1,0 1,4
1,8 2,2
2,6 3,0
3,4 3,8
4,2
1,5 2,5
3,5 4,5
5,5 6,5
U ji
s ko
r w
ar n
a
Konsentrasi karagenan
perlakuan L
4
6 hariyaitu sebesar 2,450 agak putih. Uji skor warna berhubungan dengan uji organoleptik warna, dimana semakin lama penyimpanan maka panelis
kurang menyukai dikarenakan selama penyimpanan telah terjadi perubahan warna yang  tidak  disukai  panelis.  Semakin  lama  penyimpanan  maka    uji  skor  warna
semakin  rendah.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  aktivitas  mikroorganisme  selama penyimpanan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna selama waktu
penyimpanan, hal  ini menyebabkan uji skor warna mengalami penurunan. Sesuai pernyataan  Buckle,  et  al.  1987  yang  menyatakan  bahwa  pertumbuhan
mikroorganisme dapat mengakibatkan berbagai perubahan  fisik dan kimiawi dari suatu  bahan  pangan  sehingga  akan  menyebabkan  perubahan  warna  pada  bahan
pangan  yang  tidak  dapat  diterima  oleh  konsumen.  Hubungan  lama  penyimpanan dengan uji skor warna disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan lama penyimpanan dengan uji skor warna
Pengaruh  interaksi  antara  konsentrasi  karagenan  dan  lama  penyimpanan terhadap uji skor warna
Dari  daftar  sidik  ragam  Lampiran  5  menunjukkan  bahwa  konsentrasi karagenan  dan  lama  penyimpanan  memberikan  pengaruh  berbeda  tidak  nyata
ŷ = -0,0575L + 2,7933 r = -0,9827
2,3 2,4
2,5 2,6
2,7 2,8
2 4
6
U ji
s ko
r w
ar n
a
Lama penyimpanan hari
P0,05  terhadap  uji  skor  warna  yang  dihasilkan,  sehingga  uji  LSR  tidak dilanjutkan.
2. Uji Organoleptik Warna Numerik