Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil

27 Prasarana kepariwisataan Tourism Infrastruktures adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya Yoeti,1983: 186. Prasarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Prasarana Umum General infrastruktures Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi perekonomian, yang termasuk dalam kelompok ini adalah: - Sistem penyediaan air bersih - Pembangkit tenaga listrik - Jaringan jalan raya dan jembatan - Airport, seaport, terminal dan stasiun - Alat angkutan - Telekomunikasi 2. Kebutuhan Masyarakat Banyak Basic needs of civilized life Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah: - Rumah Sakit - Apotik - Bank - Kantor Pos - Administration Office Pemerintahan Umum seperti : Polisi, Pengadilan, dan lain-lain.

2.8 Pengembangan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Untuk meningkatkan potensi daya tarik wisata di suatu daerah diperlukan usaha untuk mengembangkan daya tarik wisata dan membangun objek wisata yang sudah ada, maupun usaha untuk menciptakan objek wisata dan daya tarik wisata baru. Misalnya dengan cara menggariskan kebijaksanaan pengembangan pariwisata jangka panjang dan jangka pendek, menyiapkan, memberi dan menyebarkan informasi kepariwisataan dengan ruang lingkup yang seluas-luasnya Pendit, 1999:300. Universitas Sumatera Utara 28 Menurut Drs. Oka A. Yoeti 1996: 178, hal yang terpenting agar usaha pengembangan sekaligus pengelolaan obyek dan daya tarik wisata dapat menarik dan memotivasi untuk berkunjung adalah dengan terpenuhinya tiga syarat utama yang harus dimiliki objek wisata, yaitu: a. Something to do, yaitu sesuatu kegiatan yang dapat dilakukan. b. Sometthing to see, yaitu sesuatu hal yang dapat dilihat. c. Something to buy, yaitu sesuatu yang dapat dibeli. Terdapat beberapa hal yang merupakan prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan objek dandaya tarik wisata sesuai dengan UU No. 9 Tahun 1990, antara lain : a. Mampu mendorong peningkatan dan perkembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya dalam masyarakat. b. Memperhatikan nilai-nilai agama, adat-istiadat serta pandangan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. c. Memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. d. Memperhatikan kelestarian usaha pariwisata itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 29 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH SINGKIL

3.1 Kondisi umum Kabupaten Aceh Singkil

Kabupaten Aceh Singkil merupakan sebuah kabupaten yang berada di ujung barat daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Indonesia. Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah yaitu daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Aceh Singkil terletak di Singkil. Kabupaten Aceh Singkil terletak di jalur barat Sumatera yang menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga, namun demikian jalurnya sangat bergunung-gunung dan perlu dilakukan banyak perbaikan akses jalan agar keterisolasian wilayah dapat teratasi. Sebelum Kabupaten Aceh Singkil terbentuk, wilayah Singkil dahulu merupakan daerah yang sangat terpencil dikarenakan kondisi alamnya yang masih berupa rawa-rawa dan hutan belantara yang sangat sulit untuk didatangi karena keterbatasan jalur transportasinya. Jalur transportasi yang dahulu ada hanya melalui jalur laut, itu pun harus ditempuh berhari-hari lamanya dari kota Sibolga untuk dapat mencapai kota Singkil. Sedangkan dari daerah pedalaman untuk sampai ke kota Singkil harus melalui jalur sungai yang juga memakan waktu yang lama pula. Keadaan ini berubah seiring Universitas Sumatera Utara 30 dengan terbentuknya Kabupaten Aceh Singkil yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999 Unadang-undang No. 14 tahun1999, dan pelantikan Makmur Syah Putra, SH sebagai pejabat Bupati Kabupaten Aceh Singkil, tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, di Jakarta. Pada awal pembentukannya, kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 4 kecamatan yaitu: kecamatan Singkil, kecamatan Pulau Banyak, kecamatan Simpang Kiri, kecamatan Simpang Kanan. Peresmian Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Gubernur Provinsi Daerah stimewa Aceh di Lapangan Sultan Daulat Singkil. Maka sejak saat itu lambat laun wilayah Aceh Singkil menjadi semakin berkembang seiring dengan terbentuknya Kabupaten Aceh singkil. Tahap demi tahap pembangunan di wilayah Aceh Singkil mulai berjalan dengan dibangunnya sarana transportasi jalan, perkantoran dan pelabuhan. Berbagai sarana dan prasarana mulai dibangun dan dibenahi, ini terlihat dengan dibangunnya jalan Singkil-Rimo-Subulussalam sehingga memudaahkan masyarakat untuk berhubungan ke kota Singkil sebagai ibu kota kabupaten. Setelah jalan Singkil-Rimo-Subulussalam dibuka, maka tanah ini menjadi andalan mendatangkan uang. Daerah yang semulanya hutan belantara kini berubah menjadi daerah yang produktif dan berkembang, yang semula merupakan daerah buangan setelah dibuka menjadi daerah bilangan. Tata ruang masih merupakan kendala yang sangat berat dihadapi oleh kabupaten Aceh Singkil yang belum lama berdiri, akan tetapi hal ini tidak menjadi halangan berarti bagi pemerintah kabupaten Universitas Sumatera Utara 31 Aceh Singkil untuk mensejajarkan dirinya dengan kabupaten-kabupaten lain di provinsi Aceh. Berbagai fasilitas pendidikan dan kesehatan mulai banyak dibangun, begitu juga dengan fasilitas umum lainnya seperti jembatan dan jalan yang merupakan sarana vital bagi masyarakat umum. Beberapa sektor juga mulai dibenahi seperti sektor pariwisata dengan mengandalkan Pulau Banyak sebagai tujuan utama wisata dii Aceh Singkil. Sektor perkebunan juga berkembang pesat, dengan banyaknya pembukaan lahan-lahan Perkebunan Kelapa Sawit oleh perusahaan-perusahaan swasta untuk menanamkan investasinya di wilayah Aceh Singkil. Bukan hanya lahan perkebunan yang dibuka, tetapi pabrik-pabrik pengolahan minyak kelapa sawit juga dibangun perusahaan-perusahaan swasta tersebut, diantaranya adalah PT Socfindo, PT Uber Traco, PT Astra, PT Asdal, PT Delima Makmur dan lain-lain. Sektor perikanan juga semakin digalakkan dengan memperbanyak kapal-kapal penangkap ikan bagi nelayan dimana merupakan mata pencaharian penduduk di sepanjang pesisir wilayah pantai Aceh Singkil. Ke semua sektor yang berhasil dibangun ini akhirnya semakin mempercepat gerak roda pembangunan di kabupaten Aceh Singkil.

3.2 Letak Geografis, Tofografi, dan Batas Administratif