Martina Susely Br Surbakti : Hubungan Antara Jumlah Kejahatan Dan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Personil Polisi Pada Setiap Polsek Di Kabupaten Karo Tahun 2008, 2009.
keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal kategori, paling tidak berjenis nominal. Rumus yang digunakan adalah :
N C
hitung hitung
+ =
2 2
χ χ
Keterangan : C
= Koefisien kontigensi
2 hitung
χ = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
Harga koefisien kontigensi maksimum dihitung dalam rumus sebagai berikut : C
maks
= m
m 1 −
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara baris dan kolom.
Dengan membandingkan C dengan C
maks
. Hubungan itu disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara -1 dan 1. Bila harga Q mendekati 1 maka hubungan
tambah erat dan bila Q mejauhi 1 maka hubungannya semakin kurang erat.
100 ×
=
maks
C C
Q
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :
Martina Susely Br Surbakti : Hubungan Antara Jumlah Kejahatan Dan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Personil Polisi Pada Setiap Polsek Di Kabupaten Karo Tahun 2008, 2009.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang , identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan
pustaka, serta sistematika penulisan. BAB 2
: TINJAUAN TEORITIS Pada Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan
dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan Chi-Kuadrat.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Pada Bab ini penulis memaparkan sejarah tempat riset yaitu Polres Tanah Karo.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis menganalisa data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada Bab ini berisi tentang program yang dipakai untuk memproses penelitian.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Martina Susely Br Surbakti : Hubungan Antara Jumlah Kejahatan Dan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Personil Polisi Pada Setiap Polsek Di Kabupaten Karo Tahun 2008, 2009.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Statistik non Parametrik
Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat yang mengenai parameter-
parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel yang diteliti pada dasarnya memiliki
kontinuitas.
Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak digunakan analisa statistik parametrik dari pada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita
telah mengetahui model matematis dan distribusi populasi suatu data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data
dan jumlah data relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik statistik bebas sebaran.
Statistik non parametrik mempunyai kelebihan atau keunggulan yaitu kebanyakan prosedur parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal
maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan
manual. Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan
Martina Susely Br Surbakti : Hubungan Antara Jumlah Kejahatan Dan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Personil Polisi Pada Setiap Polsek Di Kabupaten Karo Tahun 2008, 2009.
untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus secara tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan
statistik non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statisitk yang kurang biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami.
Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan menggunakan skala pengukuran.
Sedangkan kelemahan dari statistik non parametrik adalah perhitungan- perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan
sederhana, prosedur-prosedur ini kadang-kadang digunakan untuk kasus-kasus yang lebih tepat bila ditangani prosedur-prosedur non parametrik sehingga cara seperti ini
sering menyebabkan pemborosan informasi. Meskipun prosedur non parametrik terkenal karena prinsip perhitungan yang sederhana, pekerjaan hitung-menghitung
selalu membutuhkan banyak tenaga dan akan menimbulkan kejenuhan.
Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar penggunaan statistik
non parametrik : 1.
Hipotesis yang diuji tidak melibatkan parameter populasi 2.
Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik 3.
Asumsi-asumsi parametrik tidak terpenuhi.
Banyak prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik, diantaranya :
1. Uji Chi-kuadrat
2. Uji Binomial
Martina Susely Br Surbakti : Hubungan Antara Jumlah Kejahatan Dan Jumlah Penduduk Dengan Jumlah Personil Polisi Pada Setiap Polsek Di Kabupaten Karo Tahun 2008, 2009.
3. Uji Run
4. Uji Kolmogorov Smirnov Satu Sampel
5. Uji Dua Sampel Independen
6. Uji Beberapa Sampel Independen
7. Uji Dua Sampel yang Berkaitan
8. Uji Beberapa Sampel yang Berkaitan.
Dalam penelitian ini digunakan Analisa data kuantitatif data yang berbentuk bilangan secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-kuadrat X
2
. Chi-kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis
statistik. Di dalam Chi-kuadrat terdapat teknik analisa statistik untuk mengetahui signifikan perbedaan antara proyeksi subjek dan objek penelitian yang datanya telah
dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi ke dalam dua macam kategori atau lebih tergantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.
2.2 Hipotesa